Balas Dendam Malah Cinta - Bab 42 Senang Maupun Sudah Tetap Bersama

Bab 42 Senang Maupun Sudah Tetap Bersama

Setelah Hendra pergi, Dita tertawa dan berkata pada Cindy: "Orang yang begitu baik, kamu tidak memutuskan untuk menyimpannya!"

Cindy melihatnya dengan sinis dan berkata: "Didalam hatiku dia sudah seperti kakakku." Dita dengan kecewa berkata: "Pria yang begitu baik, kamu dengan mudah menolaknnya."

"Saya lihat kamu yang menyukainya kan." Cindy melihat Dita seperti sudah membongkar rahasianya, wajah Dita langsung memerah, memegang wajahnya dengan malu berkata: "Tidak."

"Oh, kalau begitu saya akan memperkenalnya wanita untuknya." Cindy berkata sambil mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang, Dita pun langsung merebut ponselnya dengan tertawa berkata: "Tidak usah, tidak usah, hanya masalah kecil, tidak usah hubungi orang."

Cindy menyodorkan tangannya, Dita pun mengembalikan ponselnya, dengan tersenyum bertanya: "Apa syaratnya, kamu belum bilang kan?"

Dita adalah seorang hacker, karena keadaan rumahnya tidak memungkinkan,jadi dia berkerja di klub, awalnya karena Cindy dan Dita memiliki latar belakang yang sama, Cindy sangat menjaganya dan mengirimkannya untuk belajar komputer dan membuatnya menjadi seorang hacker.

Kepribadian Dita yang ceria dan juga sangat baik pada Cindy, mulai saat itu mereka pun menjadi teman yang baik, namun mereka tidak pernah jalan-jalan bersama, setiap hari hanya bertemu di klub malam, karena Cindy tahu jika setiap hari Elsa selalu berharap dia mati, hanya dengan melihat Hendra sudah tahu, dia sering sekali masuk rumah sakit, Cindy tidak berharap dia juga terluka, demikian juga dengan Dita, dia mengerti keadaan Cindy dan tidak pernah mengeluh, bahkan dia berusaha keras untuk membantu Cindy, karena dia mengerti segala sesuatu yang Cindy alami bukanlah hal yang bisa di terima oleh orang biasanya.

Tidak peduli mengalami masalah apapun dia tetap tenang, dapat terlihat sudah berapa banyak masalah yang dialaminya hingga membuatnya seperti ini.

"Kali ini gunakan keahlianmu lagi." Cindy tersenyum berkata, sebenarnya setiap kali dia meminta Dita untuk membantunya, dia merasa sangat sungkan, bagimanapun dia tetap merasa tidak enak pada Dita, padahal mereka adalah teman, namun tidak seperti teman biasanya, padahal mereka adalah teman namun dia tidak bisa membantu Dita untuk keluar dari kehidupannya yang susah.

"Tidak masalah, katakanlah, kali ini foto pria bugil yang mana." Dita yang sudah terlihat biasa dengan ini berkata.

"Dasar, kamu yang pengen kan." Cindy dengan mendorongnya berkata, setiap kali meminta bantuannya, dia selalu berbicara asal.

"He..he.., jadi apa yang harus dilakukan kali ini?" Dita dengan serius bertanya, biasanya Cindy mencarinya karena adalah masalah penting, yang tidak penting semuanya sudah diserahkan pada Hendra, jadi mereka berdua adalah tangan kanan dan kiri Cindy.

"Kali ini masih untuk melacak Elsa." Cindy berkata.

Dita menganggukkan kepala berkata: "Baik, saya akan membantumu untuk melacaknya, hari itu dia bersama dengan Jordi datang mencari masalah, seharusnya kita memang harus terus melacaknya."

"Iya, kalau begitu saya serahkan padamu, si manis." Cindy dengan tertawa berkata, Dita membuat raut wajah seperti akan muntah, dengan tersenyum berkata: "Sejak kapan kamu begitu lebai, memanggilku si manis."

"Yang kamu tidak ketahui masih banyak." Cindy berkata: "Baiklah, saya pergi dulu, dengar-dengan tempat paman Eko ada banyak bir baru, saya akan pergi untuk membelinya."

Mendengar Cindy akan keluar, Dita dengan tegang berkata: "Kamu masih mau keluar, kamu sudah lupa yah jika baru saja ada orang yang ingin membunuhmu, tidak boleh keluar." Setelah berkata Dita langsung memeluk Cindy.

"Saya tidak apa-apa, dengan saya keluar kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengecek apakah orang itu adalah suruhan Elsa." Cindy berkata.

"Tidak boleh, saya akan menelepon Hendra sekarang." Dita berkata sambil mengeluarkan ponselnya, Cindy pun merebut ponselnya, berkata: "Tidak boleh, kali ini saya akan bergerak sendiri."

"Tidak, saya tidak akan membiarkanmu." Dita dengan serius berkata, dia tidak akan membiarkan Cindy keluar, tadi mungkin hanya kecelakaan kecil, dia sangat takut jika Cindy keluar lagi, tidak tahu apa yang akan terjadi.

"Saya pasti akan mengeceknya, lagipula kita memerlukan bir baru." Cindy berkata.

"Bir tidak begitu penting." Dita berkata, dia memeluk Cindy dan tidak memberikannya kesempataan untuk pergi.

"Saya akan mencari orang untuk menggantikan mu pergi, paman Roi, dia sama sekali tidak melakukan apa-apa, lagipula dia sangat jujur, bagaimana menurutmu."Dita berkata, paman Roi sebelumnya membantu mereka, orangnya juga sangat baik dan memiliki istri dan anak.

Cindy mengangguk setuju berkata: "Baiklah, tapi paman Roi bisa memilih bir?"Dita mengeluarkan ponsel berkata: "Apakah kamu bodoh, paman Eko adalah teman kita yang sudah bertahun-tahun, satu telepon sudah dapat menyelesaikan segalanya."

"Tidak boleh, paman Eko terlalu rakus, paman Roi pasti akan dibohonginya." Cindy masih tidak tenang berkata.

"Kalau begitu, kalau begitu biarkan Hendra yang pergi, jangan memberontak lagi, jika Hendra tahu kamu keluar dia pasti akan mengupas kulitku."Dita dengan mata besar kasihan melihat Cindy.

"Saya keluar tidak ada hubungannya denganmu kan?"Cindy dengan heran bertanya.

Dita berbalik badan dan duduk di kursi, dengan menundukkan kepala berkata: "Dia bilang teman itu harus merasakan kebahagian bersama dan kesusahan bersama, katanya."

"Sudah..sudah..sudah," Cindy menghentikan ucapannya, dengan menurutinya berkata: "Saya tidak akan pergi, bir juga tidak usah masuk dulu, tunggu ada waktu baru kita bicarakan lagi."

Mendengar ucapan Cindy, Dita pun memeluknya, wajahnya pun menempel pada wajah Cindy, dengan senang berkata: "Baguslah, saya cinta padamu, muach." Dan dia pun mencium wajah Cindy beberapa kali.

Di rumah sakit, Jordi sedang menunggu di luar ruang darurat, dokter yang keluar berkata: "Sudah tidak apa-apa, hanya karena kelebihan alkohol, setelah istrahat sudah boleh pulang."

"Baik, terimakasih dok." Jordi dengan senang berterimakasih pada dokter, lalu saat dia masuk ke kamar dan melihat Elsa sudah sadar.

"Kenapa tidak tidur lagi?" Jordi berkata, dia melihat Elsa dan memikirkan seberapa menarik Dion hingga membuat Elsa menghancurkan dirinya sendiri, namun semua ini karena Cindy, tidak tahu jika orang suruhannya sudah melakukannya atau belum.

"Sudah cukup tidur, kepalaku sakit." Elsa mengerutkan dagu dan berkata, karena kelebihan alkohol membuatnya tidak enak badan.

"Sudahlah, tidur lagi saja, saya sudah memberitahu ibu, dia akan datang sebentar lagi." Jordi duduk di sambing ranjang sambil berkata.

Begitu mendengar sudah memberitahu ibunya, dia langsung bangkit dan memukul Jordi, memandangnya dengan sinis berkata: "Siapa yang menyuruhmu memberitahunya, kamu bukan tidak tahu dia begitu cerewet, kamu ingin membantuku atau menghancurkanku."

"Saya sedang menyelamatkan diriku sendiri, dengan begitu saya akan memberitahu ibu, saya akan menjaga mu, jadi dia tidak akan memaksa ku untuk pergi sekolah." Jordi tersenyum dan berkata.

"Pergi kau, kakakmu sedang tersiksa tidur di ranjang, dan kamu malah memanfaatkan ku untuk kesenanganmu, saya tidak menginginkan adik sepertimu." Elsa berkata.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu