Balas Dendam Malah Cinta - Bab 5 Ada Dendam Namun Tidak Dibalas Bukannlah Lelaki Sejati

Bab 5 Ada Dendam Namun Tidak Dibalas Bukannlah Lelaki Sejati

"Hei! Sudah menangis, hanya digores beberapa kali membuat kamu menangis?"

Ejekan Dion membuat Cindy malu dan berusaha keras tidak membiarkan air matanya menetes.

Dion juga tidak melepaskannya hanya karena dia menangis, pisau ditangannya pun ditepuk-tepuk pada wajahnya yang indah: "Bagaimana jika menyisakan bekas pada wajahmu? Bagaimana jika saya mengiriskan wajahmu agar anda dapat mengingat Dion selamanya."

"Jangan, jika kamu masih belum puas, kamu bisa menambahkan irisan pada perutku, meskipun saya melakukan kesalahan terlebih dahulu, kamu juga tidak seharusnya melakukan ini."

Wajah Cindy yang terlihat lemah dan pandang yang terlihat memohon membuat Dion tertawa: "Ternyata kamu juga bisa takut, benar-benar tidak dipercaya."

Mata Dion yang memanjang melihat ke arah meja dan meraih secangkir gelas, melihat Cindy yang menderita, Dion tertawa dan dengan lembut berkata: "Sudahlah, saya tidak akan membiarkanmu membayarnya berkali lipat! Namun, apapun yang telah saya rasakan, kamu juga harus merasakannya."

Cindy belum menanggapi arti kata Dion, Dion telah memegang erat mulut Cindy dan menuangkan segelas bir kemulutnya, bir yang keras itu pun membuat tenggorokannya seperti terbakar dan pusing yang membuatnya tersiksa hingga meneteskan air mata.

Dia ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa, setelah batuk dengan keras membuatnya sangat tersiksa hingga ingin mati.

Tidak usah bertanya pada Dion, dia juga tahu apa yang diberikan Dion kepadanya. Saat itu dia juga memberikan obat kepada Dion dan Dion tidak mungkin melupakan dendam ini.

Dion pun meletakkan cangkir kosong itu dikejauhan dan terseyum senang melihat Cindy begitu tersiksa, dengan lembut dia berkata: "Tahukah kamu, jika obat yang kamu berikan membuatku harus diinfus sebanyak 3 kantong untuk pulih, saat itu saya sudah berpikir, suatu hari saya akan membuatmu merasakan hal yang sama, nikmatilah! Hari sudah malam, saya sudah harus mandi dan tidur."

Dion pun turun dari atas ranjang dan berjalan kearah kamar mandi. Sepuluh menit berlalu, Dion keluar dari kamar mandi dan handuk terlihat tergantung dibadannya. Saat itu reaksi bir ditubuh Cindy pun terjadi yang membuatnya begitu tersiksa hingga tangan dan kakinya tidak bisa berhenti meronta. Karena Dion mengikatnya dengan erat, akhirnya dia hanya bisa diam tak berdaya.

Dion yang berdiri disamping ranjang melihat wajah Cindy yang memerah dan pakaian yang terbuka dan tubuh yang putih terlihat berlumuran darah.

Dia berdengus dan pura-pura berkata: "Saya akan tidur di sofa, jika benar-benar tidak tahan, panggil saya, saya akan melayanimu , anggaplah saya sedang baik hati. Tapi ingat, harus memohon, jika tidak saya sangat malas untuk bangkit."

Cindy melihatnya sekejap dan memejamkan mata. Cindy telah mengalami banyak hal, dia yang begitu cantik dan bekerja di klub malam pasti pernah diberi obat, jadi tidak ada alasan dia tidak bisa bertahan.

Melihat itu, Dion pun tidur disofa.

Cindy merasa tubuhnya seperti sedang terbakar, air mata yang selalu ditahannya pun membasahi pipinya dan akhirnya mengigit bibir hingga pingsan.

Dia diikat semalaman dan setengah hari sampai siang hari di hari kedua Dion baru membebaskan ikatannya dan menyuruh pelayan untuk membawakan makanan untuknya. Namun karena luka ditubuhnya ditambah dengan reaksi bir membuatnya demam hingga tidak memiliki nafsu untuk makan dan minum.

Cindy merasakan pandangan senang dari Dion, namun dia tidak sanggup untuk membuka matanya sampai seseorang masuk dan mengatakan pada Dion bahwa Nona Elsa datang dan membuatkan sekejap sadar. Jika Dion membawa Elsa kemari dan melihatnya sengsara seperti ini, jika Dion dan Elsa baikan, bukankah semua yang dia lakukan percuma?

Mendengar itu Dion pun keluar, Cindy pun menahan sakit pada tubuhnya dan turun dari ranjang. Dengan langkah yang berat dia berjalan ke kamar mandi dan membasahi tubuh dengan air dingin untuk membuat dirinya sadar. Luka pada tubuhnya pun terasa perih akibat terkena air. Kemeja putih itu pun berlumuran darah dan hanya bisa membungkus dirinya dengan handuk, diam-diam dia meninggalkan kamar melihat keadaan dibawah.

"Dion, apa maksudmu? Kamu yang menghianatiku dan sekarang saya datang untuk memintamu balikan dan kamu malah menolakku."

Tangisan Elsa terdengar begitu keras, Cindy yang lemah sedang bersandar di pegangan tangga setelah mendengar itu pun menjadi lebih membaik.

Merasa tenang dan mendengarkan Dion dengan dingin berkata: "Di acara pernikahan semua orang sudah mengetahuinya dan saya sudah sangat malu, jadi tidak ada alasan untuk balikan lagi kan? Sudahlah! Biarkan orang-orang menertawaiku, saya tidak peduli lagi."

"Dion....kamu, apakah benar seperti kata orang kamu telah membawa wanita itu pulang kerumah ini, wanita seperti dia tidak tahu sudah tidur dengan berapa pria, anak itu juga tidak tahu adalah anak dari pria mana! Dengan mudahnya kamu mengakuinya, Dion apakah kamu sudah gila?"

"Kamu tidak perlu ikut campur dengan masalahku, lagipula pernikahan telah dibatalkan jadi kita sudah tidak ada hubungan lagi, jangan berkata omong kosong lagi didepanku, pergi!"

Nada suara Dion terdengar sangat marah, karena mendengar jeritan Elsa, Cindy berjalan beberapa langkah kebawah dan melihat 2 orang membawa paksa Elsa keluar.

Ternyata Dion dan Elsa tidak sebaik yang dia pikirkan, ternyata terhadap wanita yang hampir menjadi istrinya Dion juga begitu jahat.

Cindy tersenyum senang dan berbalik ingin naik keatas, namun terdengar Dion berkata: "Saya tahu kamu memiliki dendam dengannya, dari awal saya sudah tau hubungan kalian, bagaimana? Saya berbuat seperti ini padanya, apakah kamu sudah senang?"

Mendengar itu Cindy pun berbalik badan dan melihat kearah Dion, wajah yang terlihat pucat dan memaksa untuk tersenyum dengan suara yang lemah berkata: "Apakah kamu berbuat seperti itu pada Elsa untuk membantu saya membalas dendam? Saya tidak bernasib baik seperti itu."

Dengan handuk yang terbungkus ditubuhnya dia berjalan dengan lemah dan hilang dari jangkauan Dion, dion berdesah dan meninggalkan ruangan.

Sejak sampai di rumah Dion, Cindy belum minum dan makan sama sekali, tubuhnya yang sedang demam dengan lemah berjalan kedalam kamar dan tidur diatas ranjang. Namun yang tidak terbayangkan olehnya adalah, setelah sepuluh menit, ada seorang pelayan yang masuk membawa seorang dokter dan juga membawa makanan untuknya.

Dia yang sedang diinfus dan ada pelayan yang sedang menyuapinya, memberinya makan dan minum. Hingga tertidur dan terbangun, hari sudah gelap. Tangannya yang tertusuk jarum infus juga sudah dicabut. Lampu kamarnya tertutup dan dia merasa ada seseorang yang duduk disamping ranjangnya.

Dia mengerutkan dahi dan belum sempat menoleh, terdengar suara: "Kamu menghancurkan pernikahanku dan aku sudah menodai keperawananmu, kita sudah impas. Kamu sudah melukai dan memberikanku obat, sekarang juga sudah impas. Tunggu penyakitmu sembuh dan kamu sudah boleh pergi."

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu