Balas Dendam Malah Cinta - Bab 191 Kita Bekerja Samalah

Bab 191 Kita Bekerja Samalah

"Menghilang?" Cindy tidak ingin bermain-main, dia mengira mereka sudah kembali ke Amerika , diantara mereka memang dalam hubungan kerja sama, namun hubungan itu tidak begitu dalam, jadi tidak perlu sering saling menanyakan.

Dion pun menggunakan tangan untuk mengelap tangan Cindy yang basah: "Aku sudah menyelidiki, tidak ada rekaman mereka, jadi aku pikir jika bukan Santo siapa yang akan menyentuh mereka."

"Jadi bagaimana hasilnya." Cindy pun menarik tangannya dan menghapus hidup Dion, kelakuan mereka terlihat sangat biasa.

"Barusan membuat janji, masih belum bertemu." Dion pun menggerakkan punggung, menandakan dia melihat semua kelakuan Cindy dan Hendra.

"Tidak, Hendra masih disana, ada kabar telepon aku, aku keluar dulu." Cindy pun mengambil tasnya dan pergi.

Dion sangat tinggi, menutup jalan Cindy: "Pria ini kenapa begitu penting?"

Cindy pun berkata: "Patuhlah, sekarang aku ingin tahu apa yang ingin dilakukan Hendra, kamu harus tahu, bagaimanapun dia sudah mengikutiku begitu lama, ada hubungan di antara kami aku tidak ingin melawannya."

"Hubungan ?" Dion pun tidak puas dengan kata ini.

Benar-benar tukang cemburu. Cindy pun berkata.

Mencium wajah Dion dan meninggalkan bekas bibir merah berkata: "Patuhlah, kamu tahu aku tidak ada maksud itu, biarkan aku pergi dulu."

Mendapatkan kepuasan, Dion pun sangat senang, dan memberikan jalan untuk Cindy.

Cindy berbalik dan menunjukkan wajahnya, dia pun tersenyum melihat wanitanya berjalan pergi.

Ponsel Dion berbunyi, dari Santo, dia mengatakan tempatnya, Dion membereskan jasnya dan pergi.

Hanya saja mengapa pelayan melihatnya dan tersenyum? Dion merasa aneh.

"Aku bilang, apa karena aku terlambat sebentar saja kamu sudah begitu lapar." Santo menunduk melihat menu, dengan serius berkata.

"Ini dan lafite 1872, oh iya, sebelum makan." Santo pun melihat Dion ingin mentraktir, dia pun tidak sungkan.

Dion mendengar ucapan Santo merasa aneh: "Tuan Santo apa maksudmu."

Santo menunujuk pipinya, gerakan ini membuat seorang pria memperagakannya sangat lucu, terutama pria yang memakai jas, namun terlihat jelas jika orang di depannya lebih malu.

Dion pun mengambil ponsel dan melihat bekas ciuman di wajahnya.

Dia pun merasa sangat malu.

Hendra melihat jam, memikirkan Cindy begitu lama, dia pun berpikir untuk melihatnya di toilet, dia pun melihat Cindy berjalan kearahnya: "Maaf membuatmu menunggu lama."

"Tidak apa-apa, sebentar lagi aku ada jamuan, tidak tahu apakah bisa mengundangmu sebagai pasanganku." Hendra dengan sangat gagah menyodorkan tangankanan mengajak.

Cindy teringat Elsa yang tinggal di rumah Dion, dia pun tersenyum semakin senang: "Tentu, tapi aku ingin kamu menemaniku pergi membeli gaun."

"Tentu saja." Hendra pun mencium tangan Cindy.

Pisau di tangan kanan Dion pun memotong daging, tangan kiri garpunya menusuk daging dengan kesal.

"Tuan Dion, hari ini kamu tidak demam kan?" Santo melihat Dion seperti penuh dendam, tidak mengerti.

Dion baru menyadari dia sudah kelewat batas, bajingan Hendra itu malah mencium tangan Cindy, nanti dia akan membersihkan tangannya dengan bersih, huh!

"Tidak apa-apa, membuatmu melihat ini, sunguh memalukan, saya jika makan steak selalu seperti ini." Dion pun membereskan ekspresinya, dan tersenyum.

Meninggalkan Santo yang terlihat tidak mengerti.

"Tuan Santo, kamu benar-benar tidak tahu di mana hilangnya Nichole dan Jenny?" Dion berkata.

Santo mendengar nama Nichole pun mengerutkan dahi, memikirkan bekas ciuman di pipi Dion, pun tidak senang: "Jika saya ingin menghalangi mereka dari awal sudah membunuh Jenny, tidak akan membiarkannya lagi."

"Mereka sudah menghilang, 2 hari ini saya sudah mencari ke seluruh kota Rao." Dion melihat sepiring daging yang berantakan, dia pun tidak ada nafsu, dan melepaskan pisau.

Santo pun meminum bir, mendengar kata menghilang, mengerutkan dahi.

"Mereka benar-benar tidak ada kaitannya denganku, apakah mereka melarikan diri." Santo tidak yakin berkata.

"Tidak mungkin, saya tebak, mereka dalam masalah." Dion pun mengatakan jawaban yang paling tidak ingin didengar, namun selain jawaban ini, dia tidak ada jawaban lain lagi.

Santo mengerutkan dahi, berkata: "Tuan Dion, seorang istri yang lari dengan orang lain, maksudku, saya tidak peduli, hidup dan mati mereka tidak ada kaitannya denganku."

Dion benar-benar ingin memukul wajah yang dingin itu, harus asal berkata dengan serius, melihat dirinya sudah begitu khawatir.

"Tuan Santo, saya dan Jenny dan juga Nichole adalah teman sekolah, saya ada kakak kelas mereka, saat Nichole berada di masa sulit, dia bertemu dengan Jenny, kamu tahu perasaan orang, selalu akan mengingat orang yang membantunya, menyukainya maka jaga istrimu baik-baik, jangan seharian seperti itu, mengerti?" Dion dengan santai, tidak menghiraukan wajah Santo yang semakin tidak senang.

Santo pun seperti ingin memukul orang, restoran seperti ini bukankah akan membuatnya terlihat begitu rendahan?

"Terima kasih atas perhatianmu dan traktiranmu, saya masih ada masalah, pergi dulu." Santo pun tidak ingin bersama dengan pria ini lagi, mereka semua adalah orang hebat, jangan mengira istrinya melahirkan anak orang dia tidak tahu, masih berani mengajarinya.

Lagi pula, wajahnya juga terlihat seperti itu setiap hari kan?

"Bagaimana kalau kita bekerja sama." Dion pun berdiri, ini lah tujuan dia hari ini.

Langkah kaki Santo pun berhenti, tidak berkata, dan berjalan: "Bir hari ini tidak buruk."

Santo mengayunkan tangan.

"Bir yang sama, bungkus." Dion mengatakan pada pelayan, dia pun menandatangani di bil, orang ini sudah begini masih menginginkan bir darinya, bukan dia tidak bisa beli.

Cindy pun menyatakan dia sangat senang bisa menghadiri jamuan ini apalgi menjadi pasangan Hendra.

Dion barusan keluar dari restoran, melihat jam, hari ini ada jamuan bisnis, dia pun tidak pergi tepat waktu, sampai di sana meminum bir untuk mengatakan maaf sudah bisa, namun ibu Dion pun sudah mencarikannya pasangan.

Sejak kapan ibu Dion mengkhawtirkan masalah ini?

Membuatnya merasa canggung.

Dion melihat Rena duduk di kursi di sebelah kanan, sekarang dia demi berpura-pura bahwa dia sudah berpisah dengan Cindy, dan untuk membohongi orang barulah dia memanggil Rena.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu