Balas Dendam Malah Cinta - Bab 27 Cindy Sudah Jatuh Hati Pada Dion

Bab 27 Cindy Sudah Jatuh Hati Pada Dion

"Direktur Dion? Kenapa tidak memanggilku Dion?" Dion menahan amarahnya dan berkata, kelakuan Cindy terlihat berubah drastis membuatnya tidak terbiasa dan tidak senang.

"Direktur Dion tetap lah direktur, tidak akan berubah." Cindy dengan dingin berkata, menurut Cindy semua ini adalah rencananya, pergi berlibur dan identitasnya terbongkar, dan rekaman mereka makan bersama.

"Cindy, kamu jangan terlalu keras kepala." Dion berkata, "Tidak peduli mengapa kamu tiba-tiba berubah, tapi kita harus pergi dulu, bukankah kamu bilang ada wartawan?"

Cindy berusaha melepaskan genggamannya berkata: "Direktur Dion tidak perlu khawatir dengan wartawan, saya akan mengurusnya sendiri." Akhirnya Dion menyerah, namun Cindy masih ragu, jika wartawan melihat keadaan seperti ini, bukankah akan membuat keadaan semakin parah."

"Lepaskan aku dulu, saya akan ikut denganmu." Cindy berkata pada Dion.

Dion terlihat senang dan berkata: "Benarkah?" Cindy menganggukkan kepala padanya, sesuai dengan dugaan Cindy, Dion pun melepaskan genggamannya dan dengan kesempatan ini, Cindy langsung menggendong Tian dan lari, Dion melihat keadaan ini langsung mengejarnya.

Langsung menarik lengan Cindy, tiba-tiba ada seseorang memukul Dion, Cindy berbalik badan dan melihat Hendra sedang berada dibelakangnya, lalu melihat Dion yang jatuh di lantai, Cindy pun merasa sangat sakit, tidak tahu mengapa dia merasa begitu sakit hati melihat Dion terluka.

Dion berusaha untuk berdiri, namun tubuhnya susah untuk bangkit, melihat keadaan ini Hendra langsung menyepaknya, setelah itu langsung berjalan kearah Cindy dan menggendong Tian dari pelukan Cindy.

Cindy membalikkan badan dan tidak melihat Dion lagi, Cindy mengelus kepala Tian berkata: "Tian pintar yah, kita akan pulang kerumah."

Baru saja ingin naik, wartawan pun turun dari atas dan berjalan kearah mereka dan langsung memfoto mereka, Cindy menutup mata Tian, karena takut flash kameri itu merusak matanya, Hendra berada di depan Cindy dan melindunginya, dengan suara besar berkata: "Tolong tutup flash di kamera kalian, sinar itu merusak mata anak ini, tolong tutup."

Mendengar itu, mereka pun melepaskan kamera dan menutup flash itu, bagimanapun anak itu tidak bersalah.

"Nona Cindy, dengar-dengar kamu adalah simpanan tuan Dion, apakah itu benar?"

"Nona Cindy, anak ini sangat heboh dibahas di internet, apakah..."

Hendra langsung dengan keras menjatuhkan wartawan yang menanyakan hal ini, lalu mengeluarkan dompet, dari dompet dia mengeluarkan puluhan lembar uang seratus ribu dan memberikan pada wartawan itu, dengan tegas berkata: "Walaupun saya tidak tahu siapa yang mengutus kalian kemari, namun saya harap mulut kalian tidak mengatakan hal yang buruk, Cindy dan Dion tidak ada hubungan apapun, dia dan Elsa membatalkan pernikahan karena masalahnya sendiri, jika kalian tidak tahu jangan asal membeberkan berita atau saya tidak akan membiarkan kalian semua begitu saja."

Wartawan pun berdiri terdiam, Hendra menarik Cindy meninggalkan tempat ini, saat naik keatas, Hendra meneriak pada wartawan yang kecewa berkata: "Dion berada di luar, mungkin dia akan menerima wawancara kalian."

Melihat ada kesempatan untuk mendapatkan berita, mereka berlari menuju luar, saat itu Dion sudah berdiri, bersandar di mobil dan sedang mengirimkan pesan pada pelayannya.

Tiba-tiba ada segerombolan wartawan di depannya, memfotoinya dengan kamera, Dion terkejut karena flash yang berada di depannya, lalu terlihat lebih buruk dari sebelumnya.

"Semuanya berhenti." Dion menjerit keras, jeritan ini sangat penuh amarah, membuat wartawan terdiam, "Pergi." Kata itu membuat mereka semuanya pergi, mungkin mereka akan menyesal karena datang ke rumah Cindy hari ini, mewawancarai 2 orang dan dimarahi, ditambah tidak ada hasil, tidak tahu bagaimana menyampaikan pada perusahaan mereka.

Setelah Hendra dan Cindy sampai diatas, Cindy menggendong Tian masuk ke kamar, Cindy berjalan ke balkon melihat di bawah masih terparkir sebuah mobil, Dion yang dulu pasti sudah marah, saat ini dia sedikit deg-degan, wajahnya yang tampan pun terlihat bersinar.

"Sakit hati?" Hendra berkata dari arah belakang Cindy, melihat tatapan Cindy membuatnya sangat tidak enak, dia percaya bahwa Cindy sudah jatuh hati padanya, jika Cindy yang dulu pasti tidak akan peduli.

"Tidak." Cindy dengan nada rendah berkata, dia melihat Dion dan berbalik meninggalkan balkon, berjalan ke samping kulkas, memikirkan untuk menggambil bir, namun tidak menemuinya.

Cindy pun mencari lagi di rak lain, namun tidak ada sebotol pun.

Dengan heran bertanya pada Hendra, "Dimana bir?"

"Sudah dibuang." Hendra berkata, karena dia tidak ingin melihat Cindy minum bir, pertama bir sangat merusak kesehatan, kedua dia tidak ingin melihat Cindy minum bir demi pria lain.

"Mengapa, kamu tidak tahu....." Cindy merenggutkan dahinya berkata, namun sudah dibantah oleh Hendra.

"Saya tahu kamu suka minum bir, namun sudah saatnya untuk berhenti, kamu sudah lupa hari itu kamu masuk rumah sakit karena minum bir?" Hendra dengan sedih berkata, Cindy sama sekali tidak mengerti dirinya.

"Kamu tidak perlu ikut campur dengan urusanku." Cindy dengan dingin berkata, sebenarnya dia juga tidak tega berkata seperti itu pada Hendra, namun dia spontan mengatakan itu, bahkan dia tidak tahu mengapa dia mengerluarkan kata seperti itu.

Mendengar ucapan Cindy, dengan terkejut melihatnya, menjerit berkata: "Tidak ingin saya ikut campur, Dion bukanlah orang baik, saya takut dia hanya memanfaatkanmu, dan akan menyakitimu."

"Saya tidak jatuh hati padanya." Cindy membantah, namun tindakannya menjawab segalanya, Hendra dengan sedih bertanya padanya: "Jadi mengapa harus mabuk karenanya?"

"Tidak, sudah saya bilang tidak, dan kamu hanyalah asisten saya, kehidupan pribadi ku tidak perlu kamu untuk ikut campur." Setelah menyelesaikan ucapannya Cindy pun menyesal, beberapa tahun ini mereka sehidup semati, namun sekarang dia bahkan mengatakan hal yang begitu menyakitinya.

Cindy menunduk dan berkata: "Maaf, keadaan saya hari ini kurang baik, saya minta maaf."

Hendra berjalan ke sampingnya, memeluknya dan mengelus kepalanya, dengan suara bergetar berkata: "Kamu sudah lupa kita pernah mengatakan apa, seumur hidup ini hanya jika kamu membunuhku, kalau tidak saya akan tetap mengikutimu, memarahiku atau pun memukulku tidak akan membuatku pergi."

"Maaf." Cindy merasa bersalah.

Dia memeluk Cindy dengan erat, karena tahu jika Cindy sudah bukan miliknya, Cindy sudah mencintai pria lain, tapi bagaimanapun paling tidak dia masih berada di sampingnya, Hendra tiba-tiba bertanya: "Oh iya, apakah kamu sudah melihat berita itu?"

Cindy menganggukkan kepala berkata: "Orang yang membeberkan berita pasti kenal dengan saya, jika tidak mana mungkin tahu semua hal yang begitu kecil sekalipun."

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu