Balas Dendam Malah Cinta - Bab 168 Kembali Ke Indonesia

Bab 168 Kembali Ke Indonesia

Cindy dan Dita pun datang ke kota keluarga Tanusaputra untuk menjengguk Hendra.

Berbagai macam perasaan pun terasa, tiba-tiba merasa bahwa semua ini sudah berlalu sejak lama, seketika tidak tahu apakah perasaan itu, Cindy dan Dita pun melihat dari luar ruangan, pengawal pun berada diluar pintu, Cindy dan Dita pun tidak ingin banyak orang tahu jika dia masih hidup.

Anthony pun mengatas namakan Cindy dan Dita, dia pun ikut masuk, ibu Hendra tidak ada disana, belakangan ini banyak masalah dikeluarga Tanusaputra, keluarga Dion pun tidak tahu dengan cara apa berhubungan dengan orang pemerintahan untuk menekan keluarga Tanusaputra dan Anthony, benar-benar tidak boleh meremehkannya.

Cindy dan Dita pun melihat Hendra yang ada di ranjang, dia memakai baju putih biru, wajahnya kelihatan baik, dia dijaga dengan baik di rumah sakit, hanya tidak tahu kapan dia akan sadar, atau mungkin selamanya tidak akan sadar.

Cindy pun merasa sakit di hatinya, rasa bersalah yang sangat besar memenuhinya, dia begitu berharap orang yang terbaring disana adalah dirinya, dan bukan Hendra, orang sudah dia anggap seperti kakaknya.

Saat ini Dita juga merasa tidak baik, mengetahui Hendra tidak sadarkan diri dan melihatnya langsung adalah 2 hal yang berbeda, walaupun dia mengalami begitu banyak masalah di Amerika, Dita juga tidak pernah menangis, saat ini, matanya malah memerah.

Dulu mereka saling bergantung saat di club malam, walaupun mereka hidup dengan susah, ada tamu yang menganggu, namun mereka bertiga tidak pernah merasa takut, hidup ini tidak dapat di prediksi, dan sekarang malah menjadi seperti ini.

Keluarga yang Dita rindukan sudah di temukan, kakak yang dulunya melindunginya dengan tubuhnya yang kecil sudah ditemukan, bertemu kembali malah dalam keadaan seperti ini, hampir menabrak mati Hendra, apa yang harus dirinya lakukan?

"Jika kalian ingin merahasiakannya maka tidak boleh berlama-lama, ibu Hendra akan segera datang." Anthony mengerutkan dahi berkata.

Sudah begitu tua baru mengetahui dirinya memiliki seorang anak, belum saling mengenal sudah begitu, seumur hidup ini dia melewati banyak masalah, Anthonya juga tidak dapat tenang.

Sekarang keluarga Dion dan keluarga Nichole ada perjanjian, ingin melindungi keluarga Nichole, bisnis dan pemerintahan saling bergantungan, Cindy juga tidak tega menyakiti, sekarang, hanya bisa membuat Dimas menerima akibat dari perbuatannya, tidak, harus hukum mati baru bisa menghilangkan semua kesakitan ini.

Cindy dan Dita sudah keluar dari kamar pasien, mata Dita memerah, melihat Anthony tidak ada disisinya, Dita baru berkata: "Saya ingin pergi melihat Dimas."

Cindy melihat Dita, jujur, hati Cindy pun sangat membenci Dimas, dia percaya bahwa Dita juga sama, namun Dimas adalah kakak kandung Dita, Cindy tidak bisa melupakan saat dulu di club malam, saat Dita mabuk dia selalu menyebut kakaknya itu, itu adalah masa kanak-kanaknya.

"Kamu ke kota Rao, saya menunggu mu disini." Cindy berkata.

Dita pun menggerakkan bibir, akhirnya tidak berkata, dia tahu Cindy sudah mentoleransinya, bagaimanapun di mata Cindy Dimas adalah musuh, dan terhadap dirinya adalah musuh dan keluarga.

Dia pun serba salah.

Anthony pun mengurus rumah di kota keluarga Tanusaputra untuk Cindy, karena beberapa bulan lagi akan melahirkan, sekarang yang terpenting adalah Cindy harus menjaga kesehatannya.

Dita pun pergi ke kota Rao, terlihat baik-baik saja, namun diam-diam ada banyak masalah, Dita melihat tulisan kantor polisi, hatinya pun kacau, sinar matahari yang menusuk mata, seperti ingin mengeluarkan air mata.

Dimas melihat Dita yang berada dibalik kaca, matanya pun mengeluarkan air mata, jenggot didagunya pun sudah lama tidak di bersihkan, dia terlihat begitu tidak semangat, dan semakin tua.

Didalam penjara, kehidupannya pasti tidak baik, keluarga Anthony dan Tanusaputra pasti akan mencari masalah dengannya, dan Dion ada di Amerika.

Dita mengangkat telepon, mereka berdua pun hanya mengalirkan air mata, akhirnya Dita berkata: "Kak."

Nadanya sedikit gemetar, kata yang begitu tidak asing pun akhirnya dikeluarkan.

Tidak peduli terjadi hal apa, tidak peduli melakukan apa, dia tetap adalah kakaknya.

"Dita." Seseorang yang mengalirkan darah namun tidak mengalirkan airmata pun akhirnya tidak dapat menahan airmatanya.

Mereka berdua ada banyak sekali yang ingin dikatakan namun tidak dapat mengekspresikan kerinduan mereka, hanya bisa mengalirkan airmata dibalik kaca.

"Maaf, Dita." Dimas berkata, mengetahui hal yang dia perbuat sangat membuatnya serba salah, dengar-dengar Dita dan Hendra ada hubungan, sekarang Dita pasti sangat kacau.

Dita akhirnya mengatakan tidak apa-apa, berkata: "Saya menunggu mu, tunggu hingga kamu selesai menerima hukumanmu, kita meninggalkan tempat ini yah?"

Dimas berkata: "Baik."

Dimas masih tidak jelas kapan keluar dari penjara, malam pun tiba, sekarang club malam sudah mulai dibuka.

Dita ragu sejenak, akhirnya masuk ke club malam.

Tidak tahu karena club malam baru dibuka maka orangnya sedikit, Dita pun melihat Dion berada disudut dan sedang minum bir.

Dihadapannya sudah terlihat banyak botol bir, kelihatannya dia minum banyak, sebelahnya ada pria dan waniita yang melihat kearahnya, ini adalah daya tarik Dion.

Dita berjalan ke sisi Dion, dia pun meminta bir pada pelayan.

Dion pun menelungkup di meja, sedang menyebutkan sesuatu.

"Dion, hari ini saya pergi melihat Dimas." Dita tidak tahu apakah Dion mendengarnya, sekarang dia hanya ingin mencari seseorang untuk mendengarnya, Cindy tidak bisa, Anthony tidak bisa, siapapun tidak bisa.

Dion sudah mabuk, tidak mendengarnya, membiarkannya berkata, namun kali ini Dita mendengar dengan jelas nama Cindy, Dion berkata: "Cindy, jangan pergi."

Dita terdiam, air mata pun mengalir, setelah sampai di Indonesia terasa begitu sedih, jujur, rasa cinta Dion pada Cindy terlihat jelas, namun di antara mereka berdua ada banyak masalah, Hendra adalah salah satu masalah yang tidak dapat dilewati, selama Hendra tidak sadar, Cindy maupun Dita akan selalu merasa bersalah.

"Siapapun tidak berpikir akan seperti ini, saya akan menunggu Dimas keluar dari penjara, percaya kamu juga akan bersama dengan Cindy." Dita pun meneguk bir, kota Rao sungguh membuat nya merasa sedih, banyak kesedihan, termasuk club malam, rumahnya yang dulu, namun sekarang Hendra tidak ada, Cindy juga sudah pergi, tempat yang dulu nya begitu dikenal pun menjadi asing, dia sudah harus pergi.

Sayangnya karena mabuk Dion pun tidak mendengar ucapan Dita.

Dan suatu hari nanti, mungkin mereka akan bertemu kembali.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu