Balas Dendam Malah Cinta - Bab 225 Orang Di Balik Semua Ini

Bab 225 Orang Di Balik Semua Ini

"Ibu." Dion pun berlutut dihadapan ibunya: "Saya harus obat kelahiran kembali di tubuh Cindy, berikan aku sedikit waktu."

Ibu Dion menghela nafas, melihat baju putih Dion yang ada darah, itu dari bagian perut.

"Luka di bagian perutmu terkoyak?" ibu Dion menunjuk bagian perut Dion, disana ada warna merah.

Dion baru merasakan sakit.

Suster pun dengan cepat membaluti luka Dion: "Ibu, saya ingin tahu siapa yang memberitahumu semua ini."

Dion pun berbaring di kursi, suster pun mengobatinya.

Ibu Dion tidak ingin mengatakan siapa orang itu hanya berkata: "Jika orang itu tidak memberitahuku dan kamu juga tidak akan memberitahuku kan? Kamu lihat setelah kamu memiliki Cindy, kapan kamu kembali ke perusahaan? Kamu lihat luka ditubuhmu, semua karena wanita ini, kamu rasa ibu bagaimana tenang membiarkan kalian bersama."

"Berikan aku waktu 3 bulan, saya akan mengobati Cindy sampai sembuh." Dion memohon pada ibunya.

"Aduh." Ibu Dion pun mendesah"Kamu sama dengan ayahmu, orang yang buta cinta, saya beri kamu waktu 3 bulan, obati dia hingga sembuh dan tinggalkan dia, kalau tidak kamu seharusnya tahu caraku."

"Ibu..." Dion memutuskan ibunya: "Kamu tahu dengan jelas betapa aku mencintainya."

Ibu Dion tertawa berkata: "karena begitu, saya tidak akan mengizinkan kalian bersama, mengobatinya hingga sembuh sudah merupakan langkah terbesarku, kalau tidak, saya akan memutuskan semua keuanganmu, saat itu apakah kamu rasa tempat penelitian mu akan bisa berlangsung? Nyawa Cindy, juga jangan pikirkan lagi."

Ibu Dion pun berkata dengan kejam, walaupun ibu Dion sangat baik, namun saat muda dia sangat kejam, kalau tidak juga tidak akan membuat keluarga ini begitu hebat.

Dion menatap ibunya berkata: "Saya berjanji padamu."

Tangan Hendra memukul meja, di rumah tidak membuka lampu, sekujur tubuh Hendra pun berada dalam kegelapan.

Hendra membuka file di meja, adalah data Redo, keluarga mereka memiliki pengenalan yang sangat dalam dengan narkoba, biasanya tidak disukai Anthony, sekarang Anthony lebih memihak ke jalan yang benar, terhadap masalah mafia sudah semakin tidak ikut campur.

Hendra tidak bodoh, dia tahu jika Redo pasti bisa mendapatkan keuntungan dari Gangster itu, mereka hanya ingin memanfaatkannya.

Apalagi, masalah narkoba, dia sudah pernah memainkannya.

Ponselnya berdering di kamar yang tenang, Hendra pun membuang file itu di meja dan menjawab telepon.

"Cindy, wanita itu sudah gila, Dion sudah berjanji untuk berpisah dengannya setelah mengobatinya." Ibu Dion menyentuh lukanya dan memikirkan wanita itu pun marah.

"Gila?!" Hendra mengerutkan dahi, suaranya sangat besar, membuat gema di kamarnya yang kosong.

"Saya berharap kamu bisa membawa pergi Cindy, jangan membuatnya menganggu Dion lagi." Ibu Dion dengan dingin berkata.

Hendra meletakkan tangannya dikepalanya: "Kalau masalah ini anda tidak perlu khawatir."

Menutup telepon, Hendra dengan cepat mengambil jas dan menuju ke rumah sakit dimana Cindy berada, bukankah hanya akan hilang ingatan? Dion tidak menjaga Cindy dengan baik.

Fuck, padahal Cindy memilihnya.

Orang diluar tidak bisa menahan Hendra, ada pengawal disisi Hendra dan bertengkar dengan pengawal Dion, Hendra pun dengan kesempatan ini masuk, tempat Cindy sangat mudah ditebak, VIP yang mahal, di lantai 8.

"Ketua Dion, Hendra naik keatas, kami tidak bisa menahannya." Dion mengangkat telepon dan orang itu dengan tergesa berkata.

Belum sempat Dion sadar, sudah ada orang yang menendang pintu.

"Dion, bagaiamana kamu menjaga Cindy." Dia langsung memukulnya tanpa mengatakan apapun.

Cindy masih belum sadar dari obatnya, masih tertidur diranjang, Dion pun dipukul hingga wajahnya bengkak.

Dion pun tidak sungkan membalas, melihat Hendra yang memberikan kelahiran kembali pada Cindy, membuat Cindy menjadi seperti ini, jika bukan dia, tidak mungkin akan seperti ini.

"Bajingan kamu memberikan Cindy obat yang belum berhasil, ini karena perbuatanmu." Dion pun menarik baju Hendra dengan marah melototinya.

Dion melihat Cindy mengerutkan dahi dan membalikkan badan, Dion pun menarik Hendra keluar.

"Dari awal aku sudah ingin memukulmu, bahkan ingin membunuhmu, jika bukan karena kamu begitu egois, Cindy mana mungkin akan seperti ini?" Dion pun memukul Hendra.

"Kami sudah menyelidiki kelahiran kembali begitu lama, mana mungkin bisa membuatnya gila, jika bukan kamu yang menjaganya, Cindy mana mungkin seperti ini." Hendra pun dengan tidak sungkan, mengingat luka diperut Dion, dia pun memukul kearah itu, namun Dion menghindarinya.

"Jika bukan karena kamu egois dan menyuruh Cindy merusak acara itu, dia mana mungkin bisa begitu?" Hendra pun tidak melemah, dan memukul wajah Dion.

Wajah Dion dan Hendra pun bengkak,"Kamu menggunakan obat pada ayahmu, menggunakan hal ini kamu juga dapat bisa melakukannya, terhadap Cindy menggunakan kelahiran kembali, masih ada apa yang tidak bisa kamu perbuat."

Hendra yang mendengar ucapan Dion pun tidak bergerak dan menerima pukulan Dion.

"Saya mencintai Cindy, dari awal sudah mulai mencintainya, namun karena kemunculanmu menghancurkan segalanya." Hendra pun menyentuh ujung mulutnya, suaranya pun serak.

"Dion." Didepan kamar pasien, Cindy menggeluarkan kepalanya, melihat Dion dan Hendra.

Cindy terlihat emosinya tidak stabil, tatapan Hendra pun menjadi serius, dan menarik perhatian Cindy, Cindy melihat wajah mereka bertanya: "Kenapa kalian berdua bertengkar?"

"Cindy, saya adalah Hendra, kamu ingat?" Hendra menghindari Dion, berjalan ke hadapan Cindy.

Dion pun dengan cepat menarik Hendra, membuat mereka tidak begitu dekat.

Cindy dengan penasaran melihat Hendra, lalu melihat Dion, perlahan menggelengkan kepala, menyatakan dia tidak ingat, Hendra pun dalam seketika menjadi serius.

"Jadi kamu ingat dia?" Hendra pun menujuk Dion.

Cindy menganggukkan kepala: "Pacarku tentu aku ingat."

Hendra pun tidak senang dan pergi.

Cindy dengan tidak tega menyentuh wajah Dion dengn tatapan marah: "Siapa yang memukulmu, aku akan membunuhnya."

Dion terkejut dengan tatapan Cindy, ditatapan itu penuh dengan kebencian.

Penelitian itu berpacu pada waktu, jadi setelah dibereskan siang tadi, penelitian pun dimulai, Winny pun menjelaskan obat itu, dan melihat dokter Jay dan orang yang di panggil Gangster itu.

Hanya saja tatapan si Gangster membuat Winny takut, sangat tidak asing namun tidak kenal, namun rasa itu tidak memiliki waktu untuk dipikir, sekarang penyakit kakaknya dan Cindy sudah semakin parah.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu