Balas Dendam Malah Cinta - Bab 228 Berakting

Bab 228 Berakting

Jay mendengar ucapan Winny seketika pun gemetar, bukankah mengatakan akan memusnahkan ponsel ? Mengapa bisa terjadi hal ini.

Jay pun mengangkat kepala, bertepatan dengan tatapan mata Gangster, tatapan itu seperti mengatikan sesuatu, tapi tidak tahu mengapa, Jay pun merasa gemetar, melihat seperti ada sesuatu yang mematikan.

"Dokter Jay." Gangster dengan suara yang rendah, membuat Jay gemetar, jujur, dia sedikit takut dengan Gangster, apalagi orang yang bisa rekan dengan Winny pasti hebat.

"Ada,, ada masalah apa?" Jay memaksa dirinya untuk tenang, tidak membuat lidahnya memutar, tidak tahu kenapa, setiap kali melihat Gangster, dia selalu merasa takut, apalagi saat dia menatapnya, Jay selalu merasa bulu kuduknya berdiri.

"Ketua ada masalah jadi pergi sebentar, kamu datang bantu aku untuk melakukan penelitian." Gangster pun tidak berkata sesuatu yang salah.

Jay berjalan kehadapannya, baru menyadari bahawa dia merasa kacau dan belum bisa mencerna semuanya.

Gangster melihat Jay yang bingung dan tertawa, namun tidak melakukan apapun, dia pun memberikan 2 selang pada Jay, berkata,"Kamu bantu aku coba apakah obat ini akan menimbulkan reaksi, saya yang buat itu."

Elsa setelah Dion pergi pun minum di balkon, tidak peduli dengan masalah lain, semalam dia minum semalaman di bar, jika bukan karena ada yang memberitahunya jika Dion terjadi kecelakaan dan ada dirumah sakit, mungkin dia masih berada dirumah sakit sekarang, merasa disindir, namun kenyataannya tidak bisa disalahkan, jadi dia pun hanya bisa memerintah melakukan sesuatu.

Cairan biru ini pun bergabung dengan cairan transparan, dengan cepat mengeluarkan suara meledak, ada asap yang muncul.

Sebagian tempat ini pun terlihat berasap, ada orang yang berdiri di belakangnya, nafas orang itu seperti berada ditelinganya, mendengar suara yang datang dari neraka: "Kamu masih ingat 10 tahun lalu bagaimana kamu menjadi murid dokter Ryan?"

Sekujur rubuh Jay terbeku.

Dengan cepat asap itu menghilang, Jay berbalik, dia pun melihat Gangster tertawa, dengan sedikit menusuk.

"Tentu karena...." Ucapan Jay saat melihat Gangster pun berhenti seperti tersendak ditenggorokkannya, tidak bisa terucap, dan tidak bisa ditelan.

"Tentu apa?" Gangster tersenyum semakin dalam, dan tatapan Jay pun terlihat berbahaya.

Tatapan Jay melihat kearah lain, berbalik dan mulai mencatat hasilnya berkata: "Tentu karena ujian, dulu dokter Ryan sangatlah ketat, kenapa?"

Walaupun tidak melihat wajah Gangster, walaupun Gangster tidak tertawa keras, namun Jay merasa orng dibelakangnya tertawa: "Saya hanya penasaran kenapa professor Ryan bisa mengajarkan peneliti yang tidak berbakat, hanya bertanya saja."

Jay menghapus keringat di dahinya, dia juga tidak tahu mengapa, menghadapi orang yang lebih muda 10 tahun lebih, dia tetap merasa takut.

Elsa melihat dikaca, dirinya yang terlihat pucat, memaksa untuk tersenyum, di kaca dia terlihat begitu kasihan, membuat orang sangat tidak tega. Elsa pun dengan puas tersenyum.

"Bibi, Dion, Dion kenapa?" karena Dion masih diperiksa, semua orang berada diluar.

"Elsa, kenapa kamu bisa datang?" ibu Dion melihat Elsa yang pucat, dan masih memakai baju pasien, merasa sangat aneh,dan pastinya semakin penasaran kenapa Elsa bisa tahu.

Elsa menunduk dan memberikan tanda pada Jordi.

Jordi menerima tanda itu dan dengan cepat berkata: "Begini, kakakku setelah membatalkan pernikahan dengan Dion, dia pun terus menangis seharian, setiap hari minum bir, semalam dia keracunan alkohol, barusan dia mendengar suster mengatakan Dion mengalami kecelakaan, tidak terpikirkan ini benar."

"Bagaimana dengan anakmu?" kenapa tidak menjaga badan?" ibu Dion melihat perut Elsa yang rata, dengan tergesa berkata.

Elsa mendengar ucapan ibu Dion, dengan cepat pun menangis, tidak mengatakan apapun.

"Kakakku karena dilepaskan oleh Dion, dia begitu menyiksa diri dan anaknya sudah tidak ada, karena setiap hari dia selalu mabuk-mabukan." Akting Jordi pun berguna.

Wajahnya terlihat penuh dendam, rasa sakit itu berhasil menipu ibu Dion, ibu Dion pun memikirkan anak yang belum lahir itu, belakangan ini dia juga karena ucapan Dion pun mulai ragu, dan tidak memperdulikannya, dan sekarang wajah Elsa begitu pucat, selama ini, dia pasti menderita.

Jika Cindy tidak muncul, membawa anak yang bukan milik Dion dan merusak pernikahan mereka, Elsa mana mungkin menjadi seperti ini.

Sekarang Dion tidak mungkin berbaring di rumah sakit, tubuhnya tidak mungkin terluka, semua ini karena Cindy, dia sungguh pembawa sial, membuat semua orang menderita, dan dia masih berani berada disisi Dion.

Elsa melihat ini semua, hanya tersenyum dingin.

Dia melihat semua ini dengan jelas, cara keji Elsa dia sudah pernah mendengarnya, dan sebagai sekretaris Dion yang sudah lama, dia sudah melihat banyak orang sepertinya, semuanya ingin menarik Dion, semua aktingnya pun terlihat jelas, akting wanita ini lumayan bagus, kalau tidak juga tidak mungkin bisa menipu ibu Dion.

Namun melakukan ini di depan Elsa, tidak berguna.

"Ketua Dion sudah sadar, Ketua Dion sudah sadar." Elsa melihat mata Dion yang terbuka dengan senang menjerit.

Saat ini ibu Dion juga tidak memperdulikan Elsa, bagaimanapun anaknya yang paling penting.

Elsa pun melihat Dion yang membuka mata dan mengikuti ibu Dion masuk ke kamar.

Ibu Dion membuka pintu kamar, Dion mengedipkan mata, dan terlihat lelah, dia akhirnya melihat siapa orang itu,"Ibu, kenapa kamu bisa datang?"

Suara Dion sangat serak dan nafasnya pendek.

Ibu Dion memberikan segelas air pada Dion: "Kamu terjadi masalah begitu besar tentu aku datang."

"Saya tidak apa-apa, dimana Cindy? Saya harus pergi melihatnya, sekarang dia pasti mencariku." Dion pun membangkitkan badan.

Mendengar nama Cindy, berhasil membuat 3 wanita marah, namun tidak bisa melampiaskannya, apakah Cindy benar-benar begitu penting, tubuhnya sudah begitu, begitu sadar, hal pertama ada mengkhawatirkan Cindy?

"Apa yang perlu kamu khawatirkan padanya, lihatlah dirimu, kamu sebaiknya beristirahat, dokter bilang kamu terlalu kelelahan membuatmu pusingkan?" wajah ibu Dion berubah, sangat tidak tega pada anaknya, dan marah karena begitu sadar anaknya malah mengkhawatirkan Cindy, demi Cindy, apakah dia sudah tidak mau nyawanya?

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu