Balas Dendam Malah Cinta - Bab 174 Saat Pernikahan Berlangsung (1)

Bab 174 Saat Pernikahan Berlangsung (1)

Sebagai 2 perusahaan terbesar di kota Rao, walaupun waktu persiapan sangat pendek, namun sangat mewah, orang yang hadir juga tersenyum dan ada yang menertawai, bagaimanapun Elsa dulu hampir menikah dengan Dion , namun saat itu ada wanita yang menggendong anak dan merusak pernikahan, itu adalah hal memalukan di seluruh kota Rao.

Sekarang melaksanakan sekali lagi pernikahan, sangat menarik perhatian, masalah orang kaya sungguh ribet.

Cindy tidak menduga bertemu dengan Jenny di luar pintu, Jenny melihat Cindy yang baru turun dari mobil, sangat terkejut dan tersenyum.

"Apa kabar, Cindy." Jenny menyapa.

"Baik." Cindy tidak terlalu menyukai Jenny, bagaimanapun dia tidak bisa melupakan hal itu.

"Saya tahu kamu pasti tidak mati, saat itu Anthony begitu terburu-buru datang ke Amerika, dan jasad itu sungguh diragukan." Jenny pun tersenyum, dia memang tidak salah menebak.

"Semuanya karena kamu." Cindy pun tersenyum.

"Dulu adalah kesalahanku, sekarang saya sudah mendapatkan balasannya, apa kamu masih mengingat masalah waktu itu?" Jenny berkata.

Cindy tidak ingin berkata banyak dengan Jenny, berkata: "Saya dan nona Jenny tidak terlalu kenal, saya ada urusan dulu, selamat tinggal."

Jenny pun menahan di depan jalan Cindy, dan mengeluarkan undangan berkata: "Demi menjaga agar masalah itu tidak terjadi lagi, kali ini penjagaan sangat ketat, tidak ada undangan tidak akan bisa masuk."

Jenny pun memberikan undangan itu pada Cindy.

Cindy pun menaikan alis, undangan Anthony sudah di buang, sekarang dia seharusnya datang merusak acara, kenapa Jenny begitu baik hati?

"Jangan asal berpikir, Dion mengatakan padaku di mana orang yang aku cintai, saya tentu harus membantunya." Jenny memberikan undangan pada Cindy berkata: "Tidak peduli terjadi apa, kamu harus ingat jika Dion sangat mencintaimu, dia sangat sangat mencintaimu."

Cindy melihat undangan yang ada ditangannya, namun dia pun merasakan kebaikan Jenny, dia pun tersenyum: "Terimaskasih."

"Cepat masuk, saya tunggu berita baik besok." Jenny tersenyum.

Cindy mendengar ucapan Jenny, Dion sangat sangat mencintai dirinya, sekarang dia juga tidak boleh meragukan Dion, dia harus teguh, kebahagiaan ada ditangannya, dia sudah melewatinya sekali, tidak boleh melewati kedua kalinya.

Suasana pernikahan sangat ramai, mempelai wanita memakai gaun putih, wajah dan tubuh yang indah dan juga Dion yang terlihat begitu gagah sangat cocok.

Namun kedua pasangan baru ini sangat aneh, satu tersenyum, walaupun di tahan namun masih terlihat, dan satu lagi terlihat begitu dingin, seperti bukan pernikahan dirinya, melainkan seperti ekspresi sebuah upacara kematian.

"Mempelai wanita, apakah kamu bersedia, tidak peduli dalam suka maupun duka, apakah kamu tetap akan berada disisi Dion sebagai pasangan suami istri, tidak meninggalkannya dan melewati sepanjang hidup?"

"Saya bersedia."

"Mempelai pria, apakah kamu bersedia, tidak peduli dalam suka maupun duka, apakah kamu tetap akan berada disisi Elsa sebagai pasangan suami istri, tidak meninggalkannya dan melewati sepanjang hidup?"

"Saya..."

"Saya tidak setuju." Dion masih belum selesai berkata, ada suara wanita yang memutuskan.

Dion mendengar suara yang tidak asing pun berbalik.

Semua tamu pun melihat ke arah orang yang mengeluarkan suara.

Adalah seorang gadis yang cantik, memakai gaun putih, terlihat begitu bersih dan indah, bahkan lebih elegan dari mempelai wanita.

"Pengawal? Siapa wanita ini, mengapa bisa masuk." Elsa melihat Cindy berdiri disna, dia pun tidak percaya, mengapa, mengapa wanita ini belum mati, bukannya sudah menemukan jasadnya?

Dia begitu terkejut dan tidak seperti dirinya, dia seperti orang gila yang menjerit.

Tamu pun sudah bergosip, membicarakan siapa wanita ini, orang yang kenal sudah tahu jika ini adalah wanita yang merusak pernikahan Dion saat itu, sekarang, dia malah merusak untuk kedua kalinya!

Pengawal mendengar ucapan Cindy pun mengalirkan keringat dingin, bukankah kamu yang mengundangnya? Dia masuk karena memiliki undangan.

Namun tidak berani berkata banyak, dengan cepat menarik Cindy keluar.

Cindy pun menatap Dion berkata: "Dion, saya sudah kembali, membawa anak kita."

Dion, saya sudah kembali, membawa anak kita.

Dion yang masih terkejut mendengar ucapan ini, matanya pun seperti bersinar.

Wajah yang tadinya dingin pun menjadi lembut, sekarang Cindy hidup dan berdiri di hadapannya, seperti mimpi, Dion tidak berani berkata, takut jika semua ini adalah imajinasi, takut jika dia menyodorkan tangan Cindy akan menghilang, dia terdiam, dalam hati merasa begitu tenang.

Mereka berdua pun saling melihat, berjarak antara sinar dan gelap, hidup dan mati.

Mereka yang sudah lama tidak bertemu pun seperti gelombang yang menghanyutkan mereka.

Pengawal pun ingin menarik Cindy keluar, Dion baru sadar berkata: "Lepaskan dia."

Pengawal pun dengan serba salah berdiri diam.

"Dion, hari ini adalah pernikahan kita." Elsa setelah melihat Cindy, hatinya pun seperti kehilangan harapan.

Kenapa, kenapa, setiap kali dia bahagia wanita ini akan merusaknya.

Mengapa dia tidak mati di Amerika, kenapa.

Dion tidak menghiraukannya dan berjalan ke arah Cindy, dia pun dengan tidak ragu menarik tangannya, janji apa, pernikahan apa, Elsa apa, di matanya, tidaklah berarti sedikitpun.

Semua orang-orang pun tidak di anggap Dion, saat ini, didepan matanya hanya ada Cindy, dia berdiri diam disana, melihat dirinya tersenyum, seperti mimpi dan tidak nyata.

Dia sudah sering berimajinasi, jika Cindy tidak mati, mereka akan seperti apa, dan sekarang, mimpi itu muncul, Cindy berdiri dihadapannya.

Kebahagiaan datang secara tiba-tia, takut jika dia menyentuhnya akan sadar, dan hanya tersisa langit putih dan selimut putih.

"Cindy?" Dion dengan berhati-hati berkata.

"Iya, saya sudah kembali." Cindy tersenyum berkata.

"Cindy, benar ini kamu?" Dion mendekatinya, perlahan tangannya menuju Cindy, namun tidak berani menyentuhnya, takut dia akan menghilang.

"Ini aku, ini aku, ini aku, aku tidak mati, saya sudah kembali." Cindy menggengam tangan Dion yang gemetar, membuatnya menyentuh wajahnya.

Tangannya terasa hangat.

Ternyata bukan mimpi.

Air mata Dion pun mengalir.

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu