Balas Dendam Malah Cinta - Bab 81 Salah Orang

Bab 81 Salah Orang

Tenaga Dion sangat besar, Cindy berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.

Dia langsung menampar Dion, Dion pun terdiam sejenak, melihat bibir Cindy yang merah merona, membuat Dion semakin emosi.

"Karena kamu sudah datang padaku, jangan berpikir untuk melarikan diri." Dion sambil berkata pun memaksa Cindy hingga ke sudut dan menciumnya.

"Dion." Kata-kata kasar yang ingin Cindy ucapkan pun tertahan.

Ciuman Dion sangat agresif, tubuh Cindy pun melemah, kebencian dihatinya pun berubah, hanya saja dia semakin membenci dirinya sendiri karena tidak dapat menolak pria ini.

Elsa mengikuti Dion ke toilet dan melihat Dion sedang mencium Cindy dengan agresif, kuku yang panjang menusuk ke telapak tangannya sendiri, namun dia sama sekali tidak merasa sakit.

Cindy yang kurang ajar ini, mengapa dia bisa muncul disini, orang yang seharusnya berada di pelukan Dion harusnya adalah dia.

Elsa tidak berani melakukan apa-apa, dia hanya bisa menatap mereka dengan kebencian.

Saat itu, ada seorang pria yang mabuk juga berjalan ke toilet.

Melihat Elsa yang berada di depan toilet pun tergoda, tangannya pun langsung menyentuh wajah Elsa: "hai cantik, mengapa kamu sendirian disini."

Mencium aroma di tubuh pria itu membuat Elsa merasa jijik, tanpa basa-basi dia langsung menjauhkan tangan pria itu: "Pergi, kalau tidak kamu akan tahu akibatnya."

"Aduh cantik, kamu galak juga ya." Pria yang mabuk itu semakin tergoda: "Saya sangat suka wanita sepertimu."

Cindy menatapnya sejenak, dia tidak bermaksud untuk menghabiskan waktu dengannya, dia hanya ingin Cindy pergi dari sisi Dion.

Elsa berpikir dan mendapatkan ide, dia tersenyum dingin berkata: "Kamu lihat pria didalam? Kalau kamu bisa mengalahkannya, aku akan mengikutimu malam ini, bagaimana?"

Pria mabuk itu pun tertarik, melihat bayangan Dion yang lebih tinggi darinya, namun tubuhnya tidak atletis, mana mungkin bisa menang darinya, kelihatannya mendapatkan wanita cantik sangat mudah.

Pria mabuk itu pun mendekati Dion dan Cindy yang sedang berciuman, pria mabuk itu tidak menyadari bahwa pria itu adalah Dion yang sangat terkenal di kota itu!

Dion tampak tidak senang melihat pria itu mengganggu mereka, tanpa bicara apapun dia langsung memukul wajah pria itu.

"Shit." Dion memarahinya dengan kata kasar, di wajahnya sudah terlihat membiru.

Melihat Dion seperti ini, Cindy pun terkejut, namun dia dengan cepat pun tertekan oleh kebencian.

Melihat wajah Cindy yang memerah, Elsa sangat tidak senang, walaupun Dion terluka, asalkan dia dapat menyukainya, yang lainnya tidak masalah.

Dion pun semakin emosi, mereka pun saling pukul, walaupun Dion lebih kurus dari pada pria mabuk itu, namun ilmu beladirinya tidak lah buruk.

Cindy biasanya suka warna hitam, jadi hari ini dia juga memakai gaun hitam, dengan jelas menampakkan bentuk tubuhnya, rambut gelombang yang tergerai di belakang, karena ciuman yang agresif membuat wajahnya memerah dan terlihat semakin menggoda.

Elsa yang demi menggoda Dion pun memakai gaun hitam, rambutnya di ikat kebelakang, membuatnya terlihat sangat bersih, Elsa menatap Cindy sejenak lalu tersenyum, dia pun membuang penyikat rambutnya, rambutnya juga bergelombang, bahkan wajah yang terlihat sedikit mirip.

Dia tidak percaya Dion yang mabuk akan menyadarinya.

Saat Cindy akan meninggalkan tempat itu, ia melihat Elsa yang berada di depan toilet, dia pun merasa ada yang salah, tidak tahu jika semua ini adalah rencananya, sekarang klub malam bukanlah miliknya lagi, dia tidak menyangka hanya bertemu dengan Anthony akan membawa masalah sebesar ini.

Elsa dan Cindy saling menatap, saat Cindy ingin pergi, Elsa langsung menahannya, dan langsung menolaknya pada pria yang dipukuli Dion tadi.

"Dia berjanji untuk menemanimu malam ini." Pria yang mabuk yang kesakitan pun merasakan kelembutan dan keharuman dalam pelukkannya, aroma bunga melati membuatnya semakin tergoda.

Tidak peduli dengan orang disekitarnya, kedua tangannya pun langsung meraba tubuh Cindy.

Dion melihat wanita yang disukainya berada dipelukan orang lain pun tidak bisa menahan emosi dan saat dia akan memukul pria itu.

Sepasang tangan yang lembut memeluknya, dengan lembut memanggil: "Dion, akulah Cindy."

Dion berbalik, melihat wajah yang cantik, dia yang tidak begitu sadar dan tidak melihat dengan jelas wajah orang yang didepannya itu, namun nada suaranya sangat menyerupai Cindy, wanita yang membuatnya sangat mencintainya itu.

Cindy yang sedang berusaha meloloskan diri dari pria mabuk ini seketika pun mengerti dengan tujuan Elsa, hanya saja Dion pun percaya dengannya.

Dia pun merasa sakit hati, Dion yang mabuk bahkan tidak dapat mengenalinya.

"Cindy, saya benar-benar mencintaimu." Dion memeluk Elsa dan berkata dengan tulus.

Melihat Dion memeluk Elsa dan tatapan melecehkan Elsa terhadapnya, membuat Cindy sangat sakit hati.

Dia membenci pria ini, tapi melihatnya memeluk wanita lain membuatnya sangat kesal.

"Sayang, mengapa kamu terbengong." Pria mabuk itu menepuk wajah Cindy dengan tangannya yang bau.

Merasakan aroma tubuh pria ini yang mabuk membuatnya merasa jijik, tanpa basa-basi dia langsung menginjak kaki pria ini dengan heelsnya.

Menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri.

Dengan penuh kebencian melihat mereka berdua yang sedang berpelukan, dan dengan sakit hati hingga membuatnya seperti berhenti bernafas.

Cindy pun langsung membuang heelsnya dan berlari keluar.

Hanya saja saat dia belum keluar dari kamar mandi, sebuah tangan yang sangat bertenaga menahan pergelangan tangannya.

"Mengapa, sudah marah dan ingin pergi?"

Itu adalah suara Dion yang sangat gagah dan menggoda.

Cindy melihat Dion, mata yang sedikit tidak fokus dan terlihat mabuk, saat itu mata yang hitam pun menatapnya dengan penuh tawa.

Ternyata dia sedang mempermainkannya.

Seketika moodnya pun membaik, namun memikirkan hal yang dia lakukan membuatnya tidak bisa memaafkannya, kebencian pun menguasainya, ucapannya pun sangat kasar.

"Pergi bermesraan dengan calon istrimu saja, saya tidak pantas menerimanya."

"Ingat, calon istriku hanya satu, itu kamu Cindy." Dion barusan selesai berkata dan langsung menggendong Cindy keluar dan menuju ke ruangannya.

Calon istriku hanya satu, itu kamu Cindy. Cindy tidak mengeluarkan suara, tidak dapat dipungkiri, hati Cindy sedikit tergerak.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu