Balas Dendam Malah Cinta - Bab 141 Ibu Dion Pingsan

Bab 141 Ibu Dion Pingsan

Belakangan ini, yang paling dibenci Dion adalah kata Dokter.

Tidak karena hal lain, hanya karena dia terlalu sering bolak balik rumah sakit, asalkan berhubungan dengan rumah sakit, pasti bukan hal baik.

Tidak terjadi pemberontakan di daerah peresmian, saat dia melakukan penyilidikan pada Jenny, Bi Sari meneleponnya mengatakan ibunya pingsan.

Dion pun langsung memutar balik mobil dan menuju rumah sakit.

Pelayan rumahnya mengatakan bahwa ibunya pingsan karena marah pada Cindy,Dion yang mendengar ini pun merasa pusing.

Ibunya dalam keadaan seperti ini tentunya membuatnya sangat khawatir, hatinya pun berdiri di pihak ibunya, dan pagi ini Cindy malah ingin menggugurkan kandungannya, seketika membuat Dion sangat marah pada Cindy.

Ibu Dion pingsan, Cindy juga ikut berjaga di rumah sakit, saat Dion sampai, Cindy sedang bersandar didinding menunggu kabar.

Wajah Cindy tidak berkespresi, terlihat dingin, apakah wanita ini tidak merasa bersalah?

"Cindy, sebenarnya apa yang kamu lakukan?" Dion pun berjalan ke depan Cindy, memegang pundak Cindy dengan kuat, seperti ingin menghancurkan tulangnya.

Walaupun Cindy sangat khawatir, namun tidak tahu mengapa, saat melihat Dion, hatinya terasa penuh luka.

Cindy dengan tersenyum dingin berkata:"Seperti yang kamu lihat."

"Kamu...." Dion menaikan tangannya seperti ingin menamparnya.

Cindy yang melihat itu pun dengan dingin:"Pukul, balas dendam untuk ibumu."

Dion akhirnya pun menumbuk pada dinding dibelakang Cindy, hatinya sangat tersiksa.

Hati Cindy tergerak, suara ini sangat kuat, Dion pasti sangat sakit.

Namun ekspresinya tetap tidak berubah, dia pun tersenyum dingin, mendorong lengan Dion, perlahan berkata:"Dion, jika kamu tidak melepaskanku, kita hanya akan saling menyiksa."

Cindy tanpa berbalik pun pergi.

Dia pun memberhentikan sebuah taksi:"Pak, terserah jalan kemana."

Hati Cindy sangat kacau, Dion pun tidak mengejarnya, Cindy pun merasa sedikit kecewa, akhirnya dia menundukkan kepala diantara kedua tangannya, air mata pun menetes mengenai tangannya.

Kenapa, kenapa semuanya menjadi seperti ini, padahal dia tidak bermaksud seperti itu.

Pemandangan diluar menjadi seperti imajinasinya, perasaan Cindy sangat kacau, selama Hendra tidak sadar, dia dan Dion akan sangat sulit.

Namun semua masalah yang terjadi pada Hendra karena dirinya, harus bagaimana menyelesaikannya?

Ponsel Cindy pun berdering, dari Anthony:"Cindy."

"Yah?" Cindy pun tidak berkata lebih, dia takut Anthony menyadari suara tangisannnya, karena dia barusaja menangis.

"Apakah kamu pernah mendengar wanita yang bernama Jenny?" Anthony pun bertanya.

Cindy berpikir sejenak, Jenny, mengapa begitu tidak asing? Seperti nya dia tahu, Cindy membereskan suaranya bertanya:"Ada apa? Sepertinya kenal."

Anthony pun berkata:"Dia adalah adik kelas Dion saat di Amerika."

Cindy mengerutkan dahi, dia teringat foto yang diperlihatkan Hendra, wanita mabuk yang masuk ke kamar dengan Dion.

Wanita itu adalah adik kelas Dion, Jenny.

"Ada masalah apa?" suara Cindy sangat tenang.

"Saya hanya ingin memberitahumu jika dia sudah pulang dari Amerika."Setelah berkata Anthony pun menutup telepon.

Mata Cindy pun mengecil, adik kelas Dion, Jenny,dia kembali lagi, namun sekarang dia tahu apa artinya.

Hati Cindy seketika pun merasa kacau, dia juga tidak tahu mengapa dia begitu.

Perasaan Dion juga sangat kacau, dua wanita menjadi seperti ini, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana, jika ingin dia meninggalkan Cindy juga tidak mungkin, namun bagaimana dengan ibunya.....

Dion dengan kacau mengucek rambutnya dan mengeluarkan rokok.

Melihat brosur yang menempel peringatan merokok, dia pun akhirnya menyimpannya kembali.

Dokter pun keluar dan mengatakan tidak ada masalah, hanya perlu istirahat, ibu Dion sangat sehat hanya saja umurnya sudah tua, dia tidak bisa terlalu banyak marah.

Hati Dion pun akhirnya tenang, dia yang awalnya terburu-buru ingin melihat ibunya pun terhenti.

Sekarang dia tidak tahu bagaimana menghadapi ibunya.

Benar-benar tidak tahu.

Jika bertemu, apakah ibunya akan menyuruhnya meninggalkan Cindy, bahkan memaksa.

Dia benar-benar tidak berani berpikir apa yang akan terjadi akhirnya.

Dion tidak berhenti bolak balik di depan pintu, bahkan menandatangi projek besar pun dia tidak seragu ini, walaupun keluarganya sudah melewati banyak hal, namun Dion juga tidak pernah seperti ini.

Akhirnya, Dion pun masuk.

Ibu Dion masih memakai baju pasien, wajahnya memucat, melihat Dion masuk, ibu Dion pun emosi.

"Kamu sudah mendengar masalah ini kan."

Ternyata masalah ini pun terjadi.

Dion berjalan ke tempat dispenser air dan mengambil segelas air untuk ibunya:"Ibu, dokter mengatakan kamu perlu beristirahat, tidak boleh marah, minumlah."

Ibu Dion berkata:"Kamu jangan melarikan pembicaraan."

"Ibu....."

"Ini semua karena wanita itu, sekarang kamu masih membelanya."

Dion hanya menggerakan bibir berkata:"Bu....."

"Jika kamu berpikir seperti itu, maka jangan panggil aku ibu lagi, keluar, saya ingin istirahat."

Dion duduk diatas ranjang ibunya, akhirnya bertekad, dia memutuskan untuk memberitahu ibunya jika semua yang dia lakukan sudah diketahui Cindy, tapi..

Disaat itu pula, terdengar suara seorang wanita yang begitu menganggu.

"Tante, saya dengar kamu sakit, jadi datang menjengukmu." Elsa berdiri didepan pintu.

Dion menggerutkan dahi.

Kabar ibu Dion sakit, hanya pelayan, Cindy dan Dion yang tahu, mengapa wanita ini begitu cepat mengetahuinya, apakah pelayan dirumahnya sudah di sogok?

Memikirkan ini, Dion pun mengerutkan dahi.

"Untuk apa kamu datang." Dion berdiri, dengan tidak senang melihat Elsa.

Setelah mendengar ucapan Dion, mata Elsa pun mengeluarkan airmata, namun dengan tegas, terlihat sangat kasihan.

Namun Dion bukanlah orang yang akan mengasihaninya, hanya bisa merasa wanita ini sangat lemah, dia pun semakin membencinya.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu