Balas Dendam Malah Cinta - Bab 12 Nama Bayi

Bab 12 Nama Bayi

Seorang wanita yang cantik sedang duduk di balkon dan memandang taman, wajah yang cantik namun terlihat begitu serius.

Pintu di belakang wanita cantik itu pun terbuka, terlihat seorang pria masuk dan berkata: "Nona Elsa, ada apa kamu mencariku?"

Elsa berbalik badan mengambil bantal dan melempar kearah pria itu.

Elsa dengan marah melihatnya dan berkata: "Santo, apakah kamu merasa uang yang kuberikan padamu terlalu sedikit?"

Melihat Elsa yang tiba-tiba marah, Santo tidak tahu dirinya harus berbuat apa. Dia dengan hormat berkata: "Tidak, kamu sangat loyal terhadapku."

"Jadi mengapa saya masih melihat anak itu." Elsa dengan marah menjerit, dia terlihat sangat marah karena dia lah yang menyuruh bawahannya untuk membuang anak itu.

Santo terkejut melihatnya, berkata: "Anak itu sudah saya buang, saya meletakkanya di depan pintu klub malam, anak yang diberikan secara grastis yang dapat diperkerjakan tidak mugkin ditolak oleh klub malam."

Mendengar kata klub malam, menggambil gelas bir dan melemparkan bir nya pada Santo, melihat bir yang tertumpah kearahnya, Santo sama sekali tidak menghindar dan membiarkan bir tertumpah ditubuhnya.

"Hee." Elsa tertawa dingin, "Klub malam, kamu tahu siapa pemilik klub malam itu?" Elsa dengan marah berkata.

"Itu milik Cindy, dia sekarang sedang menggendong anak itu, dan sesuai dengan harapanya masuk kekeluarga Dion." Elsa selagi berkata dan duduk di lantai, sakit dihatinya membuat air matanya menetes, anak itu adalah kelemahannya, dia berpikir, jika Cindy tahu hal itu maka Cindy pasti akan mengancamnya.

"Cindy, anak yang ia gendong saat di acara pernikahan...." Santo dengan terkejut berkata, dia tahu hubungan Elsa dan Cindy, mereka berdua seperti ingin saling membunuh.

"Sekarang saya bahkan tidak bisa memasuki rumah Dion, anak itu juga dijaga dengan ketat." Elsa yang berkata sembari memandang kejauhan, Elsa megerakkan tangan menyuruh Santo keluar, setelah Santo keluar, di dalam kamar hanya tersisa ketenangan.

Botol bir yang berserakkan di lantai menggambarkan hati Elsa yang sedih, anak itu adalah rahasia yang tidak akan dia katakan pada siapapun termasuk pria itu. Dia terbaring diatas karpet, rambut yang berserakkan dan membawa kebencian dia tertidur lelap.

"Nyonya." Seorang pengawal yang melihat Cindy dari kejauhan, karena Dion pernah mengingatkan mereka jika melihat Cindy harus memanggilnya nyonya.

Cindy melihat ada orang yang menyadarinya pun dengan perlahan mendekati mereka, Dion berbalik melihatnya dan terdiam melihat kecantikkannya, Dion juga tidak dapat berbohong bahwa, dia benar-benar sangat cantik, sebuah gaun yang polos ditubuhnya membuat dia terlihat seperti dewi.

"Bayi, kamu lihat apakah ibu cantik?" Dion menggendong anak itu melihat ke arah Cindy, melihatnya semakin mendekat, hati Dion menjadi gugup.

"Ketua, tidak disangka kamu begitu bisa menenangkan anak." Cindy berkata sambil melihat anak itu. Hati Cindy selalu berkata padanya untuk menjaga jarak dengan Dion, sebaiknya jangan berhubungan dengan Dion.

Anak itu memegang erat tas Cindy seperti telah melihat sesuat yang asing, tarikan anak ini membuat mereka menjadi lebih dekat, melihat jarak nya dengan Dion yang semakin mendekat, baru saja dia ingin mundur, Dion sudah menariknya.

"Anak ini sangat menyukaimu, dia sudah merindukanmu." Dion berkata dengan nada halus.

Cindy melihat anak itu dan dia masih merasa sedikit takut karena baru saja dia basahi oleh kencing anak itu, "Bayi, saya juga sangat merindukannmu, tapi tante tidak bisa menggendong mu sekarang, lain kali saya akan menggendongmu." Cindy dengan lembut berkata pada anak itu, tapi terlihat sangat siap untuk menggendong anak itu kapanpun.

Dion melihatnya, berharap dia dapat berada disampingnya untuk selama-lamanya, jika saat itu dia tidak mengalami hal itu, maka seharusnya mereka sudah bersama-sama dan mungkin saja mereka juga sudah memiliki anak.

"Hari ini kamu temani dia seharian." Dion berkata dengan lembut, terdengar seperti memohon, Cindy mendengar ucapannya sangat terkejut dan melihatnya, tidak berani percaya orang yang berada didepannya adalah pria yang sangat jahat itu."

"Baiklah, untuk hari ini saja." Cindy menatapnya sembari berkata, "Matamu sangat mirip dengannya." Tiba-tiba Dion berkata, dia melihat mata Cindy yang begitu bersinar, dan anak itu juga sama.

"Bukannya mata orang semuanya sama, tidak ada yang harus dibahas." Cindy dengan tegas berkata, dia sama sekali tidak tertarik dengan ucapan Dion, dan merasa sangat bosan.

"Ayo pergi, bukankah mau pergi bermain." Cindy berkata sembari berjalan, Dion menggendong anak itu dengan cepat menyusul Cindy, kaki Dion yang panjang sangat cepat telah menyusul Cindy dan berjalan bersamanya.

Dion yang sedang menggendong anak itu berkata: "Kita terlihat seperti keluarga."

"Siapa yang berkerluarga denganmu, pergi sana." Cindy berkata pada Dion dengan nada dingin, dan pada saat itu Cindy juga merasakan sesuatu, bajunya berwarna ungu muda dan baju kemeja Dion juga berwarna ungu muda, bahkan baju anak itu juga.

Dia memberhentikan langkahnya dan mengahadap kearah Dion berkata: "Apakah kamu sengaja, masalah baju bagaimana kamu menjelaskannya."

Dion melihatnya dengan tegas berkata: "Bajuku bukan urusanmu, bagaimana dengan mu, kenapa memakai baju sama sepertiku, ingin menggodaku?" setelah mengatakan itu dia menggendong anak itu dan melangkah dengan cepat.

Cindy sangat marah, menunduk dan melihat gaun yang ada ditubuhnya, gaun ini memang sangat cantik, sangat mirip dengan kemeja Dion seperti baju couple, ditambah lagi dengan baju anak ini sudah seperti baju keluarga.

"Wah.., cepat, bayi sangat benci panas." Dion menjeritnya dari kejauhan, Cindy lagi-lagi menunduk dan melihat gaunya, hatinya sangat marah, namun memikirkan hanya untuk hari ini, jadi dia hanya menganggap dia melakukannya karena ingin menemani anak itu dan tidak ingin memikirkan yang lainnya.

Cindy menarik nafas dan berjalan kearah mobil, Dion yang terlihat elegan sedang besrsandar di mobil, melihat wanita yang cantik berjalan kearahnya, dia pun membukakan pintu mobil, setiap gerakannya pun terlihat begitu menawan, gagah dan perhatiannya terhadap Cindy semuanya terlihat begitu munafik.

Mobil dengan cepat melaju di jalanan, diperjalanan Dion terus bermain dengan anak itu, Cindy pun bertanya: "Mengapa terus memanggilnya bayi, kamu belum memberikannya nama?"

"Ibunya tidak ada, bagaimana memilih nama untukknya." Dion yang sedang bermain dengan anak itu sembari menjawabnya, bukan karena Dion tidak ingin memberikan nama, orang tua Dion memikirkan begitu banyak nama, namun Dion tidak puas, dia lebih ingin Cindy yang memilihnya.

"Bagaimana jika kamu yang memberikan dia nama." Dion berkata pada Cindy.

"Saya? Lupakanlah." Cindy menolak, mencari nama benar-benar bukanlah bakatnya, Dion dengan serius melihatnya, Cindy tidak dapat menolak, dia yang sedang duduk di mobil berkata: "Bagaimana dengan Tian, semoga kelak dia membawa banyak kebaikkan."

"Tian, apakah kamu menyukai nama ini? En?" Dion menggendong Tian dengan senang bertanya, Tian juga terlihat senang dan menarik rambut Dion, Dion juga tidak seperti saat itu menjerit kesakitan, mungkin karena ingin menunjukan sisi nya sebagai ayah yang baik didepan Cindy.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu