Balas Dendam Malah Cinta - Bab 204 Saat-Saat Terakhir (2)

Bab 204 Saat-Saat Terakhir (2)

"Kamu?" Dion dari dalam kamar berjalan keluar, melihat bayangan seorang pria.

Di gang itu sangat tenang, tidak ada suara apapun.

Pria itu membelakangi Dion, Dion tidak melihat jelas ekspresinya.

Mendengar suara Dion, pria itu berbalik, siapalagi jika bukan pria yang tadinya sedang terkena reaksi obat?

Dia perlahan mengangkat kepala, dengan dingin menatap Dion, Dion mulai mundur.

Pria itu mencari waktu yang tepat, dengan tidak ragu memukulnya.

Untung saja reaksi Dion cepat, dengan cepat menghindar.

"Kenapa denganmu?" Dion tidak membalas, hanya berusaha menghindari pukulan pria itu,

Pria itu tidak menjawab, tatapannya terlihat sangat kejam, jika bukan wajah yang sama, Dion akan ragu mereka bukanlah orang yang sama.

Pria itu tidak menjawab, hanya menendang Dion yang masih tidak sempat menghindar.

Tendangan ini sangat kuat, membuat Dion langsung terlempar didinding, Dion pun bersandar didinding, memegang perutnya, pria ini, terlihat jelas ada yang salah, namun kenapa dalam waktu dekat berubah begitu banyak.

Dion pun menjerit, bagian perut adalah area yang lemah, apalagi pria itu menendang dengan kuat, sungguh menyakitkan.

Jason pun bersandar didinding, bernafas dengan berat.

Dia merasa pusing, namun untuknya dulunya dia pernah mengikuti pelatihan CIA tentang racun ini, tubuhnya bisa menahan, baru bisa lolos dari pengawal itu.

Tidak tahu mengapa, didalam tempat penelitian banyak peneliti sudah tidak ada.

Nichole sudah dipindahkan, tidak tahu dibawa kemana, dia ingin menghubungi Dion, namun alat nya sudah hilang, mungkin hilang saat bertengkar tadi.

Jika tidak salah, Dion seharusnya masih ruang penelitian lantai 3.

Jason pun megikuti arah ini dan memutuskan untuk pergi kelantai 3, berkumpul dengan Dion, sekarang Hendra pasti memikirkan cara.

Dilantai 3 sangat tenang, Jason dengan mudah memukul pingsan seseorang, memakai baju putih,dan masker, berjalan diantara kumpulan orang.

"Dengar-dengar pria itu tidak bodoh?" ada orang peneliti yang berkata, pas Jason melewatinya.

"Ada masalah di angka, Dokter Ryan barusan setelah sadar dari pingsan baru menyadari, sekarang sudah berada ditahap akhir." Orang satunya lagi menjawab.

Dokter Ryan dipukul pingsan? Kedengarannya adalah cara Dion.

Dan obat, apakah itu...yang digunakan untuk istri Dion, dengar-dengar namanya kelahiran kembali, bisa membuat orang melupakan semuanya.

Jason menunduk, berjalan ke tempat penelitian.

Ada beberapa orang yang sedang sibuk, mengelilingi orang tua yang berambut putih.

"Sempurna, berhasil, berhasil." Beberapa orang menjerit gembira.

Jason dengan dingin melihat mereka mengangkat sebotol obat yang tidak berwarna, apakah ini adalah obat kelahiran kembali?

Obat itu pun diletakkan ditempatnya dengan hati-hati.

"Cepat beritahu bos." Suara dokter Ryan pun terdengar bergetar, hasil kerja keras akhirnya berhasil.

Sekujur tubuh Cindy bergetar, sama seperti saat Hendra pertama kali membunuh orang.

Darah Cindy seperti membeku, takut Hendra akan menarik pelatuknya."Sangat menakutkan kah?" Hendra dengan nada rendah bertanya.

Cindy tidak menjawab, wajahnya memucat, tidak bisa berkata.

Hendra pun menurunkan pistolnya, ada pengawal yang berkata di telinga Hendra, Hendra pun terlihat senang berkata:"Semuanya sudah berakhir, suruh dokter Ryan kemari."

Hendra terdiam melihat Cindy berkata:"Tunggu aku sebentar, aku segera kembali."

Berjalan keluar.

Dion bersandar di dinding bernafas dengan berat, setelah perang itu, pria itu pun dipukul pingsan oleh Dion, Hendra memikirkan pria itu digunanakan untuk meneliti kelahiran kembali.

Sekarang pria itu, terlihat jelas tidak mengingat semua masalah itu, apakah obat ini sudah berhasil?

Dion pun terdiam.

"Lama tidak bertemu, Dion." Hendra pun terlihat senang, bahkan tersenyum dan matanya pun mengerut.

"Dimana Cindy?" Dion dengan dingin menatap Hendra, kenapa semakin dilihat semakin mengganggu.

"Saat aku baru keluar dari kamar." Hendra berkata tanpa menutupi, lalu berkata:"aku, hari ini ingin kamu menyaksikan sebuah hal yang besar, aku akan membiarkan mu melihat bagaimana Cindy melupakan semua kenangan kalian."

Mata Dion pun mengecil, ternyata, obat itu sudah berhasil.

"Tangkap dia." Hendra memerintah puluhan pengawal untuk menahan Dion.

Jason pun dikunci dipenjara, dengan dingin melihat mereka membawa obat itu, pengawal didalam sungguh tidak lemah.

Jason pun menyentuh darah di bibirnya, kenapa orang CIA masih belum datang. Jason pun berpikir, dibagian perutnya masih mengeluarkan darah segar, peluru itu menyisakan bekas.

Jason dengan dingin tersenyum, berharap Dion akan menyelamatkan Nichole, Nichole, benar-benar ingin bertemu dengannya. Jason pun terlihat begitu sedih.

Dion pun diangkat oleh pengawal.

Sekujur tubuhnya penuh dengan darah, bahkan berdiri pun sulit, namun dihadapan orang ini, Dion pun sudah berusaha.

Dengan putus asa dan sedih menguasai otaknya, kenapa bisa begitu.

Dia yang tidak bisa berbuat apapun sungguh buruk, padahal Cindy ada dihadapannya, hanya sedikit lagi dia sudah akan berhasil.

"Dion...." Cindy melihat sekujur tubuh Dion yang penuh luka sangat tidak tega.

Dion pun berusaha tersenyum, namun begitu tersenyum darah pun mengalir.

"Hendra, aku pasti tidak akan melepaskanmu." Cindy menjerit, saat ingin turun dari ranjang dia pun ditahan oleh seorang pengwal.

"Mulailah." Pengawal menahan Cindy, dokter Ryan pun mengambil suntik, didalamnya ada cairan berwarna transparan, saat Dion dengan putus asa menjerit "Jangan" , obat pun disuntik ke tubuh Cindy.

"Hendra, aku pasti tidak akan melepaskanmu, aku akan menghancurkan tubuhmu!" Dion melihat Cindy yang perlahan pingsan, dalam hati pun merasa putus asa.

Hendra pun berjalan kehadapan Dion, memukul perut Dion, darah pun keluar.

"Tidak ada kesempatan lagi, Dion, mulai dari sekarang, Cindy adalah milikku." Hendra pun tersenyum, berjalan kesisi Cindy.

Sepasang mata dengan lembut:"Cindy, setelah kamu sadar, kamu akan melupakan semua hal yang membuatmu sedih, mulai dari sekarang kita akan bersama." Hendra pun memeluk Cindy, seperti tidak menghiraukan jeritan Dion.

"Tarik Dion keluar, bunuh dia." Hendra pun menggerakkan tangan, menyuruh pengawal keluar, dia sudah melakukan hal yang paling menyakitkan hati orang, Hendra bisa membayangkan kehidupan kedepannya.

Harapannya selama ini akhirnya terwujudkan.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu