Balas Dendam Malah Cinta - Bab 227 Kecelakaan Mobil (2)

Bab 227 Kecelakaan Mobil (2)

Pria itu merasa sakit dan melempar wanita itu ke tanah.

"Sudah saya katakan, saya tidak peduli jika membuatmu cacat." Pria itu berbalik, masih ada luka di punggungnya, membuat pria itu semakin marah.

Pandangan Dion pun ada kemerahan, darah pun tidak berhenti mengalir.

Dari jauh terdengar suara mobil, pria itu pun mengangkat telepon dan pergi.

Dion melihat pria itu pergi dan melihat kearah wanita itu, didepannya pun menggelap.

"Dion, Dion." Secara tidak sadar dia mendengar ada suara wanita, Dion pun memikirkan semua orang yang ada diotaknya, namun tidak menemukan siapa orang itu.

"Cindy." Dion pun akhirnya secara tidak sadar mengeluarkan 2 kata.

Tatapan wanita itu pun semakin marah: "Cindy ! saya Elsa tidak akan membiarkanmu begitu saja."

Tatapan mata Elsa penuh dengan cahaya, dia sudah menjadi asisten Dion begitu lama, dulu dia pernah merasa ingin menjadi istri Dion, namun malah tiba-tiba Cindy muncul, dia mana mungkin rela.

"Dion terluka?" ibu Dion mendengar laporan Elsa dari telepon, hatinya pun sakit, Cindy memang pembawa sial, Dion berada disisinya tidak ada hal baik.

"Dokter mengatakan tidak ada masalah besar, dan karena terlalu kelelahan dia belum sadar sampai sekarang." Ada kelopak mata hitam, wajahnya sangat buruk, bisa terlihat bahwa dia sudah menjaga Dion semalaman.

"Elsa, sudah merepotkanmu." Ibu Dion melihat Elsa yang terlihat lelah, tidak tega, memikirkan jika Elsa tidak bisa maka Elsa juga boleh, kenapa Dion malah menyukai Cindy si sial itu?

Ibu Dion dari jendela luar melihat kedalam, ada bekas luka di wajah Dion, dia sangat tidak tega, padahal dia adalah orang yang begitu hebat dan tidak takut apapun, kenapa masalah cinta membuatnya seperti ini.

"Bibi, kecelakaan itu pasti ada orang yang sengaja membuatnya, ada pria yang ingin membawa Dion pergi, untungnya, untungnya saya sampai dengan cepat, kalau tidak akibatnya mungkin akan fatal." Elsa mengatakan pun merasa takut, seperti ingin menangis.

"Akhirnya siapa yang menghubunginya?" ibu Dion bertanya, diucapannya jelas sedang marah.

"Polisi pun membawa ponselnya untuk diperiksa." Elsa menjawab.

Ibu Dion pun terlihat buruk, jika bukan Dion sudah menjanjikan padanya akan meninggalkan Cindy, dia tidak akan ragu langsung memusnahkan Cindy.

"Saya mau Dion, saya mau Dion." Cindy pun menendang selimut, dengan sangat kacau.

"Nona Cindy, ketua Dion tidak bisa dihubungi, kamu tenang dulu." Suster tidak tahu harus bagaimana.

"Apakah Dion sudah tidak mau aku?" Cindy mendengar ucapan suster, tiba-tiba menangis, menatap suster, suster pun terkejut dan mundur.

Dengan tergesa menjawab: "Bukan begitu, ketua Dion mana mungkin tidak menginginkanmu, ketua Dion hanya ada masalah dan pergi sebentar, dia akan segera kembali.

"Benarkah?" Cindy membuka matanya dengan besar.

"Saat itu...." sebelum suster selesai berkata, Cindy pun melompat kebawah ranjang, dan lansung berjalan keluar: "Kalau begitu saya akan pergi mencarinya."

Suster mana mungkin tahu dimana Dion sekarang, namun Dion menyuruhnya untuk tidak membiarkan Cindy asal pergi.

"Nona Cindy, nona Cindy....." suster mengejar Cindy.

"Kak, lain kali jangan minum bir lagi." Jordi memapang kakakny dan keluar dari rumah sakit.

Elsa memegang perutnya, wajahnya terlihat buruk, setelah Dion pergi, Elsa pun selalu mabuk dan tidak mengurus semua masalah, semalam dia minum semalaman, menyebabkannya keracunan alkohol dan masuk ke rumah sakit, jika bukan karena ada orang yang memberitahunya jika Dion ada dirumah sakit karena kecelakaan, mungkin dia masih berada dirumah sakit.

"Dion, Dion...." menjerit nama Dion, memakai baju rumah sakit, wanita yang tidak memakai sandal pun berlari dihadapannya.

Elsa melihat bayangan orang itu perlahan berkata: "Jordi, lihat apakah itu seperti Cindy."

Wanita gila itu sepertinya sangat berbeda dengan Cindy, namun terlihat sama.

"Nona Cindy, jangan berlari, nona Cindy...." suster dibelakangnya mengejarnya.

"Itu pasti Cindy." Jordi tersenyum dingin.

Elsa pun mengecilkan mata, saat dia merasa Cindy dan Dion begitu saling mencintai, tidak terpikirkan bahwa dia mengetahui kabar seperti itu, keadaan Cindy tadi terlihat jelas jika otaknya bermasalah.

"Kelihatannya kesempatan ku datang." Elsa pun dengan suara yang sangat percaya diri.

Suster akhirnya dapat mengejar Cindy, menahan lengan Cindy, dokter pun menyuntik obat tenang padanya, masalah di rumah sakit ini pun berakhir, hampir saja orang mengira ini adalah rumah sakit jiwa.

"Kita menebak Dion keluar karena menerima pesan singkat, nomor itu atas nama Dion, kamu lihat, ini adalah tempat penelitian, apakah kamu tahu? Mungkin akan membantu pelacakan." Polisi berkata pada ibu Dion.

Ibu Dion tentunya tahu apa yang mereka teliti, namun jelasnya apa dia masih tidak jelas, oh iya, Agung, sebagai asisten dan orang yang paling Dion percayai, dia pasti tahu.

Agung dengan cepat menerima kabar dan datang, melihat nomor telepon itu, dengan cepat memastikan Winny.

Winny sedang meneliti dengan Gangster, waktu tidak banyak, Winny pun sudah lama tidak menemui rekan yang begitu cocok.

"Kring...." telepon tiba-tiba berdering, memutuskan pemikiran mereka.

Winny mengerutkan dahi dan menjawab telepon.

"Halo, apakah ini adalah nona Winny? Aku adalah Agung, asisten Dion, dengar-dengar semalam jam 7 malam kamu mengirim pesan pada Dion, dan ketua Dion pun mengalami kecelakaan saat menuju kesana, bisakah kamu menyuruhmu datang untuk melakukan penyelidikan?" Agung mengatakan semuanya, Winny sangat cepat menerima intinya.

"Dion mengalami kecelakaan? Dan pesan apa, jam 7 saya masih sedang melakukan penelitian?" Winny dengan wajah yang serius, menyadari kecelakaan ini ada orang yang merencanakannya.

Winny pun dengan cepat membuka baju putihnya dan memerintah Gangster: "Dion dalam masalah, aku keluar sebentar, kamu teruskan, penelitian tidak boleh berhenti."

Gangster menganggukkan kepala, walaupun orang itu mengatakan apa, namun Winny mengerti.

Semalam Winny terus melakukan penelitian, tidak ada waktu untuk mengirim pesan, dibagian ini Winny tidak berbohong, dan jika jam 7, saat itu ditempat penelitian hanya ada 3 orang.

Winny, Gangster dan Jay.

Mata Gangster pun mengecil, seperti terpikir sesuatu.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu