Balas Dendam Malah Cinta - Bab 235 Rencana (2)

Bab 235 Rencana (2)

Hendra pun tersenyum: "Selamat."

"Ah,ah, ah..." ada suara aneh yang terdengar.

"Suara apa itu?" Hendra pun menghentikan gerakannya, seperti mendengar jeritan orang, seketika tidak mendengar jelas apa itu.

Elsa pun seketika terkejut, takut jika Hendra menyadari sesuatu, namun wajahnya terlihat aneh: "Mungkin Jordi melihat film lagi, dasar anak kecil."

Hendra menganggukkan kepala berkata: "Kita cari waktu untuk membicarakan rencana, dan masalah ini harus tunggu setelah Dion mendapatkan obatnya."

Elsa membuka mata besar: "En? Obat penangkal?"

Hendra pun menepuk pundak Elsa berkata: "Jangan bermain, kamu tahu, keluargamu tidak bisa dibandingan dengan keluargaku, aku ingin keluargamu bangkrut, adalah hal mudah, sebaiknya kamu jangan melalukan hal yang tidak-tidak."

Elsa tidak bodoh, dia tentu mengerti, maksud Hendra adalah menyakiti Cindy.

Mereka berdua bekerja sama, mengetahui pikiran masing-masing, Hendra ingin menghabisi Dion, Elsa ingin menghabisi Cindy, hanya orang mati yang paling aman, namun mereka berdua berkerja sama pasti aman, ini adalah sebuah perjanjian.

"Hal ini saya tahu." Elsa pun tersenyum.

Hendra pun dengan puas menganggukkan kepala dan berjalan keluar.

"Ah...." ada suara jeritan lagi, Hendra pun melihat rumah Elsa dan pergi.

"Pasien sudah tidak berbahaya, sekarang karena obat bius dia masih belum sadar." Winny pun duduk di lantai, untuk tidak ada apa-apa.

Winny pun memegang dadanya, berdetak begitu cepat, jika kakaknya satu-satunya terjadi sesuatu, maka seumur hidupnya tidak akan tenang.

Cindy pun balik dari jalan-jalan dan melihat Winny duduk dilantai, dia pun duduk disampingnya berkata: "Ada apa denganmu?"

Cindy tersenyum seperti matahari diluar.

Winny pun tersenyum, dan matanya menghitam lalu pingsan.

Gangster yang berada ditempat penelitian dengan malas sedang tidur, mayat dokter Jay sudah dia beresi, jika Dion tidak bodoh, maka dengan cepat akan melihat dirinya.

Gangster melemaskan otot pinggang, memikirkan jika Dion tahu dia yang melakukan ini apakah akan memintanya untuk meneliti obat penangkal bersama, namun, bekerja sama dengan Winny adalah hal yang menarik, jika Dion tidak ingin membunuhnya, dia masih sangat bersedia melakukan penelitian ini.

Gangster melihat cuaca, penelitian Dion ini sangat tersembunyi, ini adalah tampilan yang tidak mempercayai mereka, namun dia sudah melakukan hal yang dia janjikan.

Melihat cuaca diluar, dia pun memukul pengawal hingga pingsan, dan keluar, jika sudah menjanjikan Jay untuk melepaskn anaknya, maka dia pasti akan menaatinya, siapa suruh Gangster adalah orang yang sangat menaati janji?

Dion pun memasukan anggur di tangannya kemulutnya.

Laptop di tangannya pun menampilkan pria yang terlihat berumuran 50-60 tahun sedang bunuh diri, terlihat seperti film, namun keadaan sekitar adalah tempat penelitian Dion.

Dengan jelas, di dalam gambar Jay sangat dirugikan, dan Gangster tidak tahu sedang mengatakan apa, waktu pecakapan mereka tidak lah pendek, sepertinya sedang memikirkan dendam masa lalu, Dio pun memasukan anggur kemulutnya, wajahnya terlihat sangat tenang.

Mengetahui Jay yang menusuk pisau kehatinya, wajah yang tidak rela pun terlihat dilayar, Gangster membungkukkan badan dan menutup mata Jay dengan tangannya.

Lalu Gangster pun membereskan keadaan itu, hanya saja...

Dion mengambil apel untuk makan, Gangster sedang tersenyum di kamera? Dion pun memperbesar, terlihat Gangster memang tersenyum di kamera, senyuman itu sangat mempermainkan.

Lalu, Gangster pun menyodorkan tangan.

Dion menaikan alis. Menarik.

"Ketua Dion." Ada orang yang mengetok pintu, dan masuk pria yang terlihat kuat, wajahnya terlihat sangat biasa.

Dion pun meletakkan apel yang sudah dia gigit setengah dimeja, menutup laptop dan berkata: "Kamu adalah budi yang di bawa oleh Agung?"

"Budi menganggukkan kepala, Agung mengatakan orang ini adalah orang yang cukup ternama dengan keperkasaannya, melihatnya, tenyata tidak bohongan, sekujur tubuhnya ada banyak luka yang sangat menarik orang."

"Lakukan hal ini, uang bukanlah masalah." Dion pun bersandar diranjang, dengan sangat sombong.

"Anda katakan." Budi pun dengan percaya diri, Agung mengatakan orang ini awalnya hanya lah preman biasa, lalu karena sangat setia dengan bosnya pun diangkat.

Dion dengan malas melihat Budi, memasukkan anggur ke mulutnya, perlahan mengunyah, orang ini terlihat juga tidak tergesa-gesa, dia melihat orang ini sangat bisa menerima cobaan.

"Kamu pergi dulu ke kota Sanggit." Dion pun memberikan file ditangannya pada Budi.

"Kenal tulisan kan, sampai saat itu cari orang itu, berikan semua itu padanya sudah bisa." Dion pun menggerakkan mulut: "Ingat, harus memberikan padanya langsung, dengar tidak?"

Budi tidak terpikir kerjaan seperti ini akan mencarinya, dan begitu mudah, dia pun merasa senang, namun dia tidak menampilkannya berkata: "Saya akan melakukan perkerjaan ini dengan baik."

Dion mengiyakan dan melambaikan tangan menyuruh Budi pergi.

Hendra, permainan yang sebenarnya akan segera dimulai.

Masalah Cindy terluka, benar-benar membuat Dion terkejut, Dion selalu merasa mereka berdua saling mencintai sudah bisa, namun setelah banyak orang yang mencelakai mereka, dia harus menghabisi mereka satu persatu, kalau tidak kapan-kapan akan mengganggunya.

Hendra pun mengucek mata, memikirkan suara terikan aneh di rumah Elsa, dia merasa ada yang aneh, namun tidak tahu bagaimana mengatakannya.

"Redo, datang sebenar." Hendra pun menelepon.

Redo karena masalah sikap Hendra pada Gangster dia sudah sedikit tidak senang, awalnya Redo hanya ingin mendapatkan keuntungan, namun sekarag Hendra malah tidak memberikan sedikit pun keuntungan padanya, maka dia tidak ada alasan untuk mendukungnya, namun tidak tahu dari mana keluar seorang anak, keluarga mereka banyak yang tidak menyukai Hendra.

"Ada apa?" sikap Redo tidak terlalu baik.

"Saya tahu orang mu di mafia sangat banyak, bantu aku sediliki sesuatu." Hendra pun dengan tidak sungkan berkata.

Redo dengan dingin tersenyum: "Kamu sungguh memandang tinggi aku, dari awal keluarga kita sudah bersih, kekuasaanku dari awal sudah sampai pada preman kecil pun berani mengangguku."

"Ini sangat mengesalkan." Hendra tidak marah, malah tertawa berkata: "Gangster orang ini saya sudah tahu dimana dia, berikan aku sedikit waktu."

Redo mendengar nama Gangster, sepasang matanya pun bersinar, Hendra ternyata tahu keberadaannya, harus tahu, mereka sudah menyelidikinya sangat lama.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu