Balas Dendam Malah Cinta - Bab 44 Cindy Menusuk Dion Dengan Pisau

Bab 44 Cindy Menusuk Dion Dengan Pisau

Mobilnya melaju dengan cepat, ada polisi yang melihat,dan sudah melewati batas kecepatan normal, polisi pun mengendarai sepeda motor dan mengejarnya, namun Cindy tidak menghiraukannya, sekarang dia hanya ingin mendengar penjelasan Dion.

Dia sedang menuju rumah Dion, sesampainya di bawah rumah Dion, dia turun dari mobil dan membawa pisau di badannya, dengan tersenyum berkata: "Tunggu saja." Sesampainya di rumah Dion, awalnya mereka masih ngobrol dengan baik, namun seketika dia teringat bahwa orang yang menginginkan nyawanya adalah Dion, dia pun berusaha mengontrol diri dan berbicara dengan sinis pada Dion, Dion pun tidak tahan pada ucapan Cindy.

"Perlu saya bertanya sekali lagi?" Dion dengan marah berkata, dia ingin mengerti perasaan Cindy, namun Cindy sama sekali tidak memberinya kesempatan.

Menghadapi pertanyaan Dion, Cindy memilih untuk diam, Cindy yang tidak menghiraukannya membuat Dion marah.

Dion pun mendorong Cindy, karena tidak bisa menahan perlakukan Dion, tiba-tiba Cindy terjatuh menabrak dinding, Dion pun maju untuk menekannya.

"Apa hubungan kalian sebenarnya?" Dion bertanya lagi.

"Sama seperti yang kamu bayangkan." Cindy tetap tidak ingin mengatakannya, dia tidak tahu mengapa Dion tiba-tiba menanyakan tentang hubungannya dengan Hendra, namun dia merasa ini bukanlah hal baik, dia sangat kecewa terhadap kelakuan Dion.

"Ha, seperti yang saya bayangkan, naik ke ranjang? Jangan-jangan ini adalah anak kalian ya." Dion berkata, mendengar ucapanya membuat Cindy pun langsung menamparnya, dengan marah berkata: "Tutup mulut anjing mu."

"Saya mulut anjing? Ha." Dion berkata, dia sama sekali tidak peduli dengan tamparan itu dia hanya peduli pada hati Cindy.

"Lepaskan saya." Cindy memberontak.

"Saya hanya ingin kamu memberitahuku hubungan kalian." Dion menahan emosi sambil berkata.

Dalam waktu dekat ini, ada yang mengirimkan email tanpa nama padaku yang mengatakan bahwa Cindy dan Hendra ada hubungan yang tidak normal, oleh karena itu dia memanggil Cindy ke rumahnya.

"Apakah ada orang yang mengatakan sesuatu padamu, mengatakan bahwa aku dan dia ada hubungan seperti itu." Cindy berkata.

"Katakan padaku bukan." Dion menahan emosinya berkata, dia merasa dirinya mulai tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, Cindy lagi-lagi mengabaikan ucapannya.

"Sudah aku katakan berapa kali, jangan mencoba untuk menguji kesabaranku." Dion dengan menahan emosi berkata.

"Ha, jadi bagaimana dengan kesabaranku?" Cindy berkata.

Karena pertengkaran mereka membuat Tian terkejut dan menangis, dia tidak tahu mengapa mereka bertengkar, pelayan yang berada di sekitar pun tidak berani melerai mereka.

Dion menyerahkan Tian pada pelayan, dengan lantang menarik Cindy ke kamar, lalu dia menjatuhkan Cindy ke ranjang dan menekannya.

"Apa yang mau kamu lakukan?" Cindy dengan berjaga-jaga berkata, dia di tekan oleh Dion hingga tidak bisa bergerak.

"Apa yang ingin saya lakukan, kamu akan segera mengetahuinya." Dion dengan marah berkata, setelah berkata dia menahan tangan Cindy di atas dan menciumnya, Cindy berusaha untuk memberontak.

Cindy ingin mengeluarkan pisau dari kantongnya, namun tangannya di tahan Dion, tiba-tiba dia berpikir untuk mengikuti ciuman Dion.

"Ini baru pintar." Dion mengelus pipi Cindy dan berkata, karena Cindy mengikuti ciumannya membuat Dion menjadi santai dan melepaskan tangannya.

Dion pun tidak selantang tadi, dan menjadi lembut, berkata: "Katakan padaku bukan."

"Tidak mungkin." Cindy masih mempertahankan sikapnya.

Dion mengelus pipi Cindy sampai menaikan poninya, melihat ada luka yang di bungkus membuatnya mengerutkan dahi berkata: "Mengapa kamu terluka?"

"Kecelakaan mobil." Cindy berkata, di dalam hatinya merasa Dion sangat aneh, baru saja dia terlihat seperti ingin membunuhnya, namun sekarang dia begitu lembut.

"Kenapa kamu begitu tidak hati-hati."Dion terlihat tidak tega berkata.

"Apakah kamu akan sedih." Cindy dengan menyindir berkata.

"Kamu terluka tentu saja aku sedih." Dion tertawa berkata.

Cindy menunduk dengan dingin berkata: "Kalau begitu saya benar-benar tidak bisa menerimanya."

Dion mengerutkan dahi, dia tidak mengerti ucapan Cindy: "Apa maksudmu?"

"Bukankah semua ini maumu." Cindy dengan menyindir berkata, dia membenci kepalsuan Dion.

"Apa maksudmu kemauanku? Apa yang sebenarnya kamu katakan?" Dion dengan heran bertanya, Cindy berputar kepala dan tidak melihatnya lagi, dia merasa Dion sangat palsu.

Dion mencubit wajah Cindy, membuatnya untuk melihatnya berkata: "Berkata setengah-setengah membuat orang sangat tersiksa tahu."

"Berpura-pura bodoh memang adalah keahlian anda pak ketua, saya benar-benar tidak berani menantangmu." Cindy berkata.

"Katakan sekali lagi. Apa maksud dari ucapanmu?" Dion dengan heran bertanya. Dia merasa hari ini Cindy sangat aneh, selalu mengatakan sesuatu yang tidak dia mengerti.

"Kecelakaan ku bukankah karena ulahmu? Kenapa kamu masih berpura-pura?" Cindy dengan marah berkata.

"Apa? Karena ulahku?" Dion dengan heran bertanya.

"Kecelakaan itu, kamu jangan berpura-pura lagi, saya sudah menyuruh orang untuk melacaknya. Bukankah kamu ingin nyawaku? Kalau begitu hari ini kita selesaikan, lihat nyawa siapa yang lebih bertahan." Cindy dengan marah berkata pada Dion.

"Saya benar-benar tidak mengerti maksudmu?" Dion berkata, dia benar-benar tidak mengerti maksud ucapan Cindy, dia mencubit pipi Cindy dan berkata: "coba katakan sekali lagi, apa yang sebenarnya mau kamu katakan? Saya pikir pasti ada kesalahpahaman, saya tidak menginginkan nyawamu."

"Benarkah? Jadi apa maksudmu mencari orang untuk menabrak ku?" Cindy dengan marah berkata.

Dion masih menekan Cindy, dengan tidak sabar bertanya: "Sudah saya bilang saya tidak melakukan itu. Kenapa saya harus berpura-pura? Kalau saya menyuruh orang untuk menabrakmu, mengapa hari ini saya menyuruhmu untuk datang ke rumahku?"

"Saya tidak berani menebak pikiran anda ketua Dion." Cindy berkata.

"Jangan berkata dengan begitu lantang, ada masalah apa, katakan saja." Dion yang kehilangan kesabaran berkata.

"Tidak suka mendengarnya, kalau begitu lanjutkan mencari orang untuk menabrakku, atau cari wanita lain untuk mendengar kata-kata manis. Saya tidak bisa melayanimu." Cindy dengan marah berkata.

"Hei, kamu tidak mengerti ucapanku ya, saya bilang saya tidak melakukannya." Dion dengan marah berkata.

Dengan lantang dia mencium Cindy dan tidak memberikannya kesempatan untuk berbicara. Cindy berusaha untuk memberontak, saat itu tangannya sudah terlepas. Cindy mengeluarkan pisau dari kantongnya dan menusuknya ke perut Dion. Dion yang kesakitan pun menjauhinya dan memegang luka diperutnya berkata: "Wanita sialan, kenapa kamu menusukku?" dengan kesakitan dia terjatuh.

Cindy memegang pisau dengan tersenyum berkata: "Apakah terasa sangat mirip? Saat itu saya melukaimu terlalu ringan, sekarang saya kembalikan semuanya."

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu