Balas Dendam Malah Cinta - Bab 30 Dion Memilih Untuk Mengalah

Bab 30 Dion Memilih Untuk Mengalah

Ibu Dion marah dan mengalami sesak nafas setelah mendengar kata Dion, langsung berkata pada Dion: "Kamu benar-benar ingin bersama dengan Cindy? Apa yang bisa dia berikan untukmu, apakah kamu pernah mengecek DNA anak itu? Kamu yakin itu anakmu?"

Tidak tega melihat ibunya begitu sakit, Dion dengan nada rendah berkata: "Sudahlah, kamu jangan marah lagi."

"Kamu masih tahu menyuruh ku untuk tidak marah, kamu janji padaku untuk tidak menemui Cindy dan Tian, maka saya tidak akan menyakiti mereka, jika kamu masih tidak mendengarku, jangan salahkan aku jika berbuat sesuatu pada mereka." Ibu Dion melihat Dion berkata, Elsa yang mendengar kata ibu Dion pun sangat senang, karena ibu Dion lebih mendukungnya, dengan begitu dia dan Dion akan kembali bersama lagi, dan Cindy hanya akan menjadi orang ketiga.

"Baik..baik..baik." Dion dengan nada rendah berkata, yang harus dia lakukan sekarang adalah menuruti kata-kata ibunya, bagaimana pun ibunya sudah tua, dia takut membuatnya marah akan merusak kesehatannya.

"Dion, tante, saya pulang dulu ya." Elsa dengan senang berkata, setelah berkata dia pun bersiap-siap untuk pulang, ibu Dion berkata: "Makan lah dulu, nanti malam saya akan menyuruh Dion untuk mengantar mu pulang."

"Benarkah?" Elsa melihat Dion dan berkata, di dalam hati, Dion sebenarnya menolak, namun karena ibunya yang mencubit lengannya, dia pun dengan terpaksa melihat ibunya, ibu Dion tersenyum melihat Elsa dan berkata: "Dion akan mengatarmu pulang, yah kan Dion?" ibu Dion dengan tegas melihat Dion berkata, ibu Dion dengan memaksa terus melihat Dion.

Akhirnya dengan terpaksa Dion menganggukkan kepala, Elsa yang melihat itu pun dengan senang berjalan ke sisi ibu Dion, dengan natural mengandeng lengan ibu Dion,dan berkata: "Kalau begitu nanti saya akan menelepon ibuku, terimakasih atas undangan tante."

"Saya suka rumah ini ramai." Ibu Dion berkata pada Elsa.

"Dimana Tian, mengapa aku tidak melihat kamu membawanya kembali?" ibu Dion dengan heran bertanya, saat itu lampu rumah menyala, menerangi seluruh rumah, dan juga wajah Dion yang penuh bekas luka.

"Aduh, ada apa dengan mu, bertengkar dengan siapa." Ibu Dion dengan sedih berkata, dia merabah wajah Dion dengan marah berkata: "Siapa yang melakukan ini? Cindy?"

"Bukan." Dion dengan kesal menyampingkan tangan ibu nya, karena ini mengingatkannya pada Hendra.

Elsa pun melihat wajah Dion dengan kasihan berkata: "Sudah pakai obat? Apakah sakit?"

Dion tidak menjawab pertanyaan mereka dan berbalik naik ke atas, tugasnya sekarang hanyalah merebut Cindy kembali, dia tidak akan membiarkan Cindy bersama dengan Hendra, walaupun Cindy akan membencinya.

"Kamu mau pergi kemana." Ibu Dion menjerit kepada Dion, melihat Dion sama sekali tidak menghiraukannya, dia baru saja akan marah, namun Elsa berkata: "Tante, jangan marah, mungkin Dion sedang marah karena masalah dia bertengkar tadi, dia tidak bermaksud untuk tidak menghiraukanmu."

Ibu Dion dengan tenang berkata pada Elsa: "Memang kamu yang lebih mengerti, saya hanya memiliki seorang anak laki-laki, pasti harus memberikannya yang terbaik, tentu tidak akan membiarkan orang lain menyakitinya."

Dion kembali ke kamarnya, membuka komputer dan mengecek email yang tidak memiliki nama itu, melihat foto di atas, dia menjadi semakin marah.

"Wanita bejat, setiap hari menggoda pria." Dion berkata pada dirinya sendiri.

Dia mengeluarkan ponsel dan menelepon asistennya bertanya: "Sudah menemukan orang yang mengirimkan email?"

"Sementara belum menemukan pelakunya, namun sudah mengetahui tempatnya." Asisten berkata.

"Dimana?" Dion mengerutkan dahi berkata, siapapun yang mengirimkan foto pasti ada tujuannya, demi menjaga agar foto ini tidak disebar luaskan, secepatnya temukan tujuan orang yang melakukan ini.

"Tempat kediaman nona Elsa." Asistennya berkata.

Setelah Dion mendengar itu, dia mengerutkan dahi, karena masalah ini ada hubungannya dengan Elsa, dia yakin Elsa pasti mengetahui hal yang tidak diketahuinya, lagipula mereka pernah tinggal bersama sebelumnya.

Setelah duduk di kursi meragukan hal ini, dia bangkit dan keluar dari kamar, saat itu ibu Dion dan Elsa sedang menyiapkan makan malam di dapur, karena ibu Dion sudah belajar memasak, jadi dia ingin Elsa merasakan masakannya, mba Tara pun ikut membantu.

"Saya akan mentraktirmu makan diluar?" Dion bersandar di pintu dan berkata, ibu Dion mendengar kata Dion dengan senang mendorong Elsa, dengan nada kecil berkata di telinga Elsa: "Cepat, ini adalah kesempatan baik." Setelah Elsa mendengar itu, hanya menundukkan kepala dengan senyum kecil terlihat begitu malu-malu.

"Baiklah, tante apakah kamu ikut?" Elsa menarik tangan ibu Dion dan berkata, walaupun hati Elsa sangat senang, namun perlakuan Dion membuat Elsa merasa ada sesuatu yang janggal.

"Dia tidak ikut, pergi atau tidak?" Dion dengan dingin berkata, kali ini dia mentraktir Elsa karena ada tujuan tertentu, jika ibunya ikut maka semuanya akan menjadi gagal.

Ibu nya mengerutkan dahi dengan bercanda berkata: "Iya..iya..iya, saya tidak ikut, sudah ada calon istri ia melupakan ibunya."

"Mana mungkin." Elsa dengan malu berkata.

Dion mendengar percakapan mereka pun langsung berbalik badan dan pergi, Elsa melihat Dion sudah pergi pun langsung mengucapkan selamat tinggal pada ibu Dion dan mengejar Dion.

Memakai heels dan berlari membuatnya lelah, Elsa berlari sangat lama baru dapat mengejar Dion, Dion dengan tidak suka berkata: "Kondisi fisik mu lemah sekali."

"Saya." Elsa tidak tahu harus berkata apa, hanya membuka pintu mobil dan duduk didalamnya.

Mobil melaju dengan cepat, kali ini Dion mengendarai mobil sport, dan Elsa memakai rok yang terbuka, angin yang menusuk membuat Elsa sangat kedinginan, dia berusaha menahan dingin, karena sebelum naik ke mobil, Dion mengatakan kondisi fisiknya sangat lemah, jadi jika Dion tidak mengatakan dingin, dia juga akan tetap menahannya.

Dion terlihat menahan tawa melihat Elsa, padahal dia sangat kedinginan namun tidak mengatakan apapun, Elsa yang begitu keras terlihat seperti Cindy, Dion menghentikan mobil di pinggir jalan, membuka mantelnya dan memberikan pada Elsa, berkata: "Pakailah, jika kamu kedinginan dan sakit pasti aku yang akan disalahkan."

Melihat mantel di tangannya dengan senang mengangkat kepala berkata pada Dion: "Saya tahu kamu masih peduli padaku." Mendengar hal ini Dion meliriknya dengan kehabisan kata dia pun kembali menghidupkan mobil, dia merasa wanita ini terlalu percaya diri, apapun yang dia lakukan pasti tetap akan dikira semuanya dilakukan untuknya.

"Kamu mencari ku untuk apa?" Elsa dengan senang bertanya, saat ini moodnya sangat baik, hanya karena mantel yang diberikan Dion.

"Kamu sangat pintar." Dion memujinya dan berkata.

"Dulu kamu memperlakukanku seperti itu, tapi setelah kembali ke kamar dan balik untuk mengajakku makan bersama, pasti ada tujuan lain kan?" Elsa melihat pemandangan luar sambil berkata, sebenarnya dia tidak ingin mengatakan ini, karena dengan berkata begitu berarti dirinya hanya memiliki sedikit manfaat bagi Dion, selain sedikit bermanfaat sudah tidak ada kegunaan lain lagi.

"Baiklah, saya memang ada tujuan." Dion melihat Elsa dan berkata: "Beberapa hari yang lalu, ada yang mengirimkan email padaku." Elsa mendengar kata "Email" membuat tubuhnya bergetar, dia ingat jika orang itu mengatakan bahwa tidak akan ada yang bisa mengeceknya, namun mengapa Dion mengetahuinya.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu