Balas Dendam Malah Cinta - Bab 279 Cindy Sadar (1)

Bab 279 Cindy Sadar (1)

Hendra melihat anak di pelukannya, tatapannya sangat kacau.

Mata anak ini sangat mirip dengan Cindy, karena di culik beberapa hari, dia semakin kurus, tapi dia menurunkan gen dari Cindy, dia masih belum sadar dari obat penenangnya, kelihatannya sangat lucu.

"Dari mana kamu membawa anak ini?" karena keluarga Elsa di selidiki, belakangan ini Elsa pun di cari-dari diseluruh kota karena masalah penculikan Gary, jadi dia tinggal bersama dengan Hendra di rumah yang di siapkan Santo.

"Ini adalah anak Dion dan Cindy." Hendra pun menidurkan Reza di ranjang, setelah membereskan lukanya, karena berlari terlalu cepat, kakinya pun secara tidak hati-hati terluka.

Awalnya Hendra memutuskan untuk menghabisi Dion di sana, tapi tidak di duga Derek, Desly dan juga Dion bekerja sama, harus tahu dulu Derek adalah orang yang menculik Cindy, mereka bisa bekerja sama, benar-benar dil uar dugaan Hendra.

Elsa melihat bayi yang ada di ranjang, matanya terlihat begitu indah.

Jika anak mereka hilang, pasti akan sangat sedih, dia ingin mengembalikan semua kesedihannya pada mereka.

Jika bukan karena Cindy, dari awal dia sudah menjadi menantu keluarga Dion, jika bukan karena Dion berubah, keluarga Elsa tidak mungkin sampai ditahap ini, mengapa, apakah dia lebih buruk dari Cindy?

Elsa dengan kejam menatap anak itu, mendorong pintu kamar, sepasang tangannya tanpa sadar pun di letakkan dileher anak itu.

"Lepaskan." Hendra melihat Elsa yang masuk ke kamar dalam hati merasa ada hal yang buruk, jadi dia sudah mengikutinya dari tadi, melihat gerakan Elsa, dia pun mendorong wanita itu, tatapannya terlihat tidak senang, walaupun dia tidak menyukai anak itu, tapi anak itu tetaplah anak Cindy, dia tetap tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.

"Hendra, kamu seharusnya tahu, anak ini adalah anak Cindy dan Dion, bukan anakmu, dia adalah anak musuhmu, jika anak ini tidak mati, selamanya kita tidak akan memiliki kesempatan." Elsa pun di dorong Hendra hingga jatuh ke lantai, dia terlihat tidak senang berkata.

"Tidak heran jika Dion tidak menyukaimu, bagaimanapun dia hanyalah anak kecil, kamu bahkan begitu tega." Hendra mengerutkan dahi dan melihat Elsa, nada suaranya terdengar kesal.

"Kamu…" Elsa karena marah pun seketika tidak dapat berkata.

"Sudah cukup, jika kamu masih ingin mendapatkan Dion, maka patuhlah, Cindy akan segera pulih, sampai saat itu, kita masih harus menggunakan anak ini untuk melakukan hal yang lebih besar." Hendra pun menarik Elsa keluar dari kamar, mengerutkan dahi berkata.

Elsa terlihat tidak senang dan melepaskan tangan Hendra berkata: "Saya sudah tidak memiliki apapun, asalkan bisa mendapatkan Dion, maka semua yang hilang sudah kembali."

Hendra melihat tatapan mata Elsa dan tidak berkata lagi.

Luka Dion sudah di obati di rumah sakit dan segera menuju tempat penelitian, sekarang adalah waktu terpenting bagi Cindy untuk pulih, kalau bukan karena pagi ini anaknya di culik, paman Dedy juga ingin bertemu pagi ini, Dion pasti akan selalu berada disisi Cindy.

Cindy pun masih tidak sadar, dari layar terlihat data tubuh Cindy, peneliti juga sedang menunggu dan tidak berhenti melakukan penelitian.

Karena Agung semalaman berada di sana, begitu melihat Dion datang, lalu dia pun menguap.

"Bagaimana?" Dion ada diluar ruang penelitian, melaluipintu kaca melihat orang yang sedang sibuk dan Cindy yang masih tertidur, bertanya.

"Semalam baru di suntikan obat, awalnya ada reaksi yang dahsyat, selanjutnya dia pun tertidur, orang di dalam sudah sibuk semalaman, aku tidak berani menganggu mereka." Agung pun melaporkan.

Dion pun melambaikan tangan pada Agung: "Biarkan mereka istirahat dulu, saya akan berjaga di sini."

Agung menggelengkan kepala berkata: "Semalaman ketua sudah melakukan penyelamatan anak-anak dan sudah sibuk seharian, melihatmu kembali dengan aman aku merasa sangat tenang, bagaimana keadaan anak-anak?"

Dion mendengar ini pun mengerutkan dahi: "Reza di culik oleh Hendra, Dita dan Tian sudah di bawa kembali, Hendra itu masih belum menyerah pada Cindy."

"Hendra tidak akan menyakiti Reza kan?" Agung mengerutkan dahi mengatakan hal yang tidak di inginkan Dion.

"Tidak tahu." Suara Dion pun menjadi dingin, lalu dia pun melihat Rudy yang sedang terluka, berkata dengan dingin: "Apakah semalam Rudy melakukan sesuatu?"

Agung memikirkan laporan bawahannya berkata: "Dia hanya meneliti bersama Winny, tidak ada hal yang menarik orang, oh iya, dia dan Winny pergi makan hotpot, mengatakan agar emosi Winny reda, karena mereka, aku pun membiarkan mereka."

Dion memainkan cincin ditangannya berkata: "Saya curiga dia adalah penghianat, selanjutnya, suruh pengawal untuk memperhatikannya."

Walaupun Agung merasa aneh, tapi dia tidak bertanya.

"Sepertinya Cindy sudah sadar." Aron berjalan ke sisi Cindy, melihat Cindy membuka mata, dengan senang memanggil Winny.

Winny dengan cepat berlari ke sana, melihat Cindy yang membuka mata, wajah yang pucat pun sudah mula membaik, bibirnya sedikit bergerak, tapi tidak mengeluarkan suara.

Dion melihat segerombolan orang yang berkumpul, tidak tahu apa yang terjadi, dengan cepat membuka pintu ruang penelitian, dan berjalan ke sisi Cindy.

"Ada apa dengannya?" Dion pun dengan khawatir bertanya, saat melihat Cindy, matanya terbuka, bibirnya pun bergerak, Dion berusaha keras dan akhirnya mendengar kata yang dia ucapakan: "Dion."

"Aku disini, aku disini." Dion menarik tangan Cindy, memberikan kenyamanan padanya, matanya penuh dengan air mata.

Wajah Cindy yang pucat pun tersenyum.

"Semua data normal, saya rasa obat penangkal ini berhasil, jika di rawat sementara waktu pasti akan pulih kembali." Suara Winny terdengar sangat senang, hal yang paling menyenangkan sebagai seorang peneliti adalah saat menikmati keberhasilan, kebahagiaan itu menghapus semua kelelahan mereka sepanjang malam yang berusaha untuk membuat penelitian.

"Saya akan melakukan chec kup keseluruhan pada Cindy, kalian pergi beristirahat dulu." Dion dari awal sudah memandang Cindy.

Melihat Cindy yang sekarang, menggunakan suara yang lembut memanggil namanya, dia benar-benar sangat senang, bahkan semua penderitaannya selama ini terasa hilang .

"Dion, di mana kak Hendra? Apakah dia sudah siuman? Dan kenapa saya ada disini?" Cindy melihat Dion, tersenyum dan bertanya, melihat begitu banyak orang yang melihat dirinya, dia pun berkata: "Siapa mereka? Mengapa ada disini?"

Dion yang mendengar ucapan Cindy, hatinya yang senang seketika pun terbeku, sepertinya ada yang tidak beres.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu