Balas Dendam Malah Cinta - Bab 208 Antara Hidup Dan Mati (2)

Bab 208 Antara Hidup Dan Mati (2)

Nichole melihat ke arah Santo, menggelengkan kepala.

Sekarang dia baru sadar, tidak ada tenaga untuk menahan semua ini, bahkan hanya menggeleng kepala pun sangat susah.

"Kamu jangan gegabah." Jason menjerit dari belakang, ingin menahan namun ditarik oleh pengawal dibelakang, membiarkanya memberontak, namun tidak bisa membebaskan diri dari pengawal.

Santo pun memegang pisau di tanganya, matanya bergerak.

"Menggunakan kelahiran kembali sangat membahayakan, bahkan terhadap kesehatan orang juga tidak baik!" Winny pun berkata.

"Dulu aku tidak harusnya meninggalkanmu." Hendra dengan tidak ragu menunjukkan pistol kearah Winny.

Peluru menunduk dan mengarah ke arah perut.

Winny pun terjatuh dilantai, menahan bagian perutnya:"Ternyata, kelahiran kembali masih kurang tahapan terakhir."

Namun tidak ada yang mendengar ucapan ini, rasa sakit pun menguasainya, membuatny nadanya menjadi rendah.

Tatapan Santo pun kacau, dia pun menusuk kearah Hendra, untungnya Hendra dengan cepat menghindar, pengawal pun melindungin Hendra, Santo pun tidak ada kesempatan.

"Kenapa?" Hendra pun tidak marah, namun sangat ragu, kenapa, padahal ada kemungkinan membuat orang yang di sukainya menyukai dirinya, bersama dengan dirinya selamanya, kenapa Santo tidak tidak memiih itu.

Santo pun berdiri, menatap Hendra berkata: "Karena aku mencintainya, jadi aku akan mengikhlaskan pilihannya."

"Mengikhlaskannya?" Hendra tertawa: "Cintaku, adalah dengan menggunakan segara cara untuk mendapatkannya."

Setelah berkata, Hendra pun melihat kearah Dion dan Cindy.

Dion bisa dikatakan menutup seluruh tubuh Cindy, setiap gerakan pun membuatnya sakit, mungkin tulangnya patah, Dion berpikir.

Cindy memeluk Dion dan menahannya.

"Dion, tidak peduli terjadi apa, aku akan menemanimu." Ini adalah janji Cindy.

Hendra dengan bantuan pengawal pun berjalan kehadapan Dion.

Dia bisa melihat saat Cindy melihatnya, terlihat dirinya dari pantulan, didalam tatapan itu penuh dengan kebencian.

Rasa kebencian itu sangat membara, keikhlasan apa, sekarang yang dimilikinya adalah hal yang dia gapai sendiri, tidak peduli adalah kekuasaan, uang ataupun wanita, dia akan melakukan segala sesuatu untuk mendapatkannya.

Hendra setiap melangkah, Cindy dan Dion pun mundur.

Hendra berjalan kedepan dan menarik Cindy.

"Kemari."

Cindy menggeleng kepala dan menarik Dion dengan kuat.

Hendra menendang bagian perut Dion, membuat jaraknya dengan Cindy semakin jauh, Dion menjerit kesakitan, dia langsung jatuh kelantai.

Rasa sakit pun menguasai dirinya, bagian punggung pun ada banyak luka, bahkan terdengar suara tulang yang patah.

Cindy tetap menarik baju Dion.

"Lepaskan dia." Hendra menarik Cindy berkata.

Cindy menggeleng kepala, melihat kearah Dion, dia sudah tidak bertenaga, hanya bisa melihat Cindy.

"Lepaskan" Hendra menjerit.

Namun Cindy sudah melihat Dion tidak tergerak sama sekali.

Hendra pun mengeluarkan pistol, dengan tidak ragu menembak lengan Cindy, darah pun mengalir.

Garis merah di mata Hendra terlihat, seperti sudah menggila.

Hantu yang tahu apa yang dia pikirkan, dia bahkan melukai Cindy, bahkan menembak Cindy.

Cindy merasa sakit dan melepaskan tangannya, terlihat bekas ditangannya yang putih.

Tangan itu, takut akan terjadi apa-apa kedepannya, melihat Dion yang terjatuh di lantai.

"Hendra..." Dion melihat ke luka Cindy, nadi dikepalanya pun keluar, seketika tidak tahu dari mana mengeluarkan tenaga, Dion berdiri, dan mendorong Hendra hingga terjatuh.

"Hendra, kamu bahkan melukainya!" tangan Dion pun mencekik Hendra.

Hendra melihat mata Dion, akhirnya menyadarinya dia tadi terlalu gegabah menembak Cindy.

"Bang..." terdengar suara tembakan.

Lengan Cindy mengalirkan darah, namun sekarang sepertinya tidak merasakan sakit.

Cindy pun melihat Hendra dan Dion, sepasang matanya penuh dengan airmata, seperti memikirkan sesuatu.

Dion pun berada diatas tubuh Hendra, sepasang tangan mencekik Hendra, dan Hendra sedang memegang pistol, mengarahkan ke perut Dion, barusan itu adalah suara tembakan.

Tubuh Dion perlahan pun terjatuh, masih dengan gerakannya tadi.

"Dion..." ini adalah jeritan Cindy, tubuhnya yang sakit pun tidak lagi penting.

Hendra menembak, dia sedang bergetar, melihat Cindy yang tidak peduli apapun dan mengarah pada Dion, rasa sakit hatinya pun di ganti dengan jeritan.

Jika Dion mati, dia seharusnya senang kan?

Benar, seharusnya senang, namun mengapa melihat Cindy yang begitu sedih, mengapa dia bergetar, dia takut seumur hidup ini Cindy akan membencinya.

Ternyata ada cinta yang melebihi hidup dan mati, namun menemani disisi Cindy dan hidup dan mati bersama adalah Dion pria itu?

Hendra melihat darah ditangannya, dengan rasa jijik terhadap darah.

Dia melihat dokter Ryan dan obat ditangannya, seperti mendapatkan sesuatu.

"Dokter Ryan, suntikan pada Cindy." Hendra pun melihat itu dan semua kelembutan hatinya musnah.

"Cindy, jangan menangis..." Dion menyodorkan tangan dan menghapus airmata Cindy.

Bagian perutnya tidak berhenti mengalirkan darah, jika tidak mendapatkan pengobatan, Dion akan mati.

"Dion, bertahan, Dion, tidak boleh mati, Dion..." Cindy berkata dengan kacau, sekarang hatinya sangat kacau, bahkan luka dilengannya tidak terasa.

"Aku tidak bisa melindungimu, membuatmu terluka." Dion melihat luka Cindy, airmatanya pun mengalir.

Cindy menggeleng kepala"Tidak, kamu melindungiku dengan baik."

Dion melihat Cindy yang ditahan, dokter Ryan pun mengambil suntik, cairan transparan itu pun dimasukkan ketubuh Cindy.

Dion merasa kehidupannya menghilang, dia tidak bisa menahannya, bahkan matanya begitu sulit dibuka, dia ingin menjerit, namun ucapan itu ditenggorokkannya pun tidak dapat bersuara.

Dia tidak bisa mengeluarkan suara.

Cindy melihat Dion, tatapan didepannya menjadi buram dan masuk dalam kegelapan.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu