Balas Dendam Malah Cinta - Bab 234 Rencana (1)

Bab 234 Rencana (1)

Elsa sedang mengusuk kakinya di rumah, kali ini pergi melihat Cindy sungguh merugikan, namun bisa melihat sendiri keadaan Cindy, membuat dia semakin percaya diri.

"Kak, Hendra datang." Jordi pun berjalan ke kamar Elsa berkata.

Elsa pun melambaikan tangan pada Jordi, menyuruhnya datang memapangnya.

Hendra dipanggil datang oleh Elsa, mengatakan ada hal yang penting yang ingin dia beritahu padanya, Hendra sangat memberi muka padanya, dan langsung datang.

"Katakanlah, ada apa?" Hendra melihat Elsa yang susah berjalan pun tidak peduli.

"Tidak mau minum teh dan mendengarku menceritakkannya? Begitu terburu-buru pulang apakah ada masalah penting?" Elsa tersenyum, menyuruh pelayan membuat teh, melambaikan tangan menyuruh Jordi pergi, walaupun Jordi tidak ingin, namun dia tetap mendengar ucapan kakaknya.

Hendra menaikan alis dan duduk, walaupun keluarga Elsa tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Anthony dan Dion, namun kekuasaan mereka tidaklah lemah, namun itu sebelum melewati hal buruk itu, jika bukan karena Cindy baik, mungkin sekarang keluarga ini sudah hilang, jika saat itu orang yang membantu Cindy adalah dirinya, apakah semuanya akan berbeda.

Hendra melihat keluarga ini, berpikir, namun didunia ini tidak ada obat penyesalan.

"Masalah Dion mengalami kecelakaan, apakah kamu tahu?" Elsa meminum teh yang dibuat pelayan, dengan tatapan yang serius, walaupun di hadapan Hendra tidak seperti di hadapan Dion, tapi, kegagahan Hendra melalui pelatihannya tidaklah kalah.

Hendra pun meminum teh: "Tentu tahu, kenapa?"

Elsa pun mengecilkan mata: "Kamu yang melakukannya?"

Elsa teringat percakapan Dion dan Agung, sepertinya percaya jika Hendra yang melakukannya. Siapa yang tahu, Hendra pun tidak mengakui, "Jika aku yang melakukannya, Dion tidak akan bisa hidup lagi, tanganku tidak sebersih itu."

Elsa pun terdiam, mengetahui Hendra tidak perlu berbohong, namun percakapan Dion dan Agung tidak berhenti muncul di otaknya, walaupun tidak tahu dengan alasan apa membohonginya, Elsa pun secara tidak sadar berkata: "Tidak mungkin!"

Hendra mendengar itu pun merasa sangat tertarik, dia pun tersenyum: "Oh?"

Reaksi Elsa itu terlalu yakin, itu hanyalah tebakan Dion dan Agung, lalu menenagkan diri berkata: "Dokter Jay sedang berkerja untukmu?"

Hendra dengan kejam menaikan alis, tidak tahu darimana informasi itu terbeberkan, dia tidak mengakui dan tidak menyangkal, berkata: "Sejak kapan kamu penasaran dengan bawahanku? Ini sepertinya bukan hal yang harus kamu khawatirkan."

"Dion mengalami kecelakaan karena Jay menggunakan ponsel Winny untuk mengirim pesan padanya, lalu Dion pun dalam perjalanan menuju tempat penelitian mengalami kecelakaan." Elsa menggigit bibirnya dan mengatakan hal yang dia ketahui.

Hendra pun menyandar dan dengan penarasan: "Kamu tidak mengetahui sesuatu yang penting."

"Apa?" Elsa dengan penasaran bertanya.

"Sekarang aku saja tidak tahu dimana tempat penelitian Dion." Hendra pun tersenyum, melihat semakin banyak orang yang masuk dalam permainan ini, ada orang yang menggunakan Jay dan melempar kesalahan ini padanya." Orang penelitian juga beristirahat dikamar luar, selain Winny yang memiliki ponsel dan bisa keluar masuk, yang lain tidak bisa."

Elsa pun memegang cangkir teh, benar, kenapa dia lupa, tempat penelitian Dion sangat tertutup, dalam waktu pendek, walaupun Hendra betapa hebat juga tidak bisa keluar masuk, mana mungkin dengan mudah mengetahui keberadaan tempat penelitian.

Dion memegang cangkir di tangannya, cangkir itu membawa rasa hangat, Dion tersenyum, dia sangat tidak tertebak.

Agung disampingnya melihatnya, memikirkan jika cangkir yang begitu tebal pasti akan menusuk kepalanya dan akan berdarah, lalu apakah akan meninggalkan luka, hal semacam itu.

"Hendra pergi mencari Elsa?" Dion menunduk dan meminum air, air hangat pun masuk ketubuh Dion, tubuh yang dingin pun menjadi hangat.

"Hendra dalam perjalanan mengganti beberapa mobil, sangat berhati-hati, namun akhirnya menyadari keberadaan Hendra di rumah Cindy." Agung dengan hati-hati , semenjak dimarahi oleh Dion, Agung tidak berani tidak teliti lagi, dia selalu begitu berhati-hati.

Dion menganggukkan kepala, mengingat Elsa yang mendengar percakapan mereka, perasaannya pun tidak berubah, berkata: "Saya rasa selanjutnya mereka akan...." dion pun berkata, matanya melihat Agung.

Agung pun merasa berbahaya berkata: "Saya tahu, aku akan berhati-hati."

Dion tersenyum: "Saya tidak akan lengah terhadap orang yang setia padaku, kamu tahu itu."

Agung dengan cepat menganggukkan kepala.

"Carikan aku orang yang terpercaya, saya ingin menyuruhnya melakukan sesuatu untukku." Dion pun menaruh cangkir disamping dan memerintah.

"Serahkan saja padaku." Agung berkata.

Dion pun menutup mata berkata: "Sudah banyak pekerjaan yang harus kamu lakukan, hal yang tidak penting serahkan pada oran lain, kamu bereskan hal itu saja."

Elsa pun memberitahukan hal yang dia dengar pada Hendra.

"Saya tahu siapa." Hendra pun memainkan cangkirnya, mengetahui jika di tempat penelitian ada 3 orang, Jay tidak mungkin, Winny juga tidak mungkin, tersisa Gangster, dari pandangannya, orang ini susah di tebak.

"Siapa?" Elsa pun berkata, namun menyesal, dia bisa merasakan ini adalah jebakan besar, tapi dirinya sudah masuk kedalam masalah ini karena Cindy dan Dion, dia bisa berbalik lagi.

Hendra mengangkat alis berkata: "Ini adalah keluargaku, aku akan menyelesaikannya, dan ada apa dengan lukamu?"

Hendra tentu tidak ingin membicarakan orang itu dan mengubah topik.

Elsa tentunya tidak akan mengatakan karena dia ingin membunuh Cindy dan sengaja terjatuh berkata: "Saya pergi melihat Cindy."

Hendra pun seketika terkejut, sikap Elsa pada Cindy dia sangat tahu, jika bukan karena tujuan mereka sama, Hendra pasti akan membunuh Elsa, namun sekarang Hendra dan keluarganya sedang sangat kacau, jika tidak mencari orang pasti tidak akan menang dari Dion, apalagi Cindy masih memikirkan Dion, ini lah masalah serius."Apa yang kamu lakukan?"

Elsa dengan sangat tidak sabar melihat Hendra berkata: "Seharusnya apa yang dilakukan Cindy kan, dia sudah gila, bahkan...." Elsa sengaja memperpanjang nadanya, Elsa pun merasa senang melihat dia bisa menguasai orang.

"Bahkan apa, katakan." Hendra pun dengan tergesa berkata.

"Bahkan dia sudah tidak mengingat siapa Dion." Elsa pun tersenyum, akhirnya dia melihat kerutan di kepala Hendra memudar." Saya rasa kali ini kesempatan aku mendapatkan Dion dan kamu mendapatkan Cindy semakin besar."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu