Balas Dendam Malah Cinta - Bab 224 Mulai Bereaksi

Bab 224 Mulai Bereaksi

"Keluarga Anthony awalnya berharap pada ini untuk bangkit." Redo seketika tidak tahu apa yang dipikirkan Hendra, hanya berkata.

"Jika kamu sudah yakin untuk bersih, maka harus membunuh seseorang." Redo dengan yakin berkata.

Hendra duduk di kursi Anthony, bersandar dibangku: "Ha?" menadakan tertarik dengan ucapan Redo.

"Panggilannya adalah Gangster, seorang yang sangat berbakat, dulu Anthony pun bergantung pada orang ini dan menguasai semua jalan, kalau tidak…." Redo pun berhenti, karena dia menyadari Hendra adalah anak Anthony.

Hendra tertawa, anak muda ini, dari kecil sudah berada didunia mafia, disekolah adalah preman yang terkenal, saat berbicara agak gegabah dan tidak diproses diotak, pembicaraannya terlalu di atur.

"Kenapa harus membunuh orang ini." Hendra bertanya.

"Ditangan orang ini ada formula narkoba terbaru, jika jatuh ke tangan orang lain…."

"Jadi orang, harus lapang dada, kalau tidak, tidak akan bisa melakukan sesuatu." Hendra pun menggayunkan tangan, menyuruhnya keluar.

Redo masih ingin berkata, namun Hendra sudah menghentikannya, dia tentunya tidak bisa berkata lagi.

"Kring." Layar ponsel bersinar.

Adalah pesan dari dokter Jay, Dion mencari seorang pembantu, orang-orang memanggilnya Gangster.

Hendra menaikan alis, dan menyalakan rokok.

Dion pun menyuruh Agung untuk menyelidiki orang-orang ini dan memindahkan tempat penelitian keruang bawah tanah, Dion pun pergi menemani Cindy di rumah sakit, sekarang ingatan dan otak Cindy mulai melemah, jika tidak ada Dion disisinya akan memberontak.

Cindy sekarang tidak bisa menerima sedikit tekanan pun, bahkan malam hari jika tidak ada Dion dia tidak berani tidur.

Ibu Dion pun datang pada saat ini, tidak tahu dari mana dia mendapatkan kabar.

"Dion, apakah kamu masih kenal ibumu ini." Ibu Dion pun menjerit dan masuk.

Cindy masih bersandar di pelukan Dion, mendengar ada orang yang menjerit masuk, sekujur tubuhnya pun melompat dari pelukan Dion, dengan terkejut melihat ibu Dion.

"Ibu, kita bicarakan diluar." Dion berdiri, berbalik mencubit wajah Cindy: "Saya keluar sebentar, kamu tunggu saya yah."

"Jangan pergi." Cindy pun menarik baju Dion, dengan mata berair terlihat terkejut.

Ibu Dion melihat Cindy pun tersenyum dingin: "Kamu lihat dia, keluarga kita tidak akan membiarkan wanita seperti ini menjadi menantu."

Cindy mendengar suara ibu Dion yang begitu tinggi pun semakin takut dan berlindung dibalik tubuh Dion.

Dion memeluk Cindy, menepuk punggungnya: "Ibu, jangan menakutinya, saya akan mengobatinya hingga sembuh."

"Para peneliti baru dapat menghasilkan kelahiran kembali setelah setahun, kamu pikir bisa dalam waktu beberapa bulan untuk mengobatinya, kamu tahu dengan jelas, mungkin saja setelah beberapa tahun juga tidak bisa diobati." Ibu Dion tidak mengalah, awalnya dia sangat tidak suka dengan Cindy, namun saat dia tahu terjadi hal itu pada Cindy, bahkan Dion hampir kehilangan nyawa karena itu, dia pun ingin memusnahkan wanita ini, dia akan melakukan apapun untuk mengusir wanita ini.

Dion pun terdiam: "Kenapa kamu tahu ini? Masalah kelahiran kembali, bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"

"Saya datang untuk menyuruhmu pulang denganku, urus perusahaan baik-baik, mengenai wanita ini, dari awal memang tidak ada hubungannya denganmu, kamu hampir saja kehilangan nyawa karenanya, apakah masih tidak cukup?" ibu Dion melihat anaknya, keadaan seperti sekarang ini membuatnya kesal.

Saat mereka berbicara, tidak ada yang melihat, Cindy mengambil cangkir kaca dari meja, dengan tidak ragu melempar ke arah ibu Dion: "Kamu wanita jahat, keluar."

"Ibu…" Dion melihat kaca dengan cepat terbang, dia pun melepaskan tangan Cindy yang memegang bajunya, dan berlari kearah ibunya.

Namun terlambat, kaca sudah terlempar, dan mengenai tulang di bagian alisnya.

"Ah…." Suara jeritan ibu Dion, dengan cepat menutup matanya, ada darah yang mengalir.

"Dokter, cepat, dokter." Dion pun menjerit di depan kamar, hatinya sangat kacau, lemparan Cindy ini bisa membuat semua salah paham semakin sulit di selesaikan, Dion bisa memprediksi ini, ibu Dion pasti akan melakukan segala cara untuk memisahkan mereka, namun dua-duanya sangat berharga baginya.

"Dasar wanita jahat, kenapa menyuruh Dion meninggalkanku." Cindy melihat Dion yang berlari ke arah ibu Dion, dan berdiri dan menahan Dion.

"Kamu, kamu wanita gila." Ibu Dion pun berlindung dibalik Dion, menunjuk Cindy, sekujur tubuh bergetar: "Dion, jika suatu hari ini wanita ini membunuhku, apakah kamu juga akan membiarkannya?"

Suara ibu Dion sangat tajam, terlihat sangat marah, dia tidak pernah menemui wanita seperti ini, wanita yang begitu gila, pasti tidak akan masuk ke keluarga mereka.

"Ibu, tidak akan, aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi." Dion memeluk Cindy, tangan Cindy memberontak, dan kadang akan menyentuh luka di bagian perut yang masih belum sembuh total.

Namun dibandingkan dengan sakit ditubuhnya, hatinya lebih sakit.

"Kamu menyuruh Dion meninggalkanku, saya ingin membunuhmu." Cindy pun asal memukul, menjerit dengan gila.

Kadang jarinya pun mengenai wajah Dion, dan meninggalkan bekas.

Dokter dengan cepat masuk, melihat kejadian ini, seketika tidak tahu harus bagaimana.

"Periksa luka ibuku." Dion dengan kacau memerintah.

"Periksa luka apa, kamu tidak mendengar wanita yang kamu sukai ingin membunuhku dan kamu masih membelanya?" ibu Dion pun menunjuk Dion marah.

"Cindy hanya karena saraf otaknya kacau, saya akan mengobatinya, ibu, dengarkan aku, kalau tidak akan meninggakan bekas." Dion pun menahan Cindy, dan membujuk ibunya.

"Dion, wanita ini ingin merebutmu dariku." Cindy melihat ibu Dion, dengan sangat kejam.

"Suster, suntik penenang." Dion pun menahan Cindy, dan menyuruh suster datang.

Sekarang Cindy dalam keadaan gila, kegilaan itu tidak berhenti berkembang, Winny sudah bilang dia tidak boleh tertekan, namun hari ini, masalah ibunya datang terlalu mendadak.

Cindy pun tertidur.

Dion pun tenang, luka ibu Dion pun dijahit 1-2 jarum, Dion sangat merasa bersalah.

"Kamu juga sudah lihat, sekarang Cindy seperti apa, masalah ini tidak ada kaitannya denganmu?" ibu Dion pun menahan amarahnya, melihat wajah Dion yang penuh luka pun merasa tidak tega.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu