Balas Dendam Malah Cinta - Bab 126 Saya Adalah Pamanmu

Bab 126 Saya Adalah Pamanmu

Anthony mengerutkan dahi, dia mengerti sifat Dion, paling tidak dia tidak akan mencari orang untuk menutupi masalah ini, yang berarti apa yang dikatakannya itu benar, namun jika dia dan Hendra ada hubungan darah, walaupun masalah ini tidak ada hubungannya dengan Dion, namun Anthony tetap tidak akan membiarkannya begitu saja.

Mengenai Dimas, asistennya mengatakan sudah dibawa oleh polisi, orang itu sudah tidak perlu ada. Anthony menutup telepon, dengan dingin memperingati.

Dion melihat bulan dimalam hari, memikirkan Cindy sudah lama tidak makan, tubuhnya sudah sangat lemah, apalagi sekarang dia sedang hamil, jika begitu lagi, tubuhnya tidak akan bertahan.

Ibu Dion menelepon berkali-kali, Dion melihatnya dan merasa kacau, dia pun menutup ponselnya, jikabukan karena ibunya dimanfaatkan Elsa, Cindy juga tidak akan dibawa oleh Hendra, dan mereka juga tidak akan menjadi seperti ini.

Dia selalu merasa jika suatu hari ibunya akan menyadari kebaikan Cindy, suatu hari mereka berdua akan baik-baik, namun menyadari ketidaksukaan ibunya pada Cindy semakin dalam, bahkan caranya memisahkan mereka semakin hebat, memikirkan saat Cindy ditangkap oleh ibunya, jika bukan karena Cindy hamil, tidak ada yang bisa memikirkan akibatnya.

Dion pun memesan makanan, dengan cepat ada yang mengantarkannya, soup ayam dan sayur yang segar.

"Cindy, makan yah."Saat Dion masuk, Cindy sedang duduk dilantai dan bersandar didinding, dia terlihat begitu hancur, lampu dikamar juga tidak dibuka, hanya cahaya yang tersinar dari luar jendela, Cindy mengecilkan tubuhnya di malam yang gelap dia bisa saja tidak kelihatan.

Cindy bahkan tidak mengangkat kepalanya berkata: "Keluar."

Masih dengan dingin dan suaranya yang serak.

Dion merasa sakit hati berkata: "Tidak demi dirimu, paling tidak demi anak dalam kandunganmu, makan sedikit yah?"

Dion menunduk dihadapan Cindy, dengan lembut mengangkat wajahnya.

Cindy terlihat tidak senang dan menghindarinya, bertepatan suatu sinar menyinari matanya, Dion melihat dengan jelas kekesalannya.

"Kamu keluar, sekarang aku tidak ingin melihatmu." Cindy dengan kesal, dia tidak berhenti marah dengan Dion, memikirkan Dion yang begitu hebat bahkan diperlakukan seperti itu.

Masalah ini adalah sebuah kecelakaan, sekarang semuanya harus dia yang tanggung, mengapa Cindy tidak pernah mengertinya, dulu seperti itu, sekarang juga, mengapa dimatanya Dion begitu mengesalkan.

Dion sangat marah dan berdiri, dia pun menahan Cindy di dinding, bayangan tubuhnya yang besar menutupi bayangan Cindy, Cindy pun balik melototinya.

"Jangan mengira saya memanjakanmu maka berani memperlakukan aku seperti ini." Dion dengan suara rendah, emosinya pun naik.

"Memanjakanku?" Cindy tersenyum dingin: "Memanjakanku atau memaksaku? Memanjakanku maka membiarkan ibumu menangkapku dan hampir dilecehkan hingga mati? Memanjakanku maka menyakitiku? Memanjakanku makan menyakiti orang disekitarku? Jika ini adalah cara kamu memanjakanku, maka lebih baik tidak perlu."

Cindy dengan marah dan menghancurkan ketenangan kamar ini.

Dion yang mendengar ucapan Cindy, kemarahannya pun meredah, hanya tersenyum dingin: "Ternyata kamu menganggapku seperti ini?"

Cindy merasa Dion yang seperti ini sangat asing, namun mereka bukankah hanyalah orang asing, hanya ditangkap bersamaan: "Kalau tidak emang bagaimana?" Cindy tidak melemah.

Suara Dion pun semakin rendah, dia terlihat seperti saat membicarakan bisnis, tidak dapat ditebak: "Kalau begitu mengapa kamu menyetujui menikah denganku?"

Dion menatapnya, sangat penasaran dengan jawabannya.

Cindy berpikir, betul, orang ini selalu menyakitiku, mengapa saya ingin menikah dengannya.

Cindy berkata: "Karena...."

Ucapan belum selesai, pintu kamar pun dibuka oleh seorang pria.

Untung saja sinar bulan begitu terang, bisa dilihat adalah seorang pria yang seperti pengawal.

Lalu membuka lampu, kamar pun menjadi terang, Dion dan Cindy pun mengecilkan mata, melihat dengan jelas....Anthony.

Dion tidak mengerti, dia tahu jika Anthony mengatakan hari ini dia baru pergi ke kota keluarga Tanusaputra untuk menyelediki sesuatu.

Anthony melihat sejenak mereka berdua, tidak terlihat ekspresinya, dia pun menunjuk pengawal agar mereka mundur.

Barusan asistennya sudah menyelidiki DNA Hendra, melalui pengecekan akan diketahui hasilnya, ini tidak perlu waktu lama untuknya.

"Tidak makan?" Anthony melihat sayur di meja, berkata.

Cindy dan Dion saling memandang, Cindy tidak mengerti tujuan Anthony datang, dan Dion juga sangat kacau, sedang menebak posisi Anthony dimasalah ini, jika barusan dia merasa Anthony adalah penengah, maka sekarang dia melihat perlakuan Anthony pada Hendra, dia perlu memikirkannya lagi.

"Saya tidak nafsu makan, kalian makan saja."Cindy berkata, Cindy tidak ingin berhubungan dengan mereka.

Anthony melihat wajah Cindy, tahu jika dia tidak senang, dia mulai menyesal dari awal mendorong Cindy pada Dion.

Jujur, dia sangat kagum dengan Dion, jadi dia tahu jika Dion tulus, memikirkan jika mereka berdua bersama akan sangat bahagia.

Anthony mendengar desahan Cindy, dia tahu Hendra sangat penting baginya: "Cindy, sebenarnya selain Hendra kamu masih memilik keluarga lain."

"Ayahku? Huh, orang itu saya tidak ingin mengenalinya." Cindy tersenyum dingin.

Anthony berjalan kearah Cindy: "Kamu tahu mengapa sebelum ibumu meninggal menyuruhmu datang mencariku jika ada kesusahan?"

Cindy teringat peringatan ibunya, dia juga pernah menebak, namun tidak mendapatkan hasil, sekarang, akan mengatakan mengapa?

"Karena, saya adalah pamanmu." Anthony berkata.

Cindy membuka matanya besar-besar, dia sudah berpikir berkali-kali, selain ini, "Tidak mungkin, ibuku dulu mengalami masa sulit, saat itu kamu dimana?"

"Saat itu ada percekcokan, ibumu diusir dari rumah karena ayahmu, jika saya mendekati kalian maka identitas kalian akan diketahui, berbahaya bagi kalian maupun aku, saat itu saya pun diam-diam memberikan klub pada kalian, dan juga menjaga agar tidak ada orang yang menganggu, lalu ibumu bersikeras tidak ingin aku membantunya, maka menjadi seperti ini."

Cindy hanya mendengar, seketika tidak tahu harus berkata apa.

Dion berkata:"Kamu tidak hanya ada pamanmu, kamu masih memiliki anak kita, masih ada aku, makan dulu yah."

Cindy menganggukkan kepala, seketika tidak tahu bagaimana mencerna informasi ini.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu