Balas Dendam Malah Cinta - Bab 236 Rencana (3)

Bab 236 Rencana (3)

"Jika aku adalah bagian dari keluarga, dan ketua keluarga sudah berkata, saya hanya bisa menggunakan nyawaku untuk menelitinya, ada perintah apa katakan saja." Sikap Redo dengan cepat berubah.

Hendra pun tersenyum, sebenarnya ingin menarik orang sangat mudah, asalkan menggoda mereka dengan keuntungan, namun sebaiknya jangan keterlaluan, kalau tidak dia sendiri yang akan menghabisinya.

"Rumah Elsa agak aneh, saya mau tahu siapa yang menjerit?" Hendra pun memerintah dengan tidak sungkan.

"Masalah kecil, masalah kecil." Redo pun dengan puas mengiyakan: "Kalau begitu masalah Gangster...."

"3 hari, berikan aku 3 hari." Hendra pun menaatinya.

Anak perempuan Jay tidak sengaja dibawa olehnya, saat itu dia sedang meneliti sesuatu, tidak dapat menemukan sesuatu, lalu pergi mencari ke tempat penyimapanan keluarga mu, jika mengetahui semuanya akan sangat efisien, saat itu dia menyadari baru tahu orang yang ditangkap ternyata adalah wanita ini.

Lalu setelah mengetahui dia anak Jay, dia selalu ingin membunuhnya, namun akhirnya dia ragu, matanya sangat menyerupai Winny, orang yang dulu pernah menyelamatinya dari kegelapan.

"Pergilah kamu." Gangster pun pergi ketempat rahasianya dan melepaskan wanita ini.

"Namaku Nata, ingatlah dengan namaku." Dimata wanita ini tidak ada rasa terancam.

Gangster pun menganggukkan kepala, tidak mengatakan apapun lagi.

"Kring...." ponselnya berdering di tangannya.

Tidak ada yang menjawab, akhirnya berkata: "Dion, halo." Nada orang yang ditelepon itu tidak merasa takut, dan malah seperti mempermainkan.

Gangster pun berjalan ke depan jendela, menghidupkan rokok, malam hari angin tidak berhenti bertiup, membawa rasa dingin yang menghilangkan kekacauan.

"Winny dalam masalah apakah kamu tahu?" Dion pun berkata dengan mempermainkan.

Gangster merasakan Dion menyelidikinya, tersenyum berkata: "Apa kaitannya denganku?" seperti terhadapnya Winny hanyalah orang asing yang tidak ada kaitannya.

Dion tentu tidak melupakan dulu saat dia ingin menyuruh Gangster masuk ke penelitiannya, orang ini mendengar nama Winny sangat berbeda.

Masalah yang di perdulikan biasanya adalah kelemahannya, orang seperti Gangster, mana mungkin membiarkan kelemahannya terlihat.

"Sekarang kamu sudah membunuh Jay, dan kamu sudah mau pergi?" Dion pun hanya bertanya dengan polos.

"Di perbaiki sedikit, Jay bunuh diri sendiri." Gangster perlahan berkata.

Di belakang terdengar suara sesuatu yang pecah.

Gangster menutup telepon, dengan dingin berkata: "Kamu masih belum pergi." Berbicara dengan tenang seperti cuaca hari ini.

Namun apakah ini ucapan orang yang barusan diketahui berbuat salah?

"Ayahku, bunuh diri? Mana mungkin?" Nita dengan sepasang mata yang penuh dengan airmata.

Gangster tidak sedikit pun tergerak, bahkan nadanya sangat santai berkata: "Yang benar adalah, di paksa mati olehku." Dia mengakui kelakukaannya, Hanya bahkan tertawa dan tidak terlihat menyesal.

"Dasar bajingan." Nita pun memukul wajah Gangster, Gangster pun memegang lengannya, menghentikan gerakannya.

"Jika bukan melihat ayahmu yang memohon padaku, saya tidak akan melepaskanmu." Gangster tersenyum dingin, melempar tangan Nita, melihat Nita yang marah, dengan airmata dimatanya, dia pun bertemu: "Benar, tidak salah, tatapan ini, bencilah, sebelum saya menyesal cepat pergi."

Nita dengan kejam melihat Gangster, akhirnya keluar, dan meninggalkan kata yang biasanya membuat Gangster tidak tahu harus berbuat apa: "Saya pasti akan membuatmu membayar semuanya."

Gangster pun menggerakkan bahunya berkata: "Saya sangat menunggu." Kata ini 10 tahun yang lalu dia mengatakan ini pada Jay, tidak tahu 10 tahun kemudian, dia akan mati di tangan Nita.

Gangster pun mematikan rokoknya, memikirkan Dion mengatakan Winny dalam masalah, walaupun terlihat tidak peduli, namun dia tidak tenang.

Gangster pun dengan serba salah tersenyum, orang selalu mati di atas perasaan.

Hendra menghidupkan rokok.

Dion yang tubuhnya lemah dengan cepat batuk: "Jika kamu ingin merokok cepat keluar, tidak melihat aku masih berobat?"

Emosi Dion pun naik didepan Hendra.

Agung melihat Hendra, di belakang ada 2 pria yang dengan tubuh kekar melihat Hendra.

"Haha." Hendra tersenyum, dia pun mematikan rokok dengan kakinya, dan mengeluarkan tawa yang menusuk: "Dion, kamu sudah begitu, bagaimana bisa melindungi Cindy?"

Dion tidak marah, dengan tidak sungkan dan menusuk kembali: "Tidak tahu siapa yang membuat Cindy seperti sekarang ini."

"Kenapa, kamu merasa keberatan, maka berikan padaku."

"Keluar, wanita ku mana mungkin aku merasa keberatan."

Mereka berdua pun saling mengeluarkan kata yang tajam, perasaanya pun semakin tertekan.

"Kenapa kamu mencariku?" Dion masih terpikir masalahnya, kali ini Hendra mencari Dion secara terang-terangan.

Hendra melambaikan tangan, menyuruh orang di belakangnya keluar.

Semua orang melihat bos yang ada di ranjang, dengan wajah yang khawatir, semua orang tahu, Hendra dan Dion adalah musuh, jika Hendra menggunakan kesempatan ini untuk mengambil nyawanya harus bagaimana.

Melihat kekhawatiran bawahan Dion, Hendra pun tertawa berkata: "Bagaimana, ketua Dion begitu penakut?"

Dion tidak marah berkata: "Bukankah karena demi menghindari pengecut, sudahlah, kalian semua keluar, saya rasa ketua Hendra bukanlah orang seperti itu." Dion melambaikan tangan, menyuruh bawahannya keluar.

Kamar pasien seketika menjadi tenang.

"Dokter Ryan di ganti dengan Gangster." Hendra pun ingin mengeluarkan rokok, saat ini tidak ada pengawal yang melihat mereka lagi, dia pun merasa nyaman.

Dion melihatnya menghidupkan rokok dan berkata: "Ketua Hendra pinjam macismu tidak keberatan kan."

Hendra dengan tidak sungkan melemparkan mancis padanya.

"Kelihatannya ini adalah perjanjian yang baik." Dion sudah lama tidak merokok, dia di jaga ketat oleh ibu dan susternya, kali ini dia mendapatkan kesempatan bagus, terutama saat berkompromi, mengisap rokok, otaknya pun akan lebih sadar.

"Dengar-dengar Gangster bisa membuat narkoba?" Didepan Dion ada asap yang menutupi pandangannya.

Hendra menundukkan kepala dan mengisap rokok berkata: "Kelihatannya Anthony saat pergi meninggalkan banyak barang untukmu."

Gangster mulai bekerja pada Anthony, tidak perlu berpikir pun tahu jika Dion bisa berhubungan dengannya karena Anthony.

"Kamu pikir menghianati ayahmu dan kembali masuk kedunia mafia, dia dengan tidak mudah baru membersihkan diri." Dion pun mengatakan, sebenarnya dia sedang menarik waktu.

Hendra tersenyum: "Barang yang hitam memang dari awal tidak akan tercuci bersih, sekarang tinggal tunggu ucapan ketua Dion."

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu