Balas Dendam Malah Cinta - Bab 88 Bertemu Dengan Hendra

Bab 88 Bertemu Dengan Hendra

Mereka berdua yang sedang duduk di meja makan pun tidak berbicara, suasana sangat aneh, namun juga tidak ada masalah, makan siang pun lewat begitu saja, hanya saja Dion melihat Cindy yang tidak terlalu banyak makan pun mengerutkan dahinya, dia terus menerus mengambil daging untuk Cindy, namun tidak di sentuh sama sekali.

Ibunya bukanlah orang biasa, dia adalah orang yang cerdik, kalau tidak dia tidak mungkin diam saja. Jadi dia melihatnya dengan jelas jika ada yang salah dengan mereka berdua.

Namun dia tidak mengatakannya, sekarang anaknya sangat tergila pada Cindy, dia juga tidak buta, seharusnya dia memberitahu Cindy, ini adalah kesempatan yang baik untuknya.

Ide ibunya tentunya tidak di ketahui oleh Cindy dan Dion, Dion hanya berpikir bagaimana mengubah pandangan ibunya pada Cindy, namun Cindy hanya memikirkan keamanan Hendra pulang. Mereka bertiga pun dengan memikirkan hal masing-masing selama makan siang ini.

"Kita pergi kemana?" Cindy melihat pemandangan diluar, pepohonan semakin banyak, orang semakin sedikit, kelihatannya bukanlah jalan pulang ke villa, sepertinya dipedesaan.

Bukan ingin membunuh orang kan. Bukan salah Cindy berpikiran seperti ini, bagaimanapun dalam hatinya, Dion sudah memiliki kesan yang buruk, pemikiran pria ini sangat susah ditebak.

Dion diam-diam memperhatikan Cindy, melihat wajahnya yang sepertinya sudah menebak apa yang ada dipikirannya, apakah didalam hati Cindy saya adalah orang yang seperti ini?

Dion tersenyum pahit: "Saya membawamu menemui Hendra."

Wajah Cindy semakin buruk, karena seketika dia teringat Dita, sekarang Dita masih belum sadar, semuanya karena pria ini, sekarang juga tidak tahu bagaimana kondisinya, dan sekarang dia masih menyiksa Hendra?

Seketika mata Cindy pun memerah, dia pun menarik kera baju Dion dengan marah berkata: "Kamu apakan dia?"

Dion sangat tidak senang melihat Cindy yang melakukan ini padanya karena pria lain, semakin tidak senang karena Cindy menganggapnya seperti orang yang begitu menghalalkan segala cara.

"Saya hanya menyuruh Hendra untuk menjelaskan padamu bahwa aku bukanlah orang seperti itu , mengerti?" Dion dengan marah menggenggam tangan Cindy.

Cindy terkejut karena dijerit Dion: "Bukan orang begitu?"

Cindy tersenyum sinis, Dion merasa tawanya sangat mengganggu pun melepaskan tangannya dan tidak lagi melihatnya, wanita ini, selalu membuatnya emosi.

Cindy juga tidak berkata lagi, takut jika pria ini akan menggila, dan akan melakukan sesuatu padanya.

Suasana didalam mobil kembali senyap.

Supir pun berkendara dengan ketakutan, takut jika Ketua akan marah dan melampiaskan pada dirinya.

Dengan cepat mereka pun sampai di tujuan, sebuah tempat teh yang berada dipedesaan, tempat ini sangat susah dicari, hanya ada beberapa pelanggan lama, karena pemilik ini tidak suka dengan kemewahan di kota maka dia hanya membuat teh untuk pelanggan lama.

Melihat tempat ini , seketika Cindy terpikir Anthony yang sangat tidak dia sukai.

Tidak tahu mengapa, dia selalu merasa pria tua itu sangat misterius, terhadapnya juga sangat aneh, tidak mengatakan ingin membantunya, namun juga tidak pernah mencari masalah dengannya.

Ibunya dan orang itu sebenarnya ada hubungan apa.

Dion menarik Cindy yang sedang terbengong dan masuk kedalam.

Cindy berusaha melepaskan tangannya, namun Dion mengenggamnya dengan erat, karena tidak bisa melepas dia pun hanya mengikuti kemauan Dion.

Saat mereka membuat pintu ruangan privasi itu, yang Hendra lihat adalah mereka berdua yang sedang bergandengan tangan.

Tangan kirinya pun dikepal.

"Kak Hendra, kamu tidak apa-apakan." Cindy ingin berlari ke samping Hendra namun ditahan oleh Dion.

"Dion, lepaskan." Suara Cindy perlahan mengeras.

Dion yang melihat Cindy emosi pun sangat tidak senang: "Melihatnya pun begitu terburu-buru untuk pergi kepelukannya?"

"Dasar bajingan." Dion berhasil menahan tangan yang ingin memukulnya itu.

Dion menarik nafas, menahan emosinya, "Hendra datang mencarimu untu menjelaskan sesuatu padamu, saya tidak menyakitinya."

Cindy yang melihat Hendra yang tidak ada apa-apa dan duduk disana pun merasa memang dirinya terlalu terburu-buru, dia pun perlahan merasa tenang, dengan tidak ingin dia pun ditarik duduk oleh Dion.

Ada pelayan yang cantik sedang membuat teh, setelah itu dia pun dengan sopan pergi.

"Hendra, kamu cepat beritahu Cindy." Dion tergesa-gesa, hari-hari dimana Cindy salah paham padanya sangatlah menyiksa, namun jika dia yang menjelaskan Cindy juga tidak percaya.

"Jelaskan apa? Apa yang terjadi?" Cindy heran melihat mereka berdua.

"Cici, kamu baik-baik saja kan." Hendra melihat Cindy yang tidak begitu baik, hatinya pun merasa sakit, semua karena dirinya, hingga membuat Cindy mengalami ini, dia tidak seharusnya membiarkannya di sini sendiri.

Mendengar kata Cici, perasaan Dion sangat tidak senang: "Hendra cepat katakan."

Dion yang sudah tergesa-gesa pun di diamkan begitu saja.

Cindy yang tidak melihatnya berkata: "Saya tidak apa-apa, bagaimana dengan Dita."

Dion melihat mereka berdua yang sudah memasuki percakapan pun semakin tidak senang dan memutuskan percakapan mereka: "Hendra, jangan lupa hal yang kamu janjikan padaku."

Mendengar ucapan ini, Cindy yang awalnya sudah tenang pun seketika melihatnya.

"Apakah Dion mengancammu."

"Apa aku adalah orang seperti itu? Hendra, cepat jelaskan padanya." Dion semakin tergesa.

Hendra yang melihat Dion begitu tergesa pun senang: "Tenang, tidak kok, kamu hanya melakukan perjanjian, saya tidak apa-apa, Dita juga, dia sudah sadar, hanya saja perlu di cek untuk sementara waktu."

Cindy pun merasa tenang, Dita sudah sadar, untung saja, kalau tidak dia pasti akan merasa bersalah, semuanya karena dirinya.

"Hari ini kamu datang untuk mengatakan apa?" Cindy berkata.

"Begini, belakangan ini saya menemui masalah, dan Dion yang membantuku jadi saya akan menjelaskan sesuatu padamu sebagai balasannya."

Cindy mengerutkan dahi, pertama dia memikirkan penjelasan, antara dia dan Dion apakah masih ada kesalahpahaman, namun Hendra mengalami masalah tapi tidak bisa menyelesaikannya sendiri?

"Kamu mendapatkan masalah apa?"

Yang Cindy khawatirkan jelas adalah keselamatan Hendra, dia tahu dia bukanlah orang biasa, kalau tidak pria ini tidak mungkin bisa membiayai keluarga sampai sekarang.

"Masalah itu kamu tenang saja, Dion sudah menyelesaikannya, kali ini saya datang untuk menjelaskan kesalahpahaman." Hendra melihat Cindy berkata, tatapannya masih begitu lembut.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu