Balas Dendam Malah Cinta - Bab 149 Isi Surat

Bab 149 Isi Surat

Kecewa adalah akumulasi, putus asa juga.

Airmata pun dengan cepat jatuh dari mata Cindy, hingga ke bantalnya.

Sudah semakin malam, terhadap orang lain, kehidupan malam barulah dimulai.

Lampu warna warni tidak berhenti bersinar, suara lagu yang besar, surganya orang gila.

"Tidak terpikirkan kamu akan menyarankan datang ketempat ini, saya pikir orang sepertimu tidak akan datang kesini." Jason pun terkejut terhadap pilihan Nichole .

Nichole tersenyum: "Oh? Saya orang seperti apa."

Malam pun menutupi Ditapannya, hanya ada lampu yang kadang-kadang menyinarinya.

Nichole pun tertawa karena itu berkata: "Didunia ini semuanya hanyalah topeng yang digunakan untuk melindungi diri."

Aroma bir pun menguasai mereka.

Jason mencium aroma bir di tubuh Niko.

"Jangan minum terlalu banyak." Jason sedang mengkhawatirkan kesehatan Nichole , lalu dia pun menjaga jarak.

Nichole pun tersenyum, Ditapannya pun melihat jauh: "Saya ke toilet dulu." Berdiri dan pergi ke toilet.

"Saya ikut denganmu."

"Tidak perlu, bagaiamana pun saya sudah sampai sekarang ini, sudah tidak menganggap mafia itu mengerikan, kamu tunggu saya disini saja."Nichole pun sudah tidak bisa berjalan dengan normal.

Jason pun mengejarnya, namun dia pun ditolak oleh Nichole .

Jason menyentuh dadanya sendiri, barusan tangan Nichole disini, dia pun menyentuh ada sesuatu di kantongnya, dia pun teringat itu adalah surat yang Dion berikan, dia pun tidak berpikir banyak.

Nichole berjalan ke toilet, dan mengeluarkan surat.

Yang dia katakan tadi tidak salah, dia sudah sampai sekarang, surat itu sudah diambil saat tadi dia mendekati Jason.

Nichole pun membuka surat, dalamnya ada sebuah kertas, Nichole perlahan membukanya, senyumannya pun hilang.

Nichole dengan cepat mengembalikan ekspresinya seperti tidak ada masalah dan keluar.

Mereka pun berbicara dan tertawa sebentar,dengan cepat pun mengucapkan selamat tinggal, jika tujuan sudah tersampai, Nichole juga tidak tertarik lagi.

Saat berpisah, mereka berdua sudah mabuk, oleh karena itu mereka pun menaiki taksi dan membawa Nichole pulang.

Nichole sepertinya sudah mabuk, kepalanya pun bersandar pada kaca, matanya pun di tutup.

Jason pun tersenyum pahit berkata: "Saya tahu batas minummu."

Nichole pun tergerak, bibirnya pun tergerak: "Kamu ingin mengatakan apa?"

Jason melihat wanita yang dia sukai berubah seperti ini, akhirnya dia pun harus mengakui fakta tertentu: "Tadi kamu sengaja bersandar di tubuhku kan."

Nichole terdiam, Jason ini memang tidak mudah.

"Kesalahan terbesarmu adalah kamu selalu menganggapku seperti Jason yang dulu yang tidak bisa apa-apa, setiap orang bisa berubah kan?"

Nichole tidak berkata, Ditapannya pun kembali bersinar, melihat wajah Jason yang gagah, dia memiliki mata biru yang bersinar, dimalam hari seperti lautan.

"Saya meremehkanmu."Nichole pun menyodorkan tangan dibelakang tubuhnya.

Jason tersenyum pahit berkata: "Saat saya baru mengenalmu, seharusnya adalah masa disaat kamu paling hancur, saat itu saya ingin menyelidikimu sangat mudah, mengetahui berapa macam pekerjaan yang kamu lakukan setiap hari, makan apa, hidup dengan betapa susah, karena saya menyukaimu, saat itu asalkan kamu setuju, semua kesusahanmu akan terselesaikan namun kamu menolakku."

Nichole menggerakkan bibir, mendengar ucapan Jason, sekujur tubuhnya pun membeku, tentunya dia tidak bisa menerima bantuan orang lain, walaupun orang yang dicintai juga tidak boleh.

"Masa lalu sudah berlalu, jangan katakan lagi."Nichole pun berbalik melihat ke arah lain.

Jason berkata: "Dengar aku menyelesaikan pembicaraanku, kalau tidak saya takut tidak ada kesempatan lagi."

Jason berkata: "Saat itu saya ingin membantumu, namun ditolak olehmu, namun Jenny malah menggunakan satu kali makan siang dan masuk ke hatimu."

Nichole berkata: "Saat itu saya sudah hampir mati kelaparan."

Nichole bersandar di jendela, menutup mata, tidak ingin menunjukkan perasaannya dan matanya.

Jason terlihat tidak tega berkata: "Saya tahu malam ini mengapa kamu datang mencariku." Jason pun mengeluarkan surat dari kantongnya, surat itu pun dikoyak dihadapan Nichole .

"Kamu sudah tahu dari awal?"Nichole menggigit bibir.

Jason tersenyum berkata: "Sejak Dion memberikan surat ini saya sudah tahu."

"Pantas saja didalam surati ini tidak tertulis apapun."Nichole pun mengeluarkan surat yang sama, tersenyum berkata: "Saya sudah salah."

Jason menunduk melihat luka di pinggangnya, gerakan Nichole kelihatan sangat tidak asing, tidak gegabah sekali pun.

Dia tahu jika wanita ini tidak mudah, termasuk keluarganya dan juga dirinya.

"Tidak hanya kamu yang bisa mengarahkan pistol pada orang." Jason bersandar pada punggungnya, wajahnya pun tidak terlihat tegang, Nichole tidak memperhatikan, saat ini mobil sudah berhenti di pinggir jalan.

Nichole mendengar kata itu dan ekspresinya pun berubah.

"Nona Nichole, jangan repot-repot, itu simulasi." Supir pun mengeluarkan pistol, dan menujukkan ke kepala Nichole .

Nichole pun bergerak, ternyata, tidak ada gerakan apapun.

Nichole pun menaikan kedua tangannya, dia pun meletakkan pistol itu di samping: "Saya sudah kalah, jika ingin membunuhku silahkan,"

Jason mengeluarkan borgol, bersandar di tangan Nichole , dan mengeluarkan pisau dari kantong Nichole , lalu melemparkan kesamping.

"Saya tidak akan melakukan apa-apa padamu, hanya tidak ingin kamu ikut campur dengan masalah Jenny." Jason berkata, dia tidak ingin melukai Nichole .

Nichole pun tersenyum berkata:"Namun saya sudah terlibat, kamu tidak bisa menghentikanku, kamu tahu kenapa saya setuju untuk menikah?"

Jason pun mengerutkan dahi dan menyuruh supir untuk terus berkendara, lalu berkata:"Saya juga sangat penasaran, dulu kamu hampir mati kelaparan juga tidak menyerah, kenapa sekarang?"

"Saat itu saya memutuskan hubungan dengan keluarga demi Jenny, sekarang tentu juga bisa kembali ke keluarga demi Jenny."Nichole terlihat tidak menutupi.

Saat kuliah, Jason tidak terlalu memperdulikan hubungan Nichole dan Jenny, bagaimanapun dimatanya mereka berdua hanyalah 2 sahabat baik, dan Jenny juga terlihat sangat cocok dengan Dion,dia pun tidak berpikir banyak, tidak lama kemudian dia pun menyadari hubungan mereka tidaklah semudah itu.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu