Balas Dendam Malah Cinta - Bab 38 Merebut Hak Anak Dengan Ibunya Dion

Bab 38 Merebut Hak Anak Dengan Ibunya Dion

"Bagaimana?" Cindy dengan nafas berat berlari ke arah Hendra, Hendra menopangnya berkata: "Dokter belum keluar, seharusnya tidak ada masalah besar, tenanglah." Dia menenanggi Cindy.

Cindy memegang erat tangan Hendra, berjaga di depan ruang operasi.

Dion dengan terburu-buru berlari kearahnya, malah melihat ini, Hendra memeluk Cindy dengan erat, dan Cindy bersandar di pelukannya, Dion dengan marah berjalan ke arah mereka dan dengan kuat menarik Cindy dari pelukan Hendra, dengan lantang memeluknya, dan menunjukkan pada Hendra ekspresi kemenangannya, disaat dia begitu senang, Cindy menendangnya hingga Dion berlutut kesakitan.

Hendra yang berada disamping pun melihat itu merasa pasti sangat sakit, namun sekarang bukan saatnya untuk senang, karena Tian belum melewati zona aman, "Wanita gila, berani-beraninya kamu menendangku." Dion dengan kesakitan berkata.

"Tutup mulut kotormu itu, kalau kamu ingin mati maka teruskan." Cindy dengan marah melototinya, dari matanya terlihat sangat marah, Dion melihat tatapannya, dia sama sekali tidak pernah melihat Cindy seperti ini, ia tampak kehilangan akal sehatnya, membuat orang agar tidak mendekatinya, Dion pun tidak mengatakan sepatah katapun lagi."

Saat itu, dokter keluar, Hendra dan Cindy dengan tegang bertanya: "Bagaimana, anak itu tidak apa-apa kan?" Dion mendengar kata anak pun melihat Cindy, dia tiba-tiba merasa anak itu adalah Duoduo, dia menahan sakit dan menahan tangan Cindy bertanya: "Ada apa dengan Duoduo?"

"Dia tidak apa-apa, kamu tenang saja, setelah istirahat dia akan membaik." Dokter berkata.

"Baguslah jika tidak apa-apa, jangan khawatir lagi." Hendra menenangkan Cindy, Cindy ingin meninggalkan Dion, namun Dion tidak membiarkannya, dia masih memegang pergelangan tangannya dengan erat, Hendra pun memukul Dion, hingga terjatuh, Dion pun melepaskan tangan Cindy.

Dengan cepat dia bangkit dari lantai dan membalas pukulan Hendra, Cindy yang berada di samping berkata, namun tidak dapat memisahkan mereka, akhirnya banyak sekali satpam yang datang memisahkan mereka, wajah mereka pun penuh luka.

Dion menghapus ujung mulutnya yang penuh darah berkata pada Cindy: "Katakan, ada apa dengan Tian?"

"Saya tidak sengaja menguncinya di mobil, saat saya kembali dia sudah pingsan, dan kami mengantarnya kerumah sakit." Cindy tidak ingin melihat mereka bertengkar lagi, jadi hanya bisa menjelaskannya.

"Tidak sengaja? Kamu jangan mengatakan tidak sengaja, apakah kamu merasa dia hanya beban jadi ingin membunuhnya saja kan." Dion dengan keras berkata, dia sangat sedih karena Tian mengalami ini, namun Cindy lah yang paling sedih, luka dia dan Hendra tidak ringan, namun Cindy sama sekali tidak mengkhawatirkannya.

"Kamu dipukul siapa?" Ibunya tiba-tiba muncul dari belakangnya, Dion terkejut melihat ibunya, disebelah ibunya ada Elsa, Dion bertanya: "Mengapa kamu bisa disini?"

"Tadi ada yang datang memberitahuku bahwa kamu sedang bertengkar di depan ruang operasi, kami khawatir makanya datang kemari." Ibunya menjelaskan, melihat wajah Dion yang penuh luka, hatinya seperti sedang meneteskan darah.

Ibunya Dion melihat 2 orang di depannya, dengan serius bertanya: "Siapa kalian, siapa yang mengizinkan kalian memukul anakku."

"Dia memang perlu di pukul." Hendra dengan sesak berkata, karena bertengkar membuatnya kelelahan.

Elsa mengatakan pada ibunya Dion: "Wanita itu adalah Cindy." Ibu Dion terkejut melihat Cindy, pantesan dia merasa wanita ini seperti pernah melihatnya.

Siapa yang mengizinkanmu datang melihatnya, dia ada pria lain yang menemaninya, kamu pikir dia perlu kamu?" ibunya Dion dengan marah berkata, dia merasa sayang akan anaknya, padahal ada wanita yang lebih baik untuk dia pilih, tapi dia malah menginginkan seorang wanita yang berkerja di klub malam.

"Cucu mu sedang di dalam." Dion berkata, dibandingkan bertengkar dengan ibunya dia pun merubah topiknya.

"Apa yang kamu katakan? Cucuku ada di dalam?" ibunya Dion dengan terkejut melihat Dion.

Tian terbaring di atas ranjang, wajahnya sangat pucat, ibunya Dion mengelus wajahnya dengan kasihan berkata: "Tian, apakah kamu merindukan nenek? Nenek sangat merindukanmu."

Dion berjalan ke arah ibunya dan memegang pundaknya dengan nada pelan berkata: "Apakah kamu ingin membawa Tian pulang?" kata ibunya Dion. "Bawa Cindy juga pulang ke rumah." Dion berkata.

"Tidak mungkin." Ibunya Dion dengan tegas berkata.

"Kalau begitu saya juga tidak memiliki cara lain, kamu hanya bisa berpisah dengan cucumu." Dion dengan mengancam berkata, dia tahu jika ibunya sangat menyukai Tian maka memanfaatkan Tian untuk mengancamnya.

"Saya hanya menginginkan Tian." Ibunya dengan tegas berkata, "Tidak mungkin, dia tidak akan membiarkanmu membawa Tian." Dion berkata.

Ibunya bangkit dan dengan percaya diri tersenyum pada Dion dan berjalan keluar, Dion melihat wajah ibunya pun merasakan pasti akan terjadi sesuatu, dia pun mengikuti ibunya keluar.

Elsa berdiri di samping ranjang melihat Tian, dia merasa anak ini memang lucu, jika ini bukan anaknya. Dia menyodorkan tangannya untuk menyentuh Tian, belum tersentuh, Hendra sudah menahannya.

"Saya hanya ingin melihat anak ini, tidak bolehkah." Elsa dengan heran berkata, dia belum menyentuhnya dan Hendra sudah menahannya, sepertinya jika Elsa ingin menyentuh Tian adalah hal yang mustahil.

Mengenai anak itu, demi ingin membawanya pulang, Dion berusaha untuk membawa Hendra pergi dan memberikan ruang agar ibunya dapat berdiskusi dengan Cindy.

"Saya ingin membawa anak ini pulang." Ibunya Dion berkata tanpa basa-basi, ibunya Dion selalu begitu terus terang dalam menyelesaikan masalah.

"Tidak mungkin." Cindy juga tidak mengalah, sifat mereka sangat mirip, mereka adalah orang yang tidak mudah menyerah.

Ibunya Dion tertawa dingin berkata: "Dengar-dengar kamu membuka klub malam, bernama Dragonfly?"

"Tante tidak perlu mendengar dari orang lain kan, hanya dengan melacakku anda sudah akan tahu kan?" Cindy bertanya pada ibunya Dion, padahal dia sudah mengetahuinya namun masih bertanya.

"Yang ingin saya katakan adalah, Tian tidak cocok untuk di besarkan di lingkungan seperti itu, karena dapat berdampak buruk pada kepribadiannya." Ibunya Dion menjelaskan, Cindy mendengar ucapan ibunya Dion dan merasa ucapannya ada benarnya juga, bagaimanapun anak itu perlu tumbuh di lingkungan yang sehat.

"Kamu dapat datang melihatnya kapanpun, namun bisakah kamu berjanji bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi lagi?" ibunya Dion bertanya: "Jika kamu masih ingin berdebat maka kita akan mengambil jalur hukum, dengan keadaan mu sekarang, kami pasti menang."

Cindy benar-benar tidak menyukai cara ibunya Dion berbicara, namun merasa ucapannya juga benar, "Saya percaya pada diriku sendiri, perbuatan saya yang dulu salah tidak mungkin akan terulangi lagi, dan Tian bukanlah cucu aslimu, saya dan Dion tidak ada hubungan apapun."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu