Balas Dendam Malah Cinta - Bab 85 Tertangkap Basah

Bab 85 Tertangkap Basah

Setelah Dion kembali ke rumah, melihat lantai yang berantakan, semua vas berharganya sudah berantakan di lantai, semua kuali, mangkuk, piring juga menjadi sasaran.

Tatapan Dion melihata pada pelayan: "Tidak tahu membereskan ya?"

Ada pelayan yang lebih berani berkata: "Nyonya tidak memberi izin."

Mendengar ucapan ini, dia pun mengerutkan dahi: "Lantai penuh dengan kaca, bagaimana jika nyonya tidak hati-hati dan mengenainya." Tatapannya melihat pelayan.

Pengurus rumah pun langsung berkata pada pelayan : "Masih tidak cepat bersihkan, bereskan semua barang ini."

Dion pun naik keatas dan mencari Cindy, akhirnya menemukannya di rak bir.

Jika bukan Cindy siapa lagi.

Tangan kirinya tergores, mungkin itu terkena saat dia melempar barang, Cindy pun membiarkannya, darahnya pun mengalir hingga ke lantai, namun tidak banyak, melihat ini pun membuat Dion sangat tidak rela.

Dia mengambil plaster dan membungkusnya, dia pun menyingkirkan gelas yang sudah kosong, Cindy pun menggerang dan akhirnya tertidur di pelukannya.

Apakah hanya sekarang ini dia baru bisa melepaskan segalanya dan mereka bisa begitu tenang.

Wajah Dion terlihat tersenyum pahit.

"Dion, saya membencimu." Cindy tiba-tiba mengeluarkan suara, bahkan dalam mimpi pun dia berkata seperti itu.

Sudah membencinya sampai seperti ini, bahkan mimpi pun dia membenci, apakah dia begitu tersiksa?

Walaupun begitu, Dion masih tidak rela untuk membiarkannya pergi, tunggu hingga dia menyelesaikan masalah Hendra, setelah kesalahpahaman diantara mereka diselesaikan, mereka mungkin bisa kembali ke semula.

Dion meletakkan Cindy di ranjang, dengan perlahan mencium dahinya.

Dengan penuh kasih sayang dan ketulusan, jika saat itu Cindy sadar dan melihat Dion yang begitu melindunginya, tidak tahu dia akan merasa bagaimana.

Awalnya dia ingin membawa wanita ini mengikutnya ke pesta, pesta kali ini adalah bisnis keluarga Dion, menghadiri pesta perayaan perkawainan ke 30 tahun mitra kerjanya, awalnya Dion ingin memberitahunya jika setelah 30 tahun nanti mereka juga masih akan sangat berbahagia seperti mereka.

Namun wanita ini malah mabuk.

Dion yang sangat memanjakannya pun tidak bisa tahan dan menciumnya, setelah membereskan bajunya, dia pun bersiap-siap pergi ke acara.

Pelayan dirumah sangat banyak, jadi sangat cepat sudah membereskan semuanya, setelah Dion melihat semuanya yang sudah kembali bersih pun berkata: "Nyonya sudah mabuk, siapkan sup untuk penangkal mabuk dan buat beberapa macam sayur, setelah nyonya sadar dia perlu mengisi perutnya, saya mungkin akan pergi 2 jam, saat saya tidak ada jaga nyonya baik-baik."

Setelah membereskan baju, dia menyuruh supir membawanya pergi.

Ini adalah pesta tertutup, semuanya adalah mitra kerjanya, pesta ini untuk menjaga hubungan baik antara mereka, karena tidak ada Cindy, Dion sudah tidak ingin datang, namun harus menjaga perasaan orang lain, dia hanya datang sebentar lalu pergi.

Dion berpikir seperti itu.

"Ketua, apakah kamu baik-baik saja." Melihat Dion yang masih muda dan gagah, pasti ada orang yang datang menyapa.

Dion tersenyum melihatnya, namun didalam hatinya hanya ada wanita itu.

Pesta pun mulai setelah Dion sampai beberapa menit, saat Dion ingin mengucapkan selamat tinggal, tiba-tiba seseorang wanita menghalangi jalannya.

"Ketua, saya sudah lama ingin bertemu denganmu." Walaupun wanita ini sangat cantik, dia terlihat sangat berkelas dan sangat elegan, namun Dion tetap tidak begitu sabaran.

"Nona Jenny terlalu sungkan." Dion masih tersenyum dengan gagah, mencium telapak tangan wanita itu.

"Kakak kelas, kamu masih sungkan denganku." Jenny tidak melihat mimik wajah Dion yang terburu-buru dan terus tersenyum.

Mendengar hal ini, Dion juga tidak ingin mengungkit masa lalu.

"Ketua, kamu kenal dengan nona Jenny ?"ada seorang yang masuk dalam obrolan mereka.

Setelah Dion melihat, ternyata adalah tuan rumah acara ini, Radit dan istrinya.

"Oh iya, saya dan ketua Dion dulu berada di sekolah yang sama saat di Amerika, namun dia adalah kakak kelasku, saat itu dia adalah orang yang terkenal di sekolah." Jenny sambil bercanda berkata.

"Bisa saja, saat itu kamulah yang banyak menarik perhatian seluruh pria." Mereka berdua saling memuji.

"Oo ya, saya belum mengucapkan selamat, pak kalian begitu romantis, membuat semua orang merasa iri." Dion tersenyum dengan elegan, dia sudah lama bergelut didunia ini, dari awal dia sudah biasa dengan hal ini, walaupun dia terburu-buru untuk pulang, namun dia masih terlihat tenang.

"Kamu anak ini sangat menarik orang lain, bukankah ini sudah ada?" setelah berkata dia pun melihat Jenny.

"Paman, kamu jangan menjadikanku candaan lagi." Jenny menunduk dan tersenyum.

Mereka pun mengucapkan salam dan akhirnya Dion bisa pergi.

"Nona Jenny, saya ada masalah yang perlu di urus, saya pergi dulu ya."

Jenny pun tidak menahannya dan dengan sopan mengucapkan selamat tinggal.

Melihat orang yang ingin ditemuinya, namun dengan mudah membiarkannya pergi, tentunya dia harus membereskan orang yang ada disampingnya.

Dia yang begitu menawan membuat orang sangat susah untuk tidak memperhatikannya.

Jenny tersenyum dingin, membawa bir, berputar dan menjadi seorang wanita yang elegan.

"Elsa? Saya tidak salah kan." Jenny tersenyum, melihat wanita yang bodoh didepannya.

Mata orang ini penuh dengan iri, bagaimana mungkin bisa disukai oleh orang?

"Siapa kamu?" Elsa sangat tidak senang, karena insting wanita memberitahunya, wanita didepannya adalah musuhnya, melihat dia dari keluarga yang berpendidikan dan lebih baik darinya, bagaimana mungkin dia tidak iri.

Bahkan saat melihat wanita ini bersapaan dengan Dion, dia seketika bahkan tidak berani berdiri disampingnya, takut jika dia dikalahkan, mana mungkin dia tidak iri.

Sejak kapan di sisi Dion sudah muncul orang seperti ini.

"Saya adaah Jenny, Dion adalah kakak kelasku, kamu jangan salah paham." Walaupun mengatakan agar dia tidak salah paham, namun nada suara Jenny sedikitpun tidak membuat orang salah paham.

Jenny melihat wanita bodoh ini, karena melihat kelakuan Dion terhadapnya dan membuat Jenny tidak begitu senang tadinya, namun setelah melihat dia, Jenny pun sangat senang.

Orang sebodoh ini, mudah untuk dimanfaatkan.

Jenny berkata dengan halus: "Bagaimana jika Dion tahu hal yang kamu lakukan, kamu kita dia akan berpikir bagaimana?"

"Saya melakukan apa?" Elsa pun merasa seperti tertangkap basah.

Jenny berkata dengan halus: " tentang kamu menangkap Cindy, api di klub malam, dan....."

Mendengar ini membuat Elsa terkejut, bagaiman wanita yang tiba-tiba muncul ini bisa mengetahuinya.

"Dan juga, juga di aniyaya, tapi ini semua tidak lah penting." Jenny semakin lembut: "Yang terpenting adalah Tian, benarkah?"

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu