My Greget Husband - Bab 476 Tianjian Pavilion

Pertapa inti jiwa ini memiliki kekuatan tempur yang lebih kuat dibandingkan dengan tingkatan alam roh biasa.

Yang dinamakan benih jiwa adalah penggabungan dari inti jiwa dan pikiran batin.

Lampu arwah Yogi Chen memiliki pancaran cahaya sepanjang 9 inci. Itu berarti baik jiwa dan pikiran batin Yogi Chen lebih kuat dibandingkan dengan pertapa alam roh.

Bahkan Kuishe dan Huoguang matanya terbelalak tidak percaya.

Wajar saja Yogi Chen bisa melampaui alam luas dan membunuh orang-orang tingkatan alam roh. Ternyata dia terlahir dengan bakat khusus.

Kedua iblis itu hanya bisa mengira-ngira bahwa itu hanya sekedar bakat bawaan Yogi Chen saja.

Mereka bahkan sempat curiga apakah Yogi Chen adalah reinkarnasi dari seorang master besar.

Bila tidak, bagaimana mungkin jiwa dan pikiran batinnya begitu hebat dan kuat!

Lingyuan Tao King memelintir jenggotnya. Kemudian dia memasukkan 35 lampu arwah itu ke dalam Dimension Reinkarnasi.

Lampu arwah hanya dapat disimpan di sini agar tidak padam. Dia dapat menjaga kesempatan kehidupan terakhir bagi para anggota mereka yang berada di ambang hidup dan mati.

Sepuluh Puncak Gunung Pedang Klan Dalam mewakili Sepuluh Aliran Pedang.

Sepuluh Aliran Pedang ini merupakan landasan dari kedudukan Tiga Master Klan Suci di dalam Klan Suci Pedang Wuji.

Gunung Pedang Reinkarnasi khusus membina ilmu perpedangan Reinkarnasi. Selain itu masih ada ilmu perpedangan Killing Intent, ilmu perpedangan Taiji, ilmu perpedangan Thunder Bolt, ilmu perpedangan Nirvana, ilmu perpedangan Time and Space, ilmu perpedangan Swallowing Pride dan ilmu perpedangan Karma.

Di antaranya yang paling kuat adalah ilmu perpedangan Reinkarnasi, ilmu perpedangan Killing Intent, ilmu perpedangan Taiji, ilmu perpedangan Lima Elemen, ilmu perpedangan Thunderbolt.

Yang lain bukannya tidak hebat, tetapi sangat sulit untuk dibina!

Contohnya saja ilmu perpedangan Time and Space, perlu mendalami waktu dan ruang. Dalam satu hunusan pedang, segala keberadaan di dunia ini kembali ke titik awal kehampaan. Ilmu perpedangan yang kejam seperti ini apa menurutmu kurang hebat?

Justru karena dia sangat kejam, maka sangat sulit untuk dibina.

Tetapi apabila berhasil membina ilmu ini, maka kultivasi pedangnya akan menunjukkan hasil yang luar biasa.

Lingyuan Tao King telah mengatur dengan tuntas untuk Sepuluh Gunung Pedang ini. Masing-masing gunung akan dikunjungi oleh 3 atau 4 orang.

Tetapi dia sengaja meninggalkan Yogi Chen.

Yogi Chen kebingungan. Apakah mahluk tua ini sedang membalas dendam padanya?

Mengapa orang lain semuanya punya tempat tujuan masing-masing kecuali dirinya?

Tidak sedikit orang-orang yang menatap Yogi Chen dengan pandangan mengejek. Siapa suruh dia banyak lagak. Siapa suruh dia gila. Sekarang lihatlah, datang balasannya.

Kuishe Tao King dan Huoguang Tao King juga tidak tahu bagaimana menghiburnya. Mereka percaya dengan kebesaran hati Yogi Chen dia pasti memiliki pikiran yang terbuka.

“Tujuan kalian kan sudah ditetapkan, mengapa masih belum pergi juga?” kata Lingyuan Tao King.

“Terima kasih banyak, kakak seperguruan. Kami pamit dulu!”

Mereka sudah resmi menjadi bagian dari Klan Dalam. Tentu saja mereka akan memanggil Lingyuan Tao King dengan sebutan kakak seperguruan.

Setelah semua orang pergi, Yogi Chen mendekat dengan kesal: “Mahluk tua, apa sebabnya kamu tidak mengatur tugas untukku?”

“Hm? Kamu panggil aku apa?

Mata Lingyuan Tao King terbelalak menatapnya. Tiba-tiba Yogi Chen merasa aliran dingin menusuk di sumsum tulang belakangnya: “Ma… Kakak seperguruan. Mengapa kamu tidak mengatur pekerjaan untukku?”

“Untuk apa terburu-buru?”

Lingyuan Tao King mendengus: “Tingkatanmu baru sampai tingkat inti jiwa saja, mana bisa bertindak sebagai Sesepuh. Sejak puluh ribuan tahun Klan Dalam tidak pernah melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kamu juga tidak terkecuali.”

“Siapa bilang aku masih di tingkatan inti jiwa, jelas-jelas aku sudah masuk dalam tingkat alam roh!” debat Yogi Chen.

“Oh, benarkah?”

Lingyuan Tao King menyipitkan matanya: “Kalau memang demikian, perlihatkan padaku Aura Tao yang sudah kamu bina!”

Seketika itu juga Yogi Chen terdiam. Mengeluarkan Aura Tao-nya?

Barangkali sama saja dengan mengeluarkan kentutnya.

Melihat Yogi Chen tidak bersuara, Lingyuan Tao King berkata: “TIdak mungkin menjadi Sesepuh. Tunggu kamu sudah menembus tingkatan alam roh, baru kita bahas lagi soal menjadi Sesepuh. Sekarang ikutlah aku masuk ke dalam Tianjian Pavilion.”

“Tianjian Pavilion?”

Yogi Chen mengerutkan alisnya: “Tianjian Pavilion ini ada di gunung yang mana? Aliran pedang apa yang dibina?”

“Tianjian Pavilion, ya Tianjian Pavilion. Dia tidak termasuk dalam Gunung Pedang manapun. Bebas memilih aliran pedang apa pun yang ingin dilatih.”

“Sebrutal itu?”

Lingyuan Tao King mengangguk: “Tidak salah lagi. Sebrutal itu!”

“Lalu, apa jabatanku di Tianjin Pavilion?”

Lingyuan Tao King kembali memelintir jenggotnya: “Murid seperguruan biasa!”

“Apa? Murid biasa?!”

Seketika itu Yogi Chen tidak mau lagi meladeninya: “Kamu adalah Kepala Pavilion, sedangkan aku hanya murid biasa? Artinya secara senioritas aku lebih rendah sederajat darimu? Tidak mau! Tidak mau!”

“Dengan menjadi murid seperguruan kamu dapat melatih Sepuluh Aliran Pedang. Dengan menjadi murid kamu juga bisa mendapatkan sumber daya seluas lautan. Dengan menjadi murid kamu bisa berlatih di dalam dunia pedang roh, Berlatih di dalam sana sehari sama saja dengan berlatih di dunia luar sepanjang 10 hari. Dengan menjadi murid, kamu juga bisa membina aliran pedang supranatural khusus Klan Suci Pedang Wuji! Mau tidak?”

Yogi Chen mengelus-elus dagunya. Kalau dibilang seperti itu, menjadi murid banyak juga keuntungannya. “Lebih menguntungkan menjadi Sesepuh atau menjadi murid?”

“Kamu ini orang pintar. Coba kamu bandingkan sendiri. Kamu akan bersikap lebih baik terhadap Sesepuh yang baru saja datang dari dunia luar, atau terhadap Sesepuh yang diangkat sendiri oleh pihak dalam?”

“Tentu saja Sesepuh yang diangkat sendiri!”

“Betul sekali! Satunya pekerja kontrakan, yang satunya lagi pekerja resmi. Mana bisa dibandingkan!”

“Baiklah, aku akan menjadi murid. Tetapi meskipun aku bersedia menjadi murid, aku ingin menjadi Kakak Besar di dalam perguruan. Kedudukanku tidak boleh lebih rendah daripada Sesepuh. Kalau tidak, aku harus menyapa para mahluk brengsek itu dengan sebutan Paman Guru. Cih, aku merasa rugi sekali!”

“Baiklah, aku mengizinkannya. Tetapi tidak mudah menjadi Kakak Besar. Siapa yang lebih kuat berkelahi, dialah yang menjadi Kakak. Apabila kamu ingin menjadi Kakak Besar, buktikanlah sendiri. Asalkan jangan sampai membunuh orang, terserah bagaimana caramu melakukannya!”

Seketika itu juga semangat tempur Yogi Chen berkobar-kobar. Tetapi dengan cepat dia tersadar: “Ada yang janggal. Sepertinya aku seperti sapi yang dicolok hidungnya.”

“Tadi rasanya aku menjalankan bidak permainanku terlebih dahulu, tetapi kamu malah membalikkan langkahku. Sebagai seorang Sesepuh, harusnya kamu dapat memberiku lebih banyak keuntungan.”

“Keuntungan? Keuntungan seperti apa?”

“Contohnya seperti batu energi kelas terbaik, 80.000 - 100.000 saja cukup. Apalagi kalau ada batu energi kelas dewa, 1000-2000 juga boleh. Obat suci dan bahan-bahan berharga juga sekalian saja. Bila ada senjata ajaib, wah, lebih bagus lagi!”

Lingyuan Tao King menggeleng-gelengkan kepalanya. Mahluk kecil ini berani sekali bicara. “Tidak ada batu dan obat suci. Aku hanya memiliki benih pedang. Mau?”

“Kamu ini pelit sekali!”

“Tidak sudi? Ya, sudah. Aku akan memeliharanya sendiri. Siapa tahu aku dapat menumbuhkan bakal-bakal pedang yang baru.”

Bakal pedang?

Mendengar dua kata ini mata Yogi Chen melebar!

“Kakak adalah seorang dermawan, aku mana berani menolak. Niat baik kakak tidak akan aku sia-siakan!”

Lingyuan Tao King menggeleng-gelengkan kepala. Mahluk kecil ini benar-benar tidak mau rugi. Apa salahnya memanggil dia dengan sebutan Kepala Pavilion?

“Aku terlalu bermurah hati padamu!”

Setelah dia berkata demikian, tiba-tiba di tangan Yogi Chen, muncul sebilah benih pedang sebesar telapak tangan dan berbentuk seperti jelly.

Sepertinya dia berelemen logam.

Benih pedang adalah bentuk awal dari bakal pedang.

Selalu akan ada benih pedang dulu baru dapat berkembang menjadi bakal pedang.

Tetapi untuk mengembangkan sebuah bakal pedang, membutuhkan modal yang sangat besar.

Apabila tidak ada campur tangan dari manusia, butuh waktu sangat panjang hingga ribuan atau bahkan puluh ribuan tahun. Bercanda saja.

Demi memelihara sebuah bakal pedang bisa-bisa harus menunggu hingga anak cucumu mengantarmu ke dalam liang kubur.

“Kakak Seperguruan, aku belum pernah memelihara benih pedang sebelumnya. Tidak berpengalaman…”

Belum sempat selesai bicara, Lingyuan Tao King menyentuhnya dengan lembut menggunakan ujung jarinya. Suatu aliran cahaya roh masuk ke dalam alam bawah sadar Yogi Chen.

Tiba-tiba segala pengetahuan tentang bagaimana memelihara benih pedang muncul di dalam alam bawah sadar Yogi Chen.

Wah, ternyata memelihara benih pedang sangat merepotkan. Wajib menggunakan batu energi berelemen logam. Setelah itu harus menyuapinya dengan benda pusaka yang berelemen logam pula.

Benar. Dia tidak salah lihat. Benda pusaka berelemen logam.

Sialan!

Lagipula biasanya hanya separuh kemungkinan orang dapat berhasil memelihara benih pedang. Artinya meskipun Yogi Chen sudah bersusah payah untuk memelihara benih pedang itu, 50% kemungkinannya gagal!

“Kakak Seperguruan… apakah ini tidak terlalu mengerjai orang. Boleh tidak kamu beri aku sedikit modal agar aku bisa memeliharanya sementara ini!”

Lingyuan Tao King dibuat tertawa kesal oleh mulut yang tidak tahu malu itu.

Bagaimanapun benih pedang adalah benda yang sangat berharga. Benda yang sangat langka seperti ini dia seperti kurang sudi menerimanya.

Kalau bukan karena sebelumnya di dunia kecil Qiankun dia memenangkan batu aliran pedang dan mendapatkan pencerahan. Mana mungkin dia rela menyerahkan benda itu padanya.

Tapi bagaimana pun benih pedang ini sangat berharga. Bila dia memberikannya pada mahluk kecil itu, dan dia memeliharanya hingga hancur. Artinya dia benar-benar sudah menyia-nyiakan berkah ilahi.

Ya, sudahlah. Jadilah orang baik hingga tuntas. Antarkanlah biksu itu sampai ke barat (ungkapan: membantu orang hingga dia menyelesaikan masalahnya).

Dia mengeluarkan sebuah kantong pemuat barang, lalu langsung melemparkannya kepadanya: “Di dalam sini terdapat 1000 batu Golden Diamond. Lebih manjur daripada batu elemen logam biasa.”

Seketika itu juga mata Yogi Chen terbuka cerah: “Terima kasih Kakak Seperguruan!”

“Ikuti aku!”

Lingyuan Tao King menggulung sebelah lengan bajunya ke atas dan mengangkut Yogi Chen. Detik berikutnya mereka telah keluar dari Aula Reinkarnasi dan tiba di Tianjian Pavilion.

Di atas lapangan Tianjian Pavilion, ribuan murid tengah mendengarkan ceramah dari Wakil Kepala Pavilion. Semuanya tampak mendengarkan hingga mabuk.

Tepat pada saat itu, tiba-tiba ada sekelebat bayangan hitam mendarat dari atas langit.

“Ah… mahluk tua bangsat!”

“Bruk!” Yogi Chen jatuh dari ketinggian ratusan meter di tengah-tengah udara nyaris saja mati.

Suaranya itu memotong ceramah Wakil Kepala Pavilion sehingga menarik perhatian dan tatapan marah dari ribuan murid-murid di sana.

Yogi Chen berusaha bangkit dari atas tanah. Memegani pingganya: “Ada yang sedang kalian lihat? Apa kalian tidak pernah melihat pria tampan?”

Setelah berkata seperti itu, Semua orang menjadi semakin marah.

Tiba-tiba terdengar suara yang datang dari langit: “Mulut orang ini sangat keterlaluan. Kalian semua dikatai seperti sampah. Terserah apa yang mau kalian lakukan padanya!”

Suara itu suara Kepala Pavilion.

Bocah ini mengatai mereka semua seperti sampah!

Mana bisa diterima begitu saja. Berani-beraninya berbuat onar di Tianjian Pavilion.

“Saudara-saudara seperguruan! Serang dia!”

Setelah terdengar suara itu, tiba-tiba ada pancaran cahaya pedang. Tanpa Yogi Chen sadari, lengannya sudah terpotong.

“Brengsek. Berani sekali kamu diam-diam menyerangku!”

Yogi Chen berteriak ke arah langit sekuat tenaga: “Mahluk tua. Kejam sekali kamu!”

Megikuti serbuan dari ribuan orang yang mendekat ke arahnya, Yogi Chen pun tenggelam hingga tidak tampak batang hidungnya.

Melihat hal itu, Wakil Kepala Pavilion yang berada di atas panggung cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

“Dia adalah mahluk kecil yang kamu maksud? Daya tempurnya bagus juga.”

“Kalau tidak bagus mana mungkin tingkat inti jiwa bisa membunuh tingkat alam roh?”

Wajah Wakil Kepala Pavilion memerah. “Meskipun tidak bisa membunuh, tapi mungkin masih bisa seri.”

“Tetapi, Kakak Seperguruan. Apakah pertimbanganmu cukup matang untuk memasukkan bocah ini ke dalam Tianjian Pavilion?”

“Klan Suci Pedang Wuji sudah berdamai selama puluhribu tahunan. Beberapa tahun belakangan ini kita lewati dengan terlalu santai. Murid-murid Tianjian Pavilion juga hidup untuk kenyamanan mereka masing-masing. Mana bisa ilmu pedang mereka dipakai untuk membunuh orang?”

“Bocah ini kemampuannya hebat, fondasinya sangat murni dan tidak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lain. Lagipula dia sangat menyukai Klan Suci Pedang Wuji.”

Lingyuan Tao King berkata: “Seorang pertapa pengelana dapat membina kemampuannya hingga seperti hari ini. Coba pikir, berapa banyak pertarungan antara hidup dan mati yang telah dia hadapi?”

Wakil Kepala Pavilion tidak bersuara, dia tenggelam dalam pikirannya yang mendalam. Kemudian memberi hormat dengan langannya dan berkata: “Pemikiran Kakak Seperguruan sangat matang. Aku tidak bisa dibandingkan denganmu!”

Dari balik awan-awan itu, kedua orang itu tidak bergerak. Mereka mengamati pertempuran antara Yogi Chen dan murid-murid Tianjian Pavilion dengan hening.

“Brengsek! Kalau kalian masih berani menyerang, aku tidak akan segan-segan lagi!”

“Sialan. Apa yang barusan kamu tusuk?”

Yogi Chen melindungi puting dadanya kemudian menggertakkan gigi sambil melihat ke arah murid yang kurang ajar itu: “Kamu suka yang seperti ini? Sini aku biarkan kamu mencicipi apa rasanya!”

Suatu aliran energi pedang terhunus. Lalu murid itu tersungkur ke atas tanah sambil memegangi dadanya juga. Wajahnya sangat tersiksa.

Kemampuan murid-murid Tianjian Pavilion termasuk sangat hebat. Rata-rata sudah membina sampai tingkatan inti jiwa. Dikepung oleh ribuan tingkatan inti jiwa membuat Yogi Chen kewalahan juga.

“Baiklah, baiklah, baiklah! Bila hari ini aku tidak menunjukkan kehebatan Master Diao, kalian pasti mengira aku terbuat dari tanah liat lembek!”

Dia mengangkat kepala dan memandang ke langit: “Mahluk tua, Aku sungguh-sungguh akan menjadi Kakak Besar!”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu