Balas Dendam Malah Cinta - Bab 287 Godaan

Bab 287 Godaan

Jenny pun menunjukkan tubuhnya dihadapan Dion, gambaran seperti ini, jika adalah pria lain mungkin dari awal sudah mimisan, tapi Dion pun berdiri dengan tenang, seperti didepanya adalah wanita yang tidak membuka baju.

Jenny pun memeluk Dion dari belakang, merasakan tubuhnya yang gagah dan suhu tubuhnya yang nyaman, rasa seperti ini sudah ditunggu oleh Jenny, akhirnya hari ini terkabulkan.

Tatapan Dion tidak berekspresi, menghadapi wanita yang berinisiatif memeluknya, perasaannya sangat tenang, saat ini tidak tahu harus mengatakan apa yang menggambarkan wanita yang mengantarkan dirinya dihadapannya.

Jenny melihat Dion yang tidak bergerak, dia pun mulai bergerak, saat dia ingin membuka kancing kemeja Dion, tangannya pun ditahan oleh Dion.

Dion berbalik dengan yakin melihatnya, saat itu Jenny merasa malu, wajahnya yang merah membuatnya terlihat sangat menggoda.

Jenny mengira Dion akan melakukan gerakan yang romantis, dan Dion pun menahan tangannya, dan tindakan ini membuatnya terbengong.

Hanya melihat Dion membungkuk dan mengambil baju tidur yang dibuka Jenny dan memakaikan padanya, Jenny melihat tindakan Dion pun ekspresinya berubah.

Dion melihat Jenny yang marah pun tersenyum, sambil merapikan bajunya dan bersiap-siap untuk pergi.

Saat ini Jenny sangat marah, tidak pernah ada yang melakukan ini padanya, ini membuatnya sangat marah dan bertanya pada Dion: "Kenapa?"

Dion berkata: "Dirumah masih ada istriku yang menungguku, saya mungkin tidak bisa berlama-lama disini."

Jenny pun sangat marah: "Lagi-lagi Cindy itu lagi!"

Hanya melihat Dion yang pergi, Jenny pun buru-buru berkata: "Kamu tidak ingin membahas masalah kerja sama lagi?"

Dion pun berbalik melihat Jenny yang berpakaian tidak rapi itu, saat ini dalam hatinya juga sedikit marah, tapi dia masih menjawab Jenny: "Syarat dan perjanjian kerja sama seharusnya kamu tahu kan?"

Jenny melihat dia tidak bisa mengancam Dion, dia pun menggunakan keuntungan itu, syarat yang di katakan Dion memang sangat berharga.

Saat ini dalam hati Jenny berkata: "Kerja sama ini hanya akan membawa keuntungan bagi keluarganya, dan Dion pun berjanji akan memberikan 10 % saham tanah padanya, itu pasti akan menghasilkan banyak uang, jika dia tidak mencariku dulu, mungkin orang lain akan sangat menginginkannya."

Jenny merapikan bajunya berkata: "Tentu, ke depannya keluargaku dan keluargamu adalah keluarga bersaudara, jadi bisa bekerja sama di berbagai bidang."

"Hanya saja, syarat yang begitu baik pasti ada pemintaan apa kan?" Jenny adalah wanita yang pintar, dari awal dia sudah merasa ada yang aneh.

Dion mendengar ucapan Jenny, dalam hati berkata: "Sudah membicarakannya begitu lama akhirnya masuk ke topik."

"Keluarga Tanusaputra." Dion pun sangat terbuka dan tidak bertele-tele.

"Apa yang ingin kamu lakukan?"Jenny pun langsung bertanya pada Dion.

"Kamu juga tahu keluarga Tanusaputra dan keluargaku ada dendam, saya berharap setelah bekerja sama, keluarga mu bisa memerhatikan gerak gerik keluarga Tanusaputra, agar mereka tidak melakukan sesuatu, kalau tidak mungkin kita tidak tahu kapan akan dirugikan."

Jenny mendengar syarat Dion pun berpikir jika keluarga Tanusaputra adalah musuhnya, memerhatikan mereka juga adalah keuntungan, dia pun menyetujui Dion: "Tenang saja, keluarga Tanusaputra aku akan memerhatikannya, jika kita sudah bekerja sama, maka keluarga kita harus menikmati keuntungan bersama, jika ada yang ingin menghancurkan, aku bukanlah orang yang mudah."

Dion melihat Jenny dengan puas tersenyum dan berkata: "Saya sudah keluar lama, Cindy tidak melihatku pasti akan tergesa, aku harus pulang sekarang, kalau begitu, masalah kedepannya merepotkanmu yah." Dion pun mengucapkan selama tinggal pada Jenny.

Jenny yang awalnya tidak senang pun melihat tindakan Dion yang sopan pun sudah membaik setengah, dia pun tersenyum membalas, dan menyuruh pengawal mengantarkan Dion.

Setelah menyelesaikan masalah kerja sama, Dion pun sedikit tenang, Agung yang melihat Dion pun tahu jika masalah nya berjalan lancar dan bertanya pada Dion: "Apakah langsung pergi ke tempat penelitian melihat nyonya Cindy?"

Dion tidak berkata, Agung yang tidak mendengar jawaban pun langsung menuju tempat penelitian.

Cindy memegang bunga yang di beri Dion dan menaruhnya ke vas, saat Dion kembali ke tempat penelitian sudah sangat malam, berjalan kedepan pintu pun mendengar Cindy yang bertanya pada orang disamping kenapa Dion masih belum pulang, peneliti pun mengatakan Dion ada masalah yang harus diurus, dia akan kembali agak malam, Cindy yang mendengar jawaban ini pun dengan bosan berbaring di ranjang dan memeluk bunga.

Dion pun mendorong pintu dan masuk, Cindy membelakangi pintu, tentu tidak tahu jika Dion diam-diam ada di belakangnya, sekarang kehidupan Cindy sangat membosankan, karena hilang ingatan, dia tidak tahu harus melakukan apa.

Setiap hari dia hanya makan dan tidur, saat Dion ada pun akan menemaninya, jika Dion tidak ada dia pun menunggu Dion kembali.

Cindy pun berbaring, sambil melihat bunga dan memuncungkan mulut berkata: "Kapan dia akan pulang." Dia sama sekali tidak merasa akan ada orang yang tiba-tiba muncul dari belakang.

Dion diam-diam mendekati Cindy yang berbaring, bersiap-siap mengejutkan Cindy saat dia berbalik, tidak terbayangkan saat Dion mendekatinya, Cindy tiba-tiba berbalik, wajahnya pun berbalik dan mencium bibir Dion.

Cindy membuka mata dengan besar, melihat Dion yang terkejut, tidak di duga Cindy begitu tepat, Dion pun langsung mencium Cindy.

Cindy pun terkejut dan mendorongnya, Dion pun tertawa, terlihat sangat ganteng.

Mata Cindy terbuka besar, melihat Dion yang tidak tahu muncul dari mana.

Dion pun sengaja berkata: "Ternyata kamu sudah tahu aku datang yah, menggunakan kesempatan ini menciumku, ternyata kamu begitu antusias yah!"

Cindy secara tidak sadar memegang mulutnya, terlihat malu dan berkata: "Siapa yang menyuruhmu diam-diam berada dibelakangku, benar-benar jahat."

Dion pun memeluk Cindy, berkata: "1 ciuman tidak cukup, aku mau 10, 100,1000."