Balas Dendam Malah Cinta - Bab 20 Bertemu Di Apartemen

Bab 20 Bertemu Di Apartemen

Cindy melihat Hendra menggelengkan kepala, berkata padanya: "Saya sama sekali tidak ada hubungan dengannya, hanya saja anak itu belum sepenuhnya di urus dengan baik."

"Peralatan rumah ini mohon bantuan mu yah." Cindy berkata, setelah mengatakan itu dia pun pergi, Hendra ingin menahanya namun tidak berhasil. Hendra pun diam tak bergerak, menggepalkan tangannya, berbicara dengan diri nya sendri: "Dion, jika kamu berani macam-macam dengan Cindy saya akan membuat mu membayarnya."

Di samping itu pegawai terkejut melihat Hendra, ingin menanyakannya apakah ingin membeli atau tidak namun tidak tahu harus bagaimana, Hendra berkata: "Lanjutkan menjelaskan."

Pegawai seperti terbangun dari mimpinya dan menganggukan kepala.

Dion berdiri didepan pintu menunggu Cindy dalam waktu yang lama, akhirnya dia bersandar di dinding, dia merasa mengantuk dan tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, saat dia membuka mata, Cindy sudah berdiri di depannya, mengulurkan tangan berkata: "Kenapa kamu disini."

Melihat tangannya yang diulurkan di arahnya Dion, dia langsung mengebaskan tangannya, bersandar di dinding untuk berdiri, melihatnya membuat hati Dion seketika membara.

"Dengan siapa kamu barusan." Dion bertanya dengan dingin.

"Asistenku, " Cindy juga sedang marah, memikirkan tadi dia mengulurkan tangan untuk membantunya bangkit malah ditolak dan dia juga menggunakan Tian untuk mengacamnya.

"Dion pulanglah." Cindy meliriknya dan berbalik pergi, berjalan naik tangga.

"Mau kemana kamu?" Dion menahan pergelangannya, dia sudah menunggu Cindy begitu lama, begitu dia pulang dan langsung mengusirnya.

Cindy langsung melepaskan tangannya, menahan emosi di hati berkata: "Saya mau pulang, mau kemana lagi."

"Rumah, ini bukan rumahmu?" Dion berkata sambil menunjuk pintu disebelahnya, dan juga mengingat keadaan saat dia datang terakhir kalinya, memang benar ini, apakah saya menunggu di tempat yang salah.

"Tentu bukan." Setelah berkata dia pun berbalik dan pergi, namun Dion tidak mungkin meberikan kesempatan ini padanya, mendorongnya dengan kuat ke dinding dan dengan lantang menahannya, berkata: "Jadi dimana rumahmu."

Cindy kehabisan kata dan tidak ingin melihatnya, menoleh ke arah lain dan tidak mengatakan apapun, Dion dengan sekuat tenaga menggoyangnya, berkata: "Kamu bilang atau tidak."

"Diatas, " Cindy selesai berkata pun ingin meloloskan diri dari Dion, namun bagaimana pun juga tidak bisa, Dion yang arogan langsung menarik tangan Cindy dan naik keatas, Cindy yang tidak dapat melakukan apapun hanya mengikutinya.

Sampai di sebuah pintu, Cindy mengambil kunci dan membukanya, setelah pintu terbuka Dion terkejut melihat kamar nya tidak ada apapun, yang tersisa hanyalah beberapa kotak kayu, benar-benar tidak terlihat seperti rumah yang sudah di tinggali begitu lama, lebih terlihat seperti baru saja membeli rumah dan baru akan tinggal disana.

"Ini semua perbuatan Elsa?" Dion terlihat begitu serius, Dia menatap Cindy, Cindy berkata: "Saya juga tidak pasti, saya tidak punya bukti, jika ada saya tidak akan membiarkannya begitu saja."

Dion berjalan dihadapan Cindy, menyuruhnya melihatnya berkata: "Kamu bersedia percaya padaku?"

Cindy dengan bingung bertanya: "Percaya apa?"

"Saya akan membantumu menemukan pelaku sesungguhnya, bagaimana?" Dion yang terlihat begitu percaya diri melihat mata Cindy seperti seorang pria yang dapat diandalkan.

"Kamu ingin apa?" Cindy dengan hati-hati bertanya, Dion tiba-tiba begitu baik padanya, pasti ada maunya, siapa yang rela membantu tanpa balasan, seperti jika orang masuk toilet pasti karena ada tujuannya.

Dion berjalan ke kamar Cindy, melihat tergantung hiasan yang simple didinding, warna seprei yang netral, didalam hati berpikir Cindy pasti ingin hidup sederhana, tidak seperti wanita lain yang menginginkan banyak hal.

Dari kamar Cindy dapat terlihat, dia berkata pada Cindy: "Saya tidak ada maksud apa pun, " Cindy setengah percaya setengah tidak, merasa Dion pasti sudah dibawa oleh alien, kalau tidak, tidak mungkin terjadi perubahan yang begitu besar pada dirinya.

Dion berjalan didepan Cindy, memegang dagunya, seperti mempermainkannya berkata: "Jika kamu begitu ingin tahu tujuanku, kalau begitu temani saya makan, bagaimana?"

"Hanya begitu? Tidak seperti style mu." Cindy tertawa sambil berkata, Dion meletakkan tangannya satu lagi di pinggul Cindy yang membuatnya semakin dekat dengannya, mereka terlihat begitu mesra dan saling memandang.

Dion tertawa dingin berkata: "Apakah kamu masih ingin..... ..." menunduk berbicara di telinga Cindy, setelah mendengar itu Cindy pun mendorong Dion, dengan marah melihatnya, Dion pun tertawa bahagia.

"Bukannya hanya makan bersama, ayo, " Cindy dengan mudah setuju, ekspresinya membuat Dion tidak tahu harus tertawa atau tidak, karena dia bertingkah seperti akan pergi perang dan tidak akan kembali lagi.

"Saat makan nanti saya ingin mendiskusikan sesuatu dengamu." Dion dengan serius berkata dengannya, Cindy juga mengangguk setuju, jika memang ada sesuatu maka mencarinya, maka acara makan ini sangat aman.

Cindy pun mandi dengan perlengkapan seadanya, karena akibat kerusakan yang mereka perbuat membuatnya kehilangan semua barangnya, dia hanya memakai pakaian biasa dan makeup seadanya dan keluar rumah.

Malam pun tiba dengan cepat, dan menutupi pagi yang cerah.

Cindy meletakkan tangannya diluar jendela dan merasakan angin yang bertiup, suasana hatinya pun membaik, "Ingin makan dimana?" Dion bertanya, Cindy berbalik melihatnya, rambutnya yang hitam yang sedikit berantakkan karena angin, tapi sama sekali tidak mempengaruhi ketampanannya, satu tangan memegang kemudi dan satu lagi bersandar di pintu mobil.

Tangan Dion berdecik sekali di depan Cindy, dengan tersenyum berkata: "Kenapa, tersihir oleh ketampananku? Apakah perlu membuka kamar agar kamu dapat menikmatinya."

Setelah Cindy mendengarnya, wajahnya pun menjadi merah, siapa tahu dia kehilangan akal sehatnya dan langsung mebalikkan kepalanya, dan berkata: "Jangan begitu tidak tahu diri."

Dion pun menertawai Cindy, dan akhirnya menerima pukulan dari Cindy.

"Bicara sesungguhnya, kenapa kamu ingin membantuku." Cindy dengan bingung bertanya, pertanyaan ini sungguh membuat Cindy bingung, bagaimana pun dia berpikir tetap tidak mengerti kenapa Dion membantunya menghadapai calon istrinya.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ini, saya tidak menyukainya, saya dan dia hanyalah sebatas hubungan pernikahan bisnis." Dion menjelaskan. Cindy terlihat mengerti dan menganggukkan kepala bertanya: "Jadi apakah kalian akan menikah lagi kedepannya?" Dion melihat wajahnya yang begitu ingin tahu jawaban: "Tidak akan."

Dimobil tiba-tiba menjadi diam, mereka masing-masing memikirkan masalah mereka, terdiam melihat kejauhan, melewati pantai, angin yang tercium aroma binatang laut yang segar membuat Cindy yang hampir tertidur pun sadar.

"A..chii..." Cindy tiba-tiba bersin, yang artinya dia sudah mau terserang flu, dia mengucek hidung nya dengan tangan, dan sekuat tenaga memukul pundaknya, untuknya memastikan tubuhnya tetap hangat.

Mobil pun berhenti, Cindy menoleh pada Dion dengan bingung, mengapa memberhentikan mobil, Dion tidak menghiraukan pandangannya dan membuka mantelnya.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu