Balas Dendam Malah Cinta - Bab 77 Dion Tak Berdaya

Bab 77 Dion Tak Berdaya

"Dion menangkap mu, saya datang sendiri untuk memenuhi janji."

"Kamu bilang orang yang ingin membunuhku adalah Dion?" Dita tidak mengerti, awalnya dia merasa ibunya Dion menutupi hal ini agar anaknya tidak mengetahuinya, maka ingin membunuhnya, mengapa menjadi Dion?

"Kak Hendra memberitahuku, bahwa kamu sudah menderita karenaku." Cindy melihat Dita yang lemah, dan merasa sangat tidak tega.

Dita selalu merasa ada yang salah namun tidak bisa mengatakannya.

"Hubungan kakak beradik yang dalam." Dion menepuk tangannya, tidak tahu dia muncul dari mana.

Dion yang disinari matahari dan tidak terlihat mimik wajahnya, namun ucapannya sangat dingin dan menusuk, membuat hati Cindy pun semakin dingin.

"Dion, sebenarnya apa tujuanmu." Cindy membantu Dita untuk berdiri dan menatap Dion.

Saat ini dia baru menyadari, Dion menjadi sangat hancur dalam waktu semalam, kumis yang muncul, dia terlihat menua dalam semalam.

Hati Cindy pun tanpa sadar merasa sakit.

Matahari di luar sangat nyaman, ucapan Dion memang dingin: "Tujuan saya? Cindy, kamu masih tidak tahu apa yang aku inginkan? Saya masih belum puas menyiksamu, mana mungkin melepaskanmu." Jika Cindy merasa mereka hanya saling memanfaatkan, maka biarkanlah dia berpikir seperti itu, dia berusaha keras untuk menahannya di sisinya, asalkan dia bisa berada disisinya.

"Huh, Dion, apakah kamu mengira selama ini saya bisa bertahan di klub malam hanya bermain?" Cindy berkata pada Dion dengan percaya diri.

Dion menepuk tangan, segerombolan pria berpakaian hitam pun keluar, hampir 10 orang, "Hendra berani datang, maka jangan pikirkan bisa pergi tanpa kehilangan satu kaki."

"Bahkan kehilangan nyawa saya tetap akan datang." Di belakang Hendra di ikuti beberapa orang, namun penuh luka, bahkan tubuh Hendra juga terlihat berlumut darah dan ada bekas pukulan.

Kelihatannya dia terluka.

"Hendra, kamu tidak apa-apakan." Cindy sedikt heran karena Hendra yang bergelut begitu lama di dunia hitam bisa di kalahkan oleh Dion, Dion memang bukan orang biasa.

"Hanya luka ringan, saya tidak apa-apa." Hendra dengan senyuman lembut berkata, wajahnya masih terlihat bekas luka dia bertengkar dengan Dion semalam, dia terlihat sangat berbeda dengan Dion yang masih utuh.

"Hanya beberapa orang sudah dapat membereskanmu, jangan berpura-pura didepan wanita cantik dan akhirnya kehilangan nyawamu." Wajah Dion penuh dengan ekspresi yang menusuk.

Hendra juga melihat Dion dengan benci, jika bukan karena bawahannya menghianatinya, kali ini pasti dia akan berhasil, mana mungkin akan seperti ini, dasar Dion bajingan.

Melihat Hendra yang marah membuat Dion semakin senang, cara bicaranya semakin seenaknya: "Cindy, saya tidak ingin memaksamu, kamu pilih ingin melihat mereka berdua mati disini, atau kamu ikut dengan ku baik-baik."

"Tidak boleh." Hendra menghentikannya.

Cindy tersenyum dingin, tanpa merasa takut: "Tidak perlu berharap." Cindy benar-benar tidak mengerti mengapa hubungan antara mereka bisa seperti ini, dia sudah sangat tersakiti, apakah masih tidak cukup?

Saat Dion dan Cindy sedang beradu mulut, suara seseorang tiba-tiba muncul: "Sungguh menakutkan."

Dion pun melihat kearahnya, tidak tahu sejak kapan muncul seseorang berbaju hitam disana, dikantong dadanya ada sekuntum bunga mawar, orang klub malam, mereka adalah mafia, saat itu mereka hanya mengarahkan pistol pada Dion.

"Siapa kamu?" begitu banyak pistol yang mengarah padanya, walaupun terkejut, namun dia tetap tenang.

Asisten yang di belakangnya pun merasa terkejut, mengapa muncul orang seperti ini.

"Dion, berikan muka padaku, biarkan mereka pergi." Suara seseorang yang tua dengan lantang, kelihatan adalah orang yang sederhana, memberikan kesan yang sangat lembut pada orang.

"Tuan Anthony, saya menghargaimu sebagai seorang senior, namun jangan ikut campur dengan urusanku." Walaupun Dion tidak masuk mafia, namun dalam keluarga yang kaya, dia pasti mengetahui mereka, ada banyak kekuasaan di bidang itu.

"Hahaha, masalah seperti ini saya tidak mungkin tidak ikut campur", Anthony melihat Cindy. "Harga yang diberikan nona Cindy membuatku sangat tergerak."

Dion melihat Cindy, dia sama sekali tidak berpikir bahwa Cindy bisa memanggil orang sehebat ini, dia selalu memandang Cindy sebelah mata , namun ini diluar dugaannya.

"Bagaimanapun, terimakasih senior." Cindy tentu berpikir bahwa jika Dion dapat menghentikan Hendra, jadi dia meminta bantuan lain, dia sudah begitu lama didunia ini, tentunya bukan main-main.

Dia hanya ingin hidup dengan tenang, dan juga ingin menjual klub malam, syarat dia mengundang Antohny tentunya adalah untuk klub malam itu.

Klub malam sebagai lambang suatu kekuasaan mafia, dia sudah lama inigin menginginkan klub malam nya Cindy, Cindy berusaha bertahan dalam dunia itu, dan akhirnya Cindy memberikan klub malam tanpa sepeser pun uang, hanya menginginkannya membantunya dalam hal ini.

"Cindy, bagus, bagus, bagus." Dion mengatakan tiganya kali, kata-katanya semakin lantang, karena orang ini membuat semuanya seketika berbeda.

"Dion, kita akhiri semuanya disini." Cindy berbalik dan memutuskan untuk pergi.

Karena Anthony membuat Dion tidak bisa bergerak.

"Cindy, saya hanya ingin mengatakan padamu jika bukan saya yang menghancurkan klub malam dan bukan saya...." Dion dengan tergesa menjelaskan.

"Oh? Jika bukan kamu jadi siapa? Dita disini, apakah selidikan dia sendiri bisa palsu?" Hendra menghentikan pembicaraanya, dengan sinis tersenyum.

Dita mengerutkan dahi, seperti menebak masalahnya, orang yang menghancurkan klub malam adalah ibunya Dion, bukan Dion.

Cindy dan Hendra sudah salah menduga, semuanya salah dia karena dia hanya mengatakannya setengah.

Hendra melihat raut wajah Dita , terdiam mendekati Dita , dengan lembut: "Dita, katakan."

Dita terdiam sejenak dan berkata: "Orang yang menyuruh adalah ..."

Ucapannya belum selesai, Dita sudah pingsan, beruntung Hendra memapangnya, kalau tidak dia sudah jatuh di tanah.

Mata Dita semakin berat dan dengan penuh arti menatap Hendra.

"Dita, Dita ." Cindy melihatnya pingsan dan dengan marah melihat Dion.

"Senior Anothony, kami pergi dulu."

Hendra mengendong Dita dan pergi, Dion baru ingin mengejarnya, banyak pistol yang menghalanginya, melihat Anthony tidak ingin menyaktinya, dia hanya bisa membiarkan mereka pergi.

Sampai mereka pergi dan pistol pun diturunkan, Cindy sudah pergi hanya tersisa banyangan mobilnya.

"Hendra benar-benar tidak mudah."Anthony berkata, dan menyuruh orang dan pergi.

Dion hanya melihat bayangan Anthony, dan membenci ucapannya tadi.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu