Balas Dendam Malah Cinta - Bab 183 Rencana Jahat

Bab 183 Rencana Jahat

Dion sedang merokok di kantor.

Semenjak Cindy kembali, dia pun tidak pernah datang ke kantor, perusahaannya sampai sekarang, juga bukan berarti tidak dapat berjalan tanpanya, kalau tidak untuk apa orang di bawahnya.

Namun setelah Cindy kembali 3 hari, dia datang bekerja, sesuai dengan biasanya, dia seharusnya melakukan rencana untuk bulan madu, tapi, tidak.

Sekarang dia tidak dapat menghadapi Cindy, atau bisa dikatakan tidak tahu bagaimana menghadapi Cindy.

Tian adalah anak Cindy, kabar ini seperti petir, sangat tidak di duga, dan berhasil mengancurkan segalanya.

Dion yang biasanya sangat tegas melakukan segalanya, dia juga tidak tahu harus bagaimana, jadi caranya yang pertama adalah melarikan diri.

"Ketua Dion." Terdengar suara.

"Masuk." Adalah asistennya.

Wanita yang memakai baju hitam masuk, wajahnya terlihat cantik, hanya terlihat tua karena pakaiannya."Ketua Dion, ini adalah file yang dikirimkan dari perusahaan Santo, tolong tanda tangan."

Asistennya sangat profesional, walaupun cantik, namun dia bisa menjadi asisten yang tidak menggunakan cara buruk, bisa diketahui jika kemampuannya tidak buruk.

Pintar dan bijaksana, dan kadang sangat sombong, jadi.

Dion pun menandatangani dan menutuo penanya, mengangkat kepala berkata: "Apakah kamu bersedia membantuku?" Dion terhenti sejenak dan berkata: "Harga bisa dibicarakan."

Rena tidak pernah berpikir akan berada disisi Dion.

Berbeda dengan orang yang mencapai posisinya dengan menghalalkan segala cara, bahkan cara berpakaiannya sangat tua, dan dia pun sering di bicarkan orang-orang.

Asalakan bisa berada diposisi ini dia sudah puas, ketua hanya menginginkan asisten yang berkemampuan, dan dia adalah orang seperti itu.

Dion mengeluarkan gaun hitam: "Coba ini."

Warna hitam adalah kesukaan Cindy, memikirkan ini, Dion terdiam, dia pun mengganti gaun itu menjadi putih.

Terkadang sesuatu sudah menjadi kebiasaan sangat sulit dirubah.

Rena melihat dirinya yang ada di cermin, seketika terkejut, dia berasal dari keluarga miskin, berusaha semaksimal mungkin, dan harus memerlukan waktu setengah bulan lebih baru bisa mengganti gaun, dan terhadap pria disampingnya, ini hanya lah hal yang mudah.

Uang membawa orang maju, jika dia menjadi pacar pria ini, pasti akan sangat senang.

Tidak terasa, Rena yang melihat Dion pun semakin tergoda.

Dan Dion masih tidak merasakannya.

"Ibu, hari ini saya bawa pacar pulang makan." Dion menutup telepon.

Rumah keluarga Dion di mata Rena adalah istana yang sangat besar, ternyata, orang kaya hidup seperti ini.

Mata Rena seperti ada sesuatu yang sedan terbakar, jika Dion melihatnya, akan tahu itu adalah harapan.

"Dion, siapa dia?" Cindy berdiri di tangga, dengan dingin melihat Dion menggenggam tangan Rena, terlihat sangat menganggu.

Pagi tadi Cindy masih tenggelam dalam kebahagiaan, dia langsung bertanya, pria ini, apa maksudnya, membawa wanita lain pulang makan? Atau apa?

Dion memandang Cindy, Cindy di lihat dengan tatapan ini seketika pun merasa darahnya naik, hanya mendengar Dion berkata dengan dingin: "Pacarku."

"Apa maksudmu." Cindy tidak percaya, padahal semalam mereka baik-baik saja, kenapa begitu sadar langsung berbeda, 5 kata yang mudah ini pun seperti memukul Cindy hingga ke neraka.

"Kenapa, tidak mengerti?" Dion tersenyum dingin: "Oh iya, kamu lihat kapan pindah keluar, belum menikah dan tinggal dirumah pria tidak baik, walaupun kamu sudah melahirkan anak sebelum menikah, tidak apa-apa, pengacara ku akan membicarakannya denganmu, kamu akan mendapatkan uang."

Sekujur tubuh Cindy mendingin, bahkan karena terkejut sekujur tubuhnya bergetar.

"Kamu katakan sekali lagi." Cindy pun menahan air matanya menetes.

Kali ini Dion tidak berkata, yang berkata adalah wanita yang memakai baju putih: "Otak kamu tidak bagus yah? Pacarku cepat bereskan barangmu dan pergi, mengerti?"

"Kamu mengusirku?" Cindy berkata sepatah demi sepatah, setiap kata pun begitu menyedihkan.

Dion pun menggerakkan bibir, Rena berkata: "Tidak lihat Dion terlihat begitu kesal?"

Cindy melihat Dion, Dion mengerutkan bibir, dengan tidak konsen melihat ke arah lain, terlihat malam melihat Cindy, Cindy berusaha kuat, tidak membiarkan air mata mengalir berkata: "Dion, kamu jangan menyesal."

Sekarang Dion sudah menyesal, melihat Cindy berlari dari tatapannya, dengan cepat menghilang, mulutnya terbuka seperti kehilangan suara, tidak mengatakan apapun.

"Apakah kamu tahu? Di perusahaan saya sangat mengagumi kerjamu, dan karena kamu pintar makanya hari ini kamu bisa disini, namun hari ini kamu bodoh sekali." Dion melihat sudah tidak ada orang pun dengan cepat melepaskan tangan Rena.

"Apakah saya melakukan sesuatu yang salah?" Rena tidak mengerti mengapa Dion marah.

"Orang pintar tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak, saya harap lain kali tidak perlu saya yang mengajarimu." Dion dengan tegang membiarkan Rena di ruang tamu.

Ibu Dion melihat Rena diruang tamu, dia pun mengatakan tidak boleh, sikapnya tidak bagus, tampangnya juga, bagaimana mungkin Dion menyukainya?

Ibu Dion pun tahu jika ini karena Dion asal mencari cara, dan dengan asal menyuruh satu wanita untuk menyelesaikan ini, dan sebenarnya mana ada cantiknya.

Cindy dengan cepat membawa Reza dan pergi dari keluarga Dion.

"Tian bukannya anakmu? Kami tidak ingin menjadi tumbalmu." Ibu Dion melihat Cindy.

Cindy dengan tidak percaya melihat ibu Dion, seketika tidak tahu mengapa hari ini semuanya berubah, Dion dengan aneh membawa seorang wanita pulang, semalam ibu Dion yang sudah berubah pun kembali menjadi dingin.

Cindy seketika tidak mengerti.

Mengetok kepalanya sendiri membuktikan ini bukanlah mimpi.

Cindy pun mengeluarkan ponsel dan menelepon Anthony, masalah sudah seperti ini, ternyata hanya Anthony yang bisa dia percaya, dulu, Cindy hanya mempercayai Dion.

Cindy pun meneteskan airmata.