Balas Dendam Malah Cinta - Bab 273 Siapa Yang Berkhianat (1)

Bab 273 Siapa Yang Berkhianat (1)

Dion melihat malam yang gelap. Menggerakkan bibir.

"Ketua Dion, mereka telah membawa Vino untuk di obati." Agung pun sudah meneleponnya berkali-kali hingga Dion menjawab telepon, karena Aron dan Rudy yang sudah bergabung, semua bisa saling berusaha lebih keras.

"Kamu perhatikan mereka, segera laporkan jika ada perkembangan." Dion memerintah dan menutup telepon.

Hujan terus turun, Dion memeluk Cindy dan menikmati waktu-waktu terakhir mereka.

Derek melihat pemandangan diluar, dengan bosan mengguap, dan terus melihat beberapa orang yang ada di depannya, orang ini dibawa dari rumah Elsa, tapi 1 hari sudah berlalu, orang ini masih tidak ingin membocorkan apapun.

Masalah ini dicari oleh Derek, tentunya dia juga yang harus mengatasinya, walaupun dia masih terluka, namun dia sangat bersihkeras, jadi tidak ada yang bisa melakukan apapun dengannya.

Derek dengan kesal merokok, saat di rumah sakit dia terlalu bosan, larangan dokter juga sangat banyak, ini itu tidak boleh makan, hanya di kantor polisi dia bisa merasa tenang: "Santo, apakah kamu kenal pria ini?"

Derek pun meletakkan sebuah foto di meja, pria itu melihat foto itu sejenak, menutup mata: "Saya sangat lelah, ingin istirahat, ada masalah apa kita bicarakan besok saja."

Pria itu terlihat tidak menganggap orang yang ada disekitarnya, paling tidak di penjara saja, masalah ini pria itu sangat jelas.

"Saat kamu memegang pisau dan mengarahkannya pada Rudy tidaklah seperti ini." Derek bersandar di kursi, melihat pria itu, dan berkata: "Apa yang ingin bosmu sembunyikan?"

Ini adalah apa yang ingin Derek ketahui.

Pria itu tidak menjawab dan menutup mata.

"Begini saja, saya sudah lama bekerja sebagai polisi, sudah melihat banyak bawahan yang menjadi tumbal atasannya, orang demi setia tentu harus membayar, tapi ada banyak orang seperti keluarga Santo yang demi keluarga...." Pria itu membuka mata melihat Derek, Derek pun menganggap tangannya seperti pisau dan menggores lehernya.

Pria itu pun terlihat serius.

Nichole bersandar di luar kamar pasien, Gary sampai sekarang masih dalam perawatan, dapat dibayangkan betapa banyak siksaan yang diterimanya dikeluarga Elsa.

"Nichole, istirahatlah dulu." Santo pun melihat jam, berkata pada Nichole, dia sudah berjaga selama 10 jam, tubuhnya tidak akan tahan.

Nichole pun sadar dan melihat Santo yang dengan tatapan khawatir melihatnya, dalam hati pun merasa kacau.

"Saat ayahku tidak sadarkan diri, saya mendengar apa yang dia katakan." Nichole pun meletakkan wajahnya dilengannya, tidak ingin membiarkan orang lain melihat kelemahannya.

Santo terkejut, memaksa ekspresinya kembali: "Apa yang dia katakan."

"Dia mengatakan dia mencintaiku." Suara Nichole terdengar sedang menangis, dan juga lelah, saat muda dia bertentangan dengan keluarganya, menentang ayahnya, tidak peduli apapun dan bersama dengan Jenny, tapi saat dia kembali, dia sudah seperti ini.

Hati Santo pun melemah, mengelus kepala Nichole dan memeluknya: "Aku akan selalu berada disisimu."

"Jadi apakah kamu bisa memberitahuku apakah pria yang dibawa oleh polisi ada orang mu?" suara dari seorang wanita yang tenang pun terdengar dari pelukan Santo, itu adalah suara Nichole.

Santo pun menggerakkan mulut dan terbeku.

"Jadi apakah kamu bisa memberitahuku dari mana datangnya polisi?" Santo balik bertanya.

Mereka berdua saling bertanya, tapi saat semua kebenaran ada didepannya, mereka berdua pun memilih untuk Diam, kebenaran selalu membuat orang sakit hati.

Mereka berdua tidak menjawab, dan tidak mengatakan apapun.

Setelah sekian lama, Nichole berkata: "Kita bercerai saja yah, hal itu saya tidak akan mencari tahu lagi dan juga tidak ingin tahu, biarkan semuanya berlalu."

"Apakah kamu tahu masa lalu keluarga Nichole dan keluarga Santo?" Dion dengan cepat menelepon Derek.

"Orang itu sudah mengatakannya?" Dion mengangkat alis, tebakan nya terhadap identitas pria itu sudah akan diketahui.

"Saya masih belum menemui orang jahat yang tidak bisa saya obati." Derek pun dengan sombong, namun ini bukanlah omong kosong, namun kemampuan Derek.

"Masalah seperti ini kamu sendiri yang menikmati imbalannya, jangan bocorkan dulu masalah itu, sekarang yang harus kamu khawatirkan adalah masalah anakku." Dion pun mengusuk kepalanya, mungkin bisa menebak dendam keluarga Santo dan Nichole, tapi Dion biasanya tidak suka ikut campur dengan masalah mereka, menyelamatkan ayahnya hanya lah perjanjiannya dengan Nichole.

"Paman Dedy masih belum memberimu kabar?" Derek mendengar masalah anak, dia pun menyimpan kesombongannya, bagaimanapun ini juga berhubungan dengannya.

"Tidak, kamu sedang dimana?" Tidak hanya tidak ada kabar, dia pun seperti musnah, jika bukan karena Dion menyuruh orang menutup jalan keluar dari kota Rao, dia baru bisa memastikan paman Dedy tidak memindahkan anaknya.

"Saya sudah mengetahui sedikit, tapi semalam semua informasi pun terhenti semalam, sepertinya ada yang ikut campur dalam masalah ini." Derek pun teringat informasi yang datang dari kota Sanggit , dia pun mengerutkan dahi.

"Apa yang mereka tunggu? Sepertinya tidak mengkhawatirkan anaknya." Dion juga mengeluarkan pertanyaannya.

Benar, mereka terlihat sama sekali tidak tergesa-gesa, termasuk kapan anaknya di tangkap dia juga mengetahuinya setelah menelepon mereka, lalu tidak ada suara apapun lagi, seperti sedang menunggu sesuatu, tapi jika tidak tergesa-gesa, mengapa orang itu ingin menangkap anaknya, ini sungguh merepotkan.

"Saya juga merasa demikian, saat itu saya menenmukan sesuatu di keluarga Tanusaputra, namun dengan cepat di hapuskan, lalu seterusnya tidak ada gerakan lagi, seperti benar-benar sedang menunggu sesuatu." Derek pun mengerutkan dahi.

Dion menggerakkan bibir, tertawa: "Awalnya tujuan mereka adalah demi Cindy, ataupun kelahiran kembali yang ada di tubuh Cindy, sekarang, saya tidak merasa mereka akan menyerah begitu saja."

Jadi bisa dikatakan...

Mereka berdua dengan cepat menyadari masalah yang ada.

"Apa ada kemungkinan mereka sedang menunggu....Cindy pulih." Suara Derek sangat rendah, bahkan terdengar tidak percaya diri, dia sangat jarang berbicara dengan nada seperti ini, biasanya dia selalu sangat yakin terhadap semua hal, sekarang dia malah takut dengan tebakannya sendiri.

Dion menarik nafas: "Walaupun saya merasa tidak mungkin, tapi ini adalah alasan yang paling tepat."

Dion duduk di sofa, menutup mata dengan tangan: "Tapi informasi di tempat penelitianku pasti di rahasiakan, bahkan kebebasan peneliti terbatas, mana mungkin mengetahui waktu Cindy yang pasti."

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu