Balas Dendam Malah Cinta - Bab 249 Mencari Cindy (1)

Bab 249 Mencari Cindy (1)

"Apa yang sedang kamu lihat?" didalam mobil hitam, ada seorang pria melihat wanita yang bersandar di jendela, dia sudah berada diposisi ini dalam waktu yang sangat lama, pria itu akhirnya pun bertanya.

Wanita dengan rambut hitam yang tergerai dipunggungnya, terlihat begitu menggoda.

"Melihat hujan." Wanita itu dengan malas menjawab, nadanya terlihat serius, perlahan menarik hati pria.

Wanita itu mungkin merasa sakit pada punggungnya karena berada di posisi itu dalam waktu yang lama, lalu menggerakkan lehernya.

Saat ini dikaca mobil terlihat dengan jelas wajah wanita itu.

Matanya perlahan terbuka, jika dipadukan dengan tatapan yang tahu segala hal, pasti akan sangat menggoda, namun saat ini matanya terlihat begitu polos, bibir yang merah terlihat begitu lembut, dengan sempurna memuncungkannya, dan tidak senang dengan sakit dilehernya, jarak pria sangat dekat, bisa melihat kulit wanita yang begitu bagus disertai dengan kilatan diwajahnya.

Pria itu pun secara tidak sadar menelan ludah.

Dan dengan wajah merah melihat kearah lain.

"Siapa namamu?" wajah terlihat sangat santai, tidak berjaga terhadap orang asing, seperti semua orang bisa dipercaya.

Cindy yang begini membuat pria itu pun menjadi nyaman, namun memikirkan wanita ini yang mungkin seperti ini terhadap semua orang, dalam hati mulai tidak nyaman.

"Derek." Pria itu tidak tahu darimana dia memiliki perasaan seperti itu, walaupun dulu dia pernah melihat foto dia, namun ini adalah pertama kali bertemu.

Wanita itu menganggukkan kepala berkata: "Mereka semua memanggilku Cindy."

Derek melihat Cindy yang tidak berjaga dengannya pun bertanya: "Kamu begitu mempercayaiku?"

Cindy mendengat kata ini sangat heran, memiringkan kepala dengan patuh: "Kamu memberiku stroberi, apakah kamu orang jahat?"

"Tentu bukan." Derek pun tersenyum licik, berkata: "Lain kali, tidak semua orang yang memberimu makan adalah orang baik, tidak boleh pergi dengan semua orang, mengerti?"

Derek pun terus berkata, seperti seorang ibu.

Cindy dengan patuh menganggukkan kepala, mengenai mengerti atau tidak, tidak ada yang tahu.

"Kita pergi kemana?" Cindy melihat pemandangan diluar yang terus berubah, ada 2 tetes air yang menetes ke jendela, membentuk tetesan air yang indah, semua ini terlihat begitu menarik untuknya.

Derek melihatnya berkata:"Desly, nanti kita ganti mobil dulu baru jalan lagi, Dion bukanlah orang yang mudah."

Supir didepan pun menganggukkan kepala.

Derek pun melihat Cindy, tidak bisa menahan pun mengelus rambut Cindy berkata:"Kita pergi ke tempat yang menarik."

Sepasang mata Cindy pun seperti bersinar.

"Cari, bagaimana pun harus menemuinya." Dion pun menjatuhkan vas bunga yang ada dimeja ke lantai.

Wajah orang dikamar pun menjadi sangat serius.

Rambut dan baju Dion sudah basah kuyup,beberapa helai rambut lengket didahinya, terlihat sangat kacau.

"Ketua Dion, anda harus pergi ganti baju dulu, masalah ini kami akan secepat mungkin mengurusnya." Agung dengan cepat sampai, melihat Dion yang begitu kacau, berkata, orang-orang disini, jika bukan Agung yang mengingatkan Dion dengan tubuhnya, tidak ada yang berani berkata.

Dion melihat Agung, kekacauannya tidak berkurang berkata:"Jangan pedulikan aku, bagaiamana dengan kabar mobil itu?"

Orang-orang disekitar Agung sudah pergi, tidak tahu darimana menggeluarkan jas yang bersih berkata: "Kamu ganti baju dulu, baru aku katakan, kalau tidak jika ibumu marah maka tidak akan ada kesempatan untuk keluar lagi."

Dion mengerutkan dahi, namun mengetahui jika apa yang dikatakan Agung benar, dia pun tidak mengatakan apapun dan mengganti baju.

Agung memanggil suster untuk membalut kembali luka Dion, jika infeksi dan demam maka akan buruk, Agung melihat suster sejenak, itu adalah suster yang menemani Cindy, adalah orang yang bisa dipercaya, lalu berkata:"Mobil itu masuk ke sebuah daerah kecil yang kumuh, kami sudah mengikutinya, dan menyadari tidak ada orang, mungkin mereka ganti mobil ditengah jalan, BK mobil itu palsu, tidak dapat diselidiki milik siapa itu."

Dion yang mendengar ini pun yakin jika ini pasti ada sudah direncanakan, namun dengan kondisi Cindy, bagaimana jika dia tertekan lagi?

"Bagaimana dengan Hendra?" satu-satunya orang yang bisa Dion pikirkan adalah Hendra, apalagi dia menyuruh Agung untuk melaporkan keadaan Cindy setiap hari padanya.

Agung yang begitu berhati-hati berkata:"Pagi ini Hendra sudah pergi ke kota Sanggit, sepertinya terjadi sesuatu di keluarga Tanusaputra, dengan keadaan ini, sepertinya Rudy berhasil, namun sampai hari ini tidak ada jejaknya, Aku sudah menyuruh orang mencarinya di kota Sanggit."

Dion mengucek mata, memikirkan karena telepon dari Roman maka dia tidak melihat Cindy, membuat Cindy menghilang, berkata: "Hari ini Aku mendapat telepon dari Roman, dari maksudnya, Rudy sudah mati, dia mengatakan 3 hari lagi akan menemuiku di sini."

Agung menganggukan kepala berkata: "Hari ini Aku mengcheck out kamar untuk dokter Ryan, pelayan menemukan ini."

Agung pun memberikan sebuah majalah luar negeri pada Dion.

Melihat sejenak dan tidak tertarik, itu adalah majalah pemerintahan ternama di luar negri, biasanya hanya laporan peneliti dan pelajar yang akan ada disana.

"Aku tidak tertarik melihatnya, sambil melemparkan majalah itu, apakah Elsa yang melakukannya? Musuh Cindy hanya beberapa, tapi hanya Elsa tidak mungkin, Agung, coba suruh orang periksa rumah Elsa."

"Baik." Agung mengambil kembali majalah berkata: "Di majalah ini ada laporan profesor Ryan tentang kelahiran kembali, apakah mungkin ada kaitannya dengan hilangnya Cindy?"

Dion yang mendengar ini pun mengangkat kepala, dan mengambil majalah dari tangan Agung dan melihatnya.

Di dalam ada laporan yang rumit, dan dibaris akhir, dengan jelas tertulis jika penelitian kelahiran kembali berhasil.

"Ada banyak orang gila di dunia kedokteran." Dion memikirkan kemungkinan yang menakutkan ini dan menelan ludah, hati yang baru tenang kembali kacau.

Agung melihat wajah Dion yang berubah pun tahu jika setiap kali menghadapi masalah Cindy, Dion tidak bisa berada dalam akal sehat, lalu berkata:"Ketua Dion, peneliti gila itu tidak akan menyadarinya."

Dion yang mendengar ini pun menjadi tenang.

"Ketua Dion, orang ini mengatakan hari ini ada 2 orang yang datang mencari Cindy, namun di hadang diluar." Ada yang mengetok pintu, adalah kepala pengawal, dan ada pria dibelakangnya.

"Siapa yang datang mencariku?"

Semenjak Elsa datang mencari Cindy, mereka sudah diberitahukan, selain Dita, Dion dan Agung, dan juga Winny, tidak ada yang boleh masuk.

"Adalah seorang pria." Pengawal itu berkata.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu