Balas Dendam Malah Cinta - Bab 11 Perubahan Sikap Cindy Terhadap Dion

Bab 11 Perubahan Sikap Cindy Terhadap Dion

Melihat itu Cindy berhenti dan dengan tatapan senyum berkata: "Ketua sedang bercanda yah, orang rendah sepertiku mana mungkin bisa menjadi bagian dalam keluarga ketua. Jika ingin mencari simpanan, saya tidak cocok."

Dion memegang pengerlangan tangan Cindy, dengan tersenyum berkata: "Bagaimanapun, kamu," Dion yang menahan tawa dan menunjuk baju Cindy dan berkata: "Kamu ingin keluar memakai pakaian seperti itu yah."

Setalah menunduk dan melihat bajunya, Cindy baru menyadari bahwa pakaianya terkena pipis sang bayi. Cindy mengangkat kepala dan melihat Dion, dengan sekuat tenaga dia berusaha melepaskan tangannya dari gengaman Dion, berbalik badan menuju toilet, Dion pun tidak akan dengan mudah membiarkannya melarikan diri, sebenarnya Dion sendiri juga tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap Cindy.

Cindy pun berjalan dan tiba-tiba Dion memeluknya dari belakang, seketika terasa dunia berputar dan dia sudah berada di pelukan Dion.

"Aa, dasar bajingan, lepaskan saya." Cindy terkejut dan menjerit, dia berusaha keras memukul punggung Dion.

Dion memukul pantat Cindy dan berkata: "Diamlah, anak itu merindukan ibunya, kamu seharusnya menemani dia kan."

Cindy melirik, namun Dion sama sekali tidak melihatnya, Dion pun mengangkatnya ke tempat duduknya, membuat Cindy berkata: "Aa, kemana kamu membawaku, saya mau ke toilet." Karena perbuatan yang pernah Dion lakukan padanya, Cindy pun sama sekali tidak heran atas perlakuannya.

Dion yang berjalan dengan langkah yang sangat senang setelah mendengar perkataan Cindy, diapun berbalik arah dan berkata pada pengawal: "Jaga anak itu baik-baik, saya akan kembali sebentar lagi, jika ada apa dengan anak itu, kalian tahu akibatnya." Para pengawal pun menganggukkan kepala.

"Dasar bajingan, kemana kamu ingin membawaku, kamu membiarkan anak itu begitu saja?" Cindy pun memberontak sambil menjerit.

Dion memukul pantatnya dan berkata: "Bukankah kamu ingin ketoilet, saya harus membersihkan pipis bayi itu dari tubuhmu. Kalau tidak bagaimana jika anak itu tidak bisa makan karena melihatmu." Sehabis berbicara, dia tertawa terbahak-bahak, jika Dion dapat melihat raut wajah Cindy, dia pasti akan tertawa lebih keras lagi.

Sesampainya di toilet, Dion bersikeras ingin mengikuti Cindy masuk, Cindy berusaha keras untuk menahannya, bagaimanapun Dion adalah laki-laki, namun Dion berhasil melawan Cindy dan mengikutinya masuk.

Setelah masuk, Cindy berjalan didepan wastafel, setelah mencuci wajah Cindy pun memakai bedak padah wajahnya, Dion pun bersandar pada wastafel dan menatapnya.

Wajah yang halus ditambah dengan makeup membuatnya terlihat begitu cantik, Dion berjalan mendekatinya dan membalikan Cindy, membuatnya bersandar pada wastafel, Cindy dengan terkejut menatapnya. Dion merapikan rambut yang basah di wajah Cindy, kelembutannya membuat Cindy terdiam, Dion pun medekat hingga bibir Cindy yang begitu menggoda, tiba-tiba dari pintu toilet terdengar suara ketukan.

Cindy dengan cepat menolak Dion dan menyadarkan dirinya sendiri, memukul ringan wajahnya, Dion pun merengut, suara ketukan pintu pun masih ada, Dion pun berjalan ke arah pintu dan membukanya, dengan marah Dion melihat orang di depan pintu.

Melihat wajah Dion yang marah, para pengawal merasa tidak tenang, Dion dengan lantang berkata jika ada yang mau disampaikan cepat katakan, jika tidak kalian semua akan mati dengan sengsara. Pengawal terlihat bergetar dan mengangkat plastik yang ada ditangannya dan berkata: "Ini adalah baju yang tuan ingin saya belikan."

Dia langsung mengambilnya, dengan sekuat tenaga menutup pintu dan kembali ke samping wastafel, dia pun meletakkan plastik itu di wastafel.

"Apa ini?" Cindy bertanya.

"Baju untuk mu." Dion menjawab, melihat Cindy yang masih memakai bedak, Dion pun berjalan kebelakangnya dan memeluknya, kepalanya pun disandarkan pada bahu Cindy.

Cindy yang terlihat begitu tidak suka pun berkata: "Mohon kamu untuk mengangkat kepalamu dari bahuku."

"Tidak mau, mari kita lanjutkan apa yang kita lakukan tadi." Dion pun membalikkan Cindy, baru saja ingin menciumnya, Cindy sudah mendorongnya.

"Mohon kamu untuk menjaga tingkah lakumu." Cindy berkata dengan santai, satu tatapan pun tidak ada dan membalikkan badan melanjutkan makeupnya.

"Menjaga tingkah lakuku? Bukankah kamu juga ingin bersamaku." Dion masi berbicara semena-mena.

"Saya hanya terkejut dengan tingkahmu, semoga kamu tidak salah paham, " dengan dingin Cindy menjawab, "Oh iya," Cindy berbalik ke arah Dion dengan dingin berkata: "Saya ingin mengganti pakaian, mohon meninggalkan tempat ini?"

"Bagaimana jika saya tidak mau keluar, toh saya sudah melihat semuanya, buat apa kamu malu?" Dion berbicara sambil tersenyum pada Cindy.

"Dion saya pikir kamu mengerti, saya bukan istrimu, sekarang bukan, kedepannya juga bukan, keluar." Cindy tanpa segan berkata: "Jika kamu tidak mau keluar, biar saya saja yang keluar, melihat itu, Dion menahannya dan Dion pun berjalan keluar dari toilet.

Pintu baru saja terbuka dan dia terpikir sesuatu dan berkata pada Cindy: "Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, orang-orang disekitar ini adalah orangku, dan ingat bahwa anak itu masih ada ditanganku." Tersenyum kearah Cindy dan dia pun berjalan keluar.

Melihat Dion berjalan keluar, dia baru tenang, "Seorang Ketua seperti Dion yang hebat tapi kenapa begitu lengket dengan orang." Cindy berkata pada dirinya sendiri.

Plastik ungu itu terlihat begitu berkelas, setelah Cindy membukanya dan mengambil baju didalamnya terlihat sebuah gaun berwarna ungu yang sangat indah, terlihat begitu berkelas .

Melihat dirinya dari kaca, Cindy tersenyum bahagia dan dalam hati dia memuji Dion karna seleranya cukup bagus, gaun ini sangat cocok dengannya, ungu muda membuatnya lebih elegan, saat dia tidak tertawa membuatnya terlihat seperti wanita cantik yang dingin.

Setelah keluar dari toilet, Dionkembali ke meja makan, anak itu sedang bermain dengan pengawalnya dengan bahagia, mungkin para pengawal itu memiliki adik di keluarga mereka yang membuat mereka begitu lihai dalam mengurus anak.

Seorang pengawal melihat Dion dan memberikan hormat padanya.

"Bayi, sini ayah gendong kamu." Dion menggedong anaknya, selagi mencubit ringan pipi anaknya, anak itu pun tersenyum kearah Dion, anak itu menarik rambutnya dan membuat Dion menjerit kesakitan, beberapa pengawal pun membantu Dion, saat marah Dion dapat melakukan segalanya.

Beberapa pengawal berusaha keras untuk melepaskan genggaman anak itu dan baru dapat menyelamatkan rambut Dion, "Dasar anak nakal, kamu ingin mencabut rambutku yah." Dion pun mengelus kepalanya sendiri, melihat anak itu tersenyum bahagia, berjalan kearah bayi itu dan berkata: "Bayi, kamu harus selalu tersenyum bahagia seperti ini selamanya."

Cindy yang berdiri di kejauhan melihat tindakan Dion dan mendengar perkataanya membuatnya terdiam. Selama ini Cindy berpikir Dion adalah orang yang tidak punya hati dan berdarah dingin, selalu membalas dendam, namun tidak disangka bahwa Dion sebenarnya begitu lembut.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu