Balas Dendam Malah Cinta - Bab 31 Belajar Menjaga Anak

Bab 31 Belajar Menjaga Anak

"Lalu?" Elsa dengan tersenyum melihat Dion, jika hal buruk seperti ini terbongkar maka semuanya akan hancur, Elsa telah bersiap-siap jika Dion akan membongkarnya.

Dion memberhentikan mobil di pinggir jalan berkata: "Turunlah." Elsa mendengar ucapannya mengikutinya turun dari mobil, melihat laut yang jauh, mengatakan untuk makan malam, sebenarnya mencarinya untuk membicarakan sesuatu.

"Jika kamu sudah mengatakan semuanya, makan tidak perlu makan lagi, kita bicarakan saja disini ya?" Dion bertanya.

Walaupun hari ini Elsa sangat tidak senang, namun dia menahan kesedihannya, berkata: "Baiklah."

"Baik, aku ingin menanyaimu, apakah kamu yang mengirim email itu?" Dion langsung bertanya padanya, Elsa dengan terkejut melihatnya, dia tidak berpikr Dion akan langsung bertanya begitu padanya, dia dengan tegas menggelengkan kepala.

"Kamu tidak ingin mengakuinya ya? Kalau begitu kamu liat hasil ini." Dion mengeluarkan ponselnya dan meletakkan ke tangan Elsa agar dia melihatnya sendiri, Elsa melihat isi hasil ceknya, akhirnya dia melihat tempat orang yang mengirimkan email ini ada di sekitar rumahnya.

Elsa pun terkejut, melihat hasil itu membuatnya tidak bisa mempungkiri lagi. Dia berkata pada Dion: "Memang dia lah yang melakukan itu. Kenapa emangnya? Kamu cemburu?"

Dion dengan dingin berbalik melihat laut berkata: "Bagaimana mungkin saya cemburu, saya hanya ingin menanyakan dimana kamu menemukan foto itu."

"Saya menyuruh orang mengikuti Hendra." Elsa menjawab, semua yang dia perbuat mulai terbongkar satu-persatu, dia sudah tidak tahu bagaimana image dirinya dihati Dion.

"Selain mengirimkannya padaku, kamu mengirimkan pada siapa lagi?" Dion bertanya.

"Tidak ada lagi, hanya menyuruh orang mengikutinya kali itu saja." Elsa berkata.

Dion mengerutkan dahi memikirkan harus bagaimana, berkata pada Elsa: "Apakah masih ada foto itu?" Dion masih memiliki tujuan lain, dia ingin Elsa menghapus semua foto itu.

"Ada, kamu ingin melakukan apa." Elsa dengan gugup bertanya, dia memiliki firasat jika Dion ingin membuatnya menghapus semu foto itu.

Dion berjalan didepan Elsa, menatapnya berkata: "Hapus semua foto itu." Elsa menunduk tersenyum, benar apa yang sedang dipikirannya, dia dengan kecewa melihat Dion, menjerit berkata: "Apakah dia begitu penting bagimu? Walaupun dia bermesraan dengan pria lain kamu juga tidak peduli?"

"Dia tidak ada hubungan apapun dengan Hendra, hanya sebatas bos dan bawahan saja." Dion dengan tenang menjawab, dia tahu dirinya tidak boleh gegabah.

"Ha, bagaimana kamu tahu mereka tidak ada hubungan apapun, harus saya mengerluarkan bukti baru kamu akan peraya yah?" Elsa menahan air mata berkata, Dion benar-benar sangat kecewa padanya.

Dion tersenyum sinis, karena tujuannya malam ini sudah tercapai, berkata pada Elsa: "Kalau begitu mohon bantuanmu."

Elsa mendengaran ucapan ini merasa sudah jatuh kelubang Dion, berkata pada Dion: "Antar saya pulang." Dion menganggukkan kepala, melihat Elsa dia menemukan jawabannya.

Setelah Elsa sampai di rumah, dia berkata pada Dion: "Jika bukti sudah saya berikan dan kamu sangat kecewa padanya, ingat saya masih menunggumu." Setelah mengatakan itu, dia pun meninggalkan mobil Dion, air matanya pun akhirnya mengalir.

"Dion, semoga kamu dapat melihat keberadaanku, saya akan berada di belakangmu selamanya." Elsa sambil menangis berkata-kata.

"Akhirnya kamu pulang." Jordi berdiri didepan pintu sambil berkata, hari ini dia pergi seharian, sama sekali tidak mengabarinya, dia juga tidak tahu jika rencana mereka berhasil atau tidak.

Elsa menatapnya sejenak, tidak mengatakan apapun dan berjalan ke arah pintu, Jordi tidak mungkin setuju, melihat raut wajah Elsa yang aneh, matanya yang terlihat lebam berkata: "Kamu tidak apa-apakan, kamu menangis ya?"

"Saya tidak apa-apa." Elsa dengan nada serak berkata, Jordi mendengar suaranya pun langsung mengerutkan dahi, bertanya: "Kamu bertengkar dengan Dion, rencana gagal ya?"

Elsa berbalik melihatnya, berkata: "Rencana ini berhasil, ibu Dion sudah kembali mengakuiku, tapi...." Dia tiba-tiba berhenti berkata membuat Jordi menjadi tegang, dia bertanya: "Tapi kenapa? Ibu Dion sudah mengetahuinya?"

Elsa menggelengkan kepala, melihat langit berkata: "Dion, kelakuan Dion terhadapku, dan dia juga menyuruhku mengecek sesuatu."

"Bukankah ini sangat baik, dia menyuruh mu melakukan itu karena dia percaya padamu kan." Jordi membujuknya berkata.

"Benarkah?" Elsa mengangkat kepala, dia merasa kata Jordi ada benarnya, awalnya dia sangat sedih namun sekarang sudah membaik.

"Tentu saja, dasar kakak yang bodoh, cepat masuk, di luar sangat dingin." Jordi menarik Elsa masuk ke rumah, saat itu dia menyadari di tubuhnya ada mantel yang bukan miliknya, dengan heran bertanya pada Elsa: "Baju siapa ini?"

"Oh, ini milik Dion, saya lupa mengembalikannya." Elsa membuka mantel sambil berkata, dia berlari kedepan pintu melihat Dion sudah pergi, kembali melihat mantel di tangannya, dia tersenyum puas.

"Orangnya sudah pergi dari tadi, apa yang kamu lihat." Ucap Jordi, cinta Elsa terhadap Dion dapat dikatakan sudah sangat dalam."

Jordi mengetok kepala Elsa, dengan bercanda berkata: "jangan tertawa lagi, ayo pergi." Elsa pun ditarik masuk kerumah, sampai dia tidur, Elsa masih tersenyum melihat mantel Dion.

Keesokan harinya, Cindy terbangun karena tangisan Tian, dia berbalik melihat Tian tidak ada disampingnya, dengan terburu-buru bangkit mencarinya, dia terlebih dahulu mencarinya di lantai, terbengong, namun dia berpikir jika anak itu jatuh di lantai seharusnya dia bisa sadar.

Mendengar suara dari ruang tamu, melihat Hendra sedang menggendong Tian, sedang berusaha memberikannya susu, namun Tian sama sekali tidak mendengarkan perintahnya, hanya menangis dan dia ingin minum susu, membuat Hendra tidak tahu harus bagaimana.

Melihat keadaan ini membuat Cindy tertawa, mendengar tawa Cindy, Hendra dengan tertawa berkata: "Kamu sudah bangun ya, apakah tidur mu nyenyak?"

Cindy menyandarkan pinggangnya kesofa, dan menggendong Tian, mungkin karena dia sempat dekat dengan Tian, setelah berada di pelukannya, Tian pun berhenti menangis, Hendra pun terkejut melihat ini, Cindy tertawa sambil mengambil botol susu dari tangannya dan memberikannya pada Tian.

"Kamu sangat hebat." Hendra menyodorkan jempol pada Cindy, Cindy berkata padanya: "Sebenarnya saya juga tidak bisa, hanya karena hari itu saya dan Dion...." Cindy tahu jika dirinya tidak seharusnya membicarakan orang itu, semalam dia sudah bertekad untuk melupakannya.

"Itu karena sudah terbiasa." Cindy dengan canggung berkata, Hendra menggendong Tian dari pelukannya berkata: "Kamu sarapan dulu, makanan sudah ada di meja, saya akan menjaga Tian."

Cindy dengan terkejut melihatnya, dengan heran bertanya: "Kamu yakin? Jika kamu tidak sanggup jangan panggil aku ya." Setelah mengatakan itu pun dia pergi, sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Hendra berkata, sambil melihat anak itu, Hendra sangat kesal, dari kecil dia tidak pernah menjaga anak kecil, mengenai hal ini dia masih dalam tahap belajar, dia harus membuat Cindy merasa dia sangat hebat.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu