Balas Dendam Malah Cinta - Bab 95 Bekas Ciuman

Bab 95 Bekas Ciuman

"Tuk...tuk...tuk." suara ketukan pintu.

Cindy tahu jika Dion lagi marah, dia tidak mungkin kembali.

"Masuk." Cindy masih bersikap baik dengan pelayan di villa ini.

Yang masuk adalah pengurus villa yang bernama Bi Sari, dia mengambil sebuah nampan, didalamnya ada segelas air.

"Bi Sari, keluarlah, sekarang saya tidak ingin mendengar apapun." Nada Cindy sangat dingin, karena dia baru saja menangis, suara hidungnya sangat jelas.

Bi Sari menghela nafas dengan berat, dan memberikannya air.

"Kamu tidak membiarkan ku mengatakan aku juga tetap akan mengatakannya, saya benar-benar kasihan dengan tuan, saya tidak pernah melihatnya begitu baik pada seorang wanita, nyonya, kamu harus bersyukur."Bi Sari berkata.

Walaupun tidak tahu apa yang terjadi antara mereka, namun sebagai orang yang sudah berpengalaman, dia melihat dengan jelas jika mereka salingmenyukai, namun mengapa menjadi seperti ini.

"Saya hanyalah mainan nya saja, dia hanya belum puas memainkanku."Ucapan Cindy dapat membuat orang merasakan kesakitannya, Cindy kamu masih peduli, mengapa kamu begitu bodoh, dia sudah menyakitimu. Cindy berpikir.

"Kalau bukan benar-benar menyukainya, tadi tuan juga tidak akan melukai dirinya sendiri dan tidak melukaimu."Bi Sari dengan sabar menjelaskan, terhadap masalah mereka, Bi Sari sangat tergesa melihatnya.

Cindy yang sedang minum air pun terhenti sejenak, dia tidak mengatakan apapun dan berjalan ke ranjang berkata:"Bi Sari , saya sudah lelah, kamu pergi dulu."

Perasaannya tadi tidaklah gelisah, dia hanya terlalu lelah, dan cara Dion melakukan sesuatu benar-benar membuatnya tidak bisa bernafas, sekarang dia ingin melarikan diri dari tempat ini.

Dion pergi ke klub malam, luka di tangannya tidak sesakit hatinya, dia malas membungkus lukanya, dan mengendarai mobil menuju klub malam.

Minuman merah itu sudah masuk ke tenggorokannya, membakar tenggorokannya, Dion pun semakin serakah dengan rasa ini.

"Pria tampan, tanganmu terluka." Ada sebuah tangan yang memegang pundaknya.

Kesusahan bersama dengan Cindy membuatnya ingin menganti suasana.

Dia tidak menyingkirkan tangan wanita ini.

Wanita ini terlihat lembut, dia terlihat tersenyum, dan dandanannya yang cantik, aroma di tubuhnya juga tidak terlalu berat, terlihat sangat elegan, ini bukanlah wanita biasa di klub malam, dia adalah wanita yang sangat menggoda.

Dia mengambil kain kasa dan anggur merah, dengan lembut mengobati lukanya.

Gerakannya sangat lembut, tiba-tiba dia berpikir disaat pertama kali dia bertemu dengan Cindy, wanita itu seperti kucing, membawa cakar, dan melukainya dengan pisau lalu merayunya.

"Jenny, mengapa kamu bisa disini." Bir yang Dion minum masih tidak banyak, jadi dia masih bisa mengenali wanita ini, dia adalah wanita yang menyapanya di pesta barusan ini.

Saat itu dia sedang bersekolah di Amerika, karena hubungan keluarga mereka dengan keluarga Jenny baik, dia juga sangat dekat dengan Jenny, namun mereka hanyalah mitra kerja dan tidak memikirkan yang lain.

Setelah Dion tamat dan pulang kenegara asalnya, dia pun menjadi penerus keluarga , Jenny masih bersekolah di amerika, kadang-kadang dia akan meneriman sapaan dari Jenny, namin karena belkangan ini dia terlalu sibuk, jdai dia tidak membalasnya.

Saat itu karena dia buru-buru untuk pulang jadi tidak sempat untuk bercerita.

Sebanarnya, dia merasa wanita ini tidak buruk, dia adalah mitra kerja yang baik, hanya saja dia terlalu cerdik, bisa membuatnya merasa mereka adalah mitra kerja, teman dan tidak membuatnya menimbulkan rasa seperti pria dan wanita layaknya.

Jenny juga tidak melewati batas, saat mereka sekolah juga tida pernah ada gosip tentang mereka berdua, siapa yang tahu mereka sepolos itu.

Jenny melihat Dion, masih tersenyum, wanita ini selalu begitu, walaupun terjadi apapun dia tetap tersenyum dan membuat orang tidak bisa marah.

"Saya sedang bermain dengan teman disini, setelah pulang bukannya harus bermain-main?"Jenny menunjuk pada dagunya, lanjut berkata"Saya lihat kamu sedang minum bir sendiri, kenapa, ada masalah ?"

Mereka berdua dulunya adalah mitra dan tidak banyak berhubungan, ini adalah pertama kalinya.

Dion melihat teman lamanya, hanya minum bir dan menggelengkan kepala, mengayunkan tangan "Saya tidak bisa mengatakan dengan jelas, hanya saja merasa wanita sangat susah di tebak."

Dion terpikir masalah yang membuatnya sedih, pun langsung menekuk bir.

Jenny yang mendengar kata wanita seketika pun mengingat Cindy, namun dia bukanlah Cindy yang bodoh, masalah apapun ditunjukan dengan jelas diwajahnya, jadi walaupun dia tidak senang, dia tetap tersenyum.

"Masih ada yang membuat pria tampan ini sedih ya."Jenny juga menekuk birnya. "Saya pikir perasaan pria lah yang susah ditebak."

Jenny terlihat kuat dimata Dion, namun melihat dia yang menekuk bir terus menerus pun menggantikannya dengan jus mangga berkata"Kamu seorang wanita lebih baik tidak mabuk diluar rumah, jika ada yang menginginkanmu, kamu tidak bisa lari lagi."

Daya tahan Jenny sangatlah buruk, hanya satu gelas membuat wajahnya merah "Bukankah masih ada kamu."

Tidak mendengar Dion dan terus minum.

"Jika pria disukai olehmu pasti sangat bangga, kenapa, ada yang melukaimu?" Dion bertanya, tanpa maksud untuk memperdulikannya.

"Sekarang dia masih belum tahu."Jenny sudah menekuk bir di gelasnya.

"Kamu jangan minum lagi, tidak baik." Dion melihatnya yang tidak berhenti pun menahannya.

Siapa tahu siapa temannya itu, bagaimanapun dia adalah adik kelasnya, dan mereka juga mitra kerja, mana mungkin dia tidak memperdulikan keamanannya.

"Jangan memperdulikanku, bicarakan tentang dirimu, kamu kenapa."

Dion juga tidak berhak untuk menahannya, dia adalah orang dewasa, dia mengetahui apa yang sedang dia lakukan.

"Saya bilang mengapa saya hanya ingin bersama dengan orang yang saya cintai namun begitu sulit?" Dion berkata dan menekuk segelas bir.

"Saya juga merasa begitu."Jenny tanpa basa-basi dan juga menekuk segelas bir.

Karena harus melindungi Jenny pulang, jadi Dion tidak berani minum, hanya minum sedikit-sedikit.

Padahal dia ingin minum sendirian, siapa tahu Jenny yang malah minum banyak, membuat Dion tidak tahu harus bagaimana.

"Sangat merindukan masa sekolah, sangat polos, di keluarga Jenny tidak ada pria, saya adalah wanita, penerus satu-satunya keluarga , keluarga Jenny selalu tidak setuju jika dia menjadi penerus, namun saya lebih baik dari mereka semua, jadi kenapa jika saya bukan pria, saya bisa melakukan semuanya lebik baik dari pria, mengapa selalu menganggap rendah , apa hanya karena aku wanita?"Jenny terus minum dan tertidur dimeja.

Dia memang wanita yang sangat berusaha keras, pantas untuk dicintai pria.

Melihat dia yang mabuk, Dion pun membawanya keluar dan menahan sebuah taksi.

"Dimana rumahmu?" Dion bertanya.

Jenny sudah pusing dengan tidak jelas berkata:"Kamu tidak tahu? Dua villa di Los Angeles Amerika."

Dion pun hanya bisa menggelengkan kepala.

Minuman ini membuat Jenny kewalahan, Dion hanya bisa menggendongnya, setelah sampai, dia pun membawa Jenny masuk.

Namun dia tidak melihat jika ada fotografer diluar yang memotret mereka.

"Beristirahatlah dengan baik, saya pergi dulu."Dion meletakkan Jenny di ranjang dan pergi.

"Jangan pergi."Jenny tiba-tiba menahan Dion.

"Tidurlah." Dion menyingkirkan tangannya.

Jenny tiba-tiba berdiri dan menopang pada ujungkakinya dan mencium leher Dion. "Aku menyukaimu, saya sudah menyukaimu saat kamu di Amerika."

Dion terkejut, ternyata orang yang dikatakan Jenny adalah dia.

Namun dia sudah memiliki Cindy, dia mendorong Jenny"Kamu akan menemui pria yang lebih baik daripadaku, saya tidak pantas."

Dion pun meninggalkan kamar itu.

Dia tidak menyadari kemeja putihnya ada bekas lipstik.

Dia tidak sadar bahwa Jenny yang mabuk, setelah dia pergi pun sadar "Dion, kamu memandang rendah aku."

Suaranya masih begitu lembut, kelembutannya membuat bulu kuduk orang berdiri.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu