Balas Dendam Malah Cinta - Bab 246 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (2)

Bab 246 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (2)

Jantung Hendra tiba-tiba berdetak kencang.

Firasat buruk tiba-tiba terasa, Hendra pun terbangun dari tidurnya dan duduk, keringat dinginnya bercucuran.

Semenjak di amerika, di sudah lama tidak beristirahat dengan baik, rasa gelisah pun terasa di malam yang tenang, rasa dingin itu begitu menyiksa. Hendra pun bangkit dan pergi ke toilet, dan kembali berbaring.

Tidak tahu sampai kapan dia dapat menjaga keseimbangan ini.

Masalah keluarga Tanusaputra dan Anthony masih dapat disembunyikan berapa lama, Hendra pun meletakkan lengannya dimatany, memaksa agar matanya tidak terbuka, dia tahu masalah ini akan terbongkar, bahkan jika tidak mengurusnya dengan baik, dia akan hancur, namun tidak masalah, karena jika bukan karena Cindy, dia pun selamanya akan hidup kedalam kegelapan, Hendra yang tidak memiliki harapan dan tidak berdaya, jadi demi mendapatkan Cindy, dia tidak peduli akan hidup dan mati.

Dion terlihat tidak tenang, ponsel Budi tidak bisa dihubungi, hingga akhirnya dalam kondisi tidak aktif, apakah terjadi sesuatu?

Ibu Dion melihat Dion yang terus melihat ponsel, akhirnya berkata: "Ada masalah apa yang lebih penting dari makan, dari semalam kamu terus mengerutkan kening, makanlah dulu."

Dion menganggukkan kepala, melihat ibunya mengambil ponsel dari tangannya dan menggantikannya dengan bubur.

Dion tidak berkata, semalam professor Ryan sudah sampai, hari ini sudah memulai penelitian, namun demi menghindari pantauan Hendra, hari ini sangat lah penting, bahkan Agung memasang cctv, masalah ini dia tidak pantas muncul untuk mengatasinya, jika Hendra menyadari, makanya semua yang dia lakukan awalnya sudah tidak berguna.

Masalah tempat penelitian sangat penting, dia harus mengawasinya sendiri.

Setelah Dion meminum bubur, dia pun melihat ibunya sejenak, melihat tatapannya yang penuh dengan kasih Akung, dia pun menelan kembali ucapan yang tadinya ingin dia katakana, dia harus mencari cara untuk meyingkirkan ibunya.

"Tok..tok…tok.." suara ketuk pintu.

Ibu Dion dengan heran membuka pintu, sekarang adalah waktu suster memeriksa kamar,

Yang masuk adalah polisi, mata ibu Dion pun dengan heran terbuka besar.

"Apakah Dion disini?" Polisi pun dengan serius berkata.

Ibu Dion tidak menyahut polisi, melihat 2 orang yang asing ini dengan pandangan yang berbahaya:"Mendengar aksen mereka, tidak terdengar seperti penduduk setempat."

Ekspresi polisi tidak berubah, dan mengeluarkan file yang kantongnya:"Kami dari kota Sanggit yang datang untuk membantu penyelidikan, sekarang kamu ada hal penting yang ingin ditanyakan pada tuan Dion."

"Masuklah, jangan terlalu lama, anakku masih sakit." Ibu Dion dengan nada yang tidak terlalu senang, mengingatkan Dion dan keluar.

"Apa kabar Tuan Dion, kami adalah polisi kota Sanggit, Aku bernama Derek, dia bernama Desly." Cara berbicara Derek sangat tua, nadanya juga sangat serius.

Dion pun dengan tertarik melihat Derek, pria ini datang dari kota Sanggit, seharusnya juga suruhan orang, seharusnya tahu posisinya, namun orang ini tidak terlihat sedikitpun ingin pura-pura baik denganku.

"Sebagai penduduk umum, aku akan bekerja sama." Dion tersenyum, namun senyuman ini terlihat dimata Derek sama sekali tidak terasa ingin bekerja sama.

"Baik." Derek pun menggerakkan tangannya, menyuruh Desly yang ada disampingnya mengeluarkan kertas dan pena untuk mencatat.

"Apakah kamu tahu masalah dokter Jay?" Derek melihat mata Dion.

Pandangan ini bisa membuat orang seperti tertusuk, seperti tidak ada yang bisa menghindar dari pandangannya, bahkan orang yang berbohong juga tidak berani memandangnya.

Sudah bertemu dengan orang susah di hadapi.

Dion dalam hati berpikir, wajahnya pun terlihat memberikan ekspresi bahwa dia sangat sakit hati:"Ha? Dokter Jay dalam masalah? Masalah apa?"

Dion dengan tidak takut melihat Derek.

Derek akhirnya tidak dapat melihat kebenaran dari mata Dion yang merasa kasihan itu.

"Kalau begitu kamu tidak tahu?" Derek pun sedikit merasa pria ini berbohong, namun itu hanya perasaannya saja, jawaban Dion tidak ada yang perlu di ragukan.

"Aku terluka, jadi sangat jarang berhubungan dengan luar." Dion menjelaskan keadaannya.

Wajah Dion terlihat sedikit bengkak, dan ada bagian tubuhnya yang diperban.

Derek pun menaikan alis, menyatakan dirinya tahu kondisinya.

Dion batuk: "Bagaimana polisi bisa mengetahui masalah dia terjadi kecelakaan, sekarang masih tidak jelas?"

Derek merasa topik pembicaraan sudah lari, merasa ada yang salah, Dion ini memanglah tidak mudah, berkata:"Kecelakaan ketua Dion sedang kami selidiki, anda tenang saja, kami pasti akan memberikan jawaban padamu, menurut yang Aku ketahui, dokter Jay sudah menjadi dokter keluarga mu selama 10 tahun, kenapa 1 tahun yang lalu di pecat?"

Ini barulah hal yang sangat tidak dimengerti orang.

Saat itu Jay baru berumur 50 tahun, masih belum waktunya untuk pensiun, dan Jay adalah dokter yang terkenal, jika bukan karena suatu masalah, tidak mungkin dipecat.

Dion berkata:"Dia ingin pensiun, dia bilang sudah kerja terlalu lama."

Derek menggerakkan bibir, Dion sedang berbohong, tampaknya kasus ini cukup rumit: "Kami sudah menyelidiki tempat dokter Jay meninggal, disana ada ruang bawah tanah yang dibawah nama mu, apakah boleh kami menyelidikinya?"

Ini barulah tujuan yang sebenarnya, mata Dion mengecil.

Namun memikirkan ini adalah waktu yang tepat untuk keluar dari rumah sakit, dia pun dengan senang menyetujuinya: "Aku akan menemani kalian kesana, urusan ibuku tolong kamu berkerja sama denganku."

Derek melihat Dion yang tersenyum pun ikut tersenyum:"Tubuh tuan Dion tidak apa-apa kan?"

"Bukan kecelakaan serius, sudah istirahat seminggu, tentu tidak ada masalah besar. Hanya saja ibuku selalu menjagaku dengan ketat." Dion perlahan berkata.

Dengan cepat, Dion pun mengikuti mobil Derek dan menuju tempat penelitian.

"Tuan Dion, apakah kamu tahu jika dokter Jay memiliki musuh?"

Dokter Jay padahal bunuh diri, namun Derek malah membawanya kearah dia dibunuh, pria ini memang tidak mudah.

"Sepengetahuan ku tidak ada, dokter Jay biasanya berhubungan baik dengan orang, Aku tidak tahu dia ada musuh apa yang ingin membunuhnya." Dion tanpa ekspresi, otaknya sedang memikirkan.

Namun ekspresi itu berhasil menutupi pemikiran Dion.

"Beberapa hari yang lalu kami mencari anak perempuan dokter Jay, dia bilang dia mengetahui siapa pembunuhnya." Derek menatap mata Dion, indra ke 6 nya memberitahunya jika Dion pasti mengetahui hal ini.

Dion pun terlihat sangat terkejut:"Aku ingat anak dokter Jay sekolah di Australia kan."

Derek tidak menyadar apapun, dalam hati memarahi sebuah kata dasar licik.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu