My Greget Husband - Bab 607 Si Konyol Bima Chen

“Memangnya tingkat kesucian kenapa, bukankah sama saja bisa mati juga?”

Yogi Chen menepuk-nepuk tangannya. Power of World dari titik akupuntur Sky Cave kelas atas sungguh-sungguh mengerikan. Kali ini Renardo Chen benar-benar akan mati, semati-matinya.

Tetapi sepertinya Leluhur Keluarga Chen sudah melarikan diri.

Bagaimana pun juga keberadaannya sudah jauh melampaui mereka. Dia berada di tingkat kesucian tingkat lanjut.

Yogi Chen kembali menepuk-nepuk tangannya. Sepertinya tanpa sengaja dia telah membantu Bima mengatasi musuh besarnya.

“Arleus Yogi, ayo kita pulang terlebih dahulu. Jemon Yogi, terserah bagaimana kamu ingin menyelesaikan semuanya ini!”

Yogi Chen tersenyum: “Ayo kita bertiga berlomba. Siapa di antara kita yang akan duluan mencapai tingkatan kesucian!”

Setelah berkata demikian, dia dan Arleus Yogi memendamkan kepala mereka ke dalam lapisan selaput embrio surga dan bumi.

Jemon Yogi tertawa terbahak-bahak. Lalu dia melihat ke arah Thomy Song: “Serahkan hartamu, maka kamu tidak akan aku bunuh!”

……………………………………………………………..

Sekembalinya di ke Sword World, dia melihat bahwa kekuatan dashyat Pupil Dewa telah menghancurkan seluruh Sword World. Tetapi di bawah pengaruh peti tembaga, kekuatan Pupil Dewa tertekan sepenuhnya.

Yogi Chen berdecak. Peti tembaga ini ternyata luar biasa!

Dia bahkan bisa menekan sebuah prajurit dewa hidup. Sungguh-sungguh hebat!

Roh Alam berkata, ini adalah peninggalan Ian Qiu untuk menekan Little Thousand World. Bagaimana pun juga dia adalah bagian yang diambil dari Big Thousand World.

“Aku akan mendalami prajurit dewa hidup. Kamu lanjutkan untuk mendeduksi teorema karma!”

Arleus Yogi mengangguk. Dia kembali memulai deduksinya.

Yogi Chen menggenggam Pupil Dewa di dalam tangannya. Dia merasakan kekuatan alam roh yang terkandung di dalamnya. Dengan sigap, Yogi Chen langsung menggerakkan Power of World dari dalam tubuhnya untuk menekan kekuatan Pupil Dewa itu.

“Apakah sekarang kamu sudah menurut?”

Yogi Chen tersenyum, kemudian dia mulai menginvasi prajurit dewa hidup.

Sebenarnya prajuri dewa hidup adalah senjata yang digunakan oleh orang yang berada di tingkat alam dewa hidup. Lebih tinggi satu tingkatan dibandingkan dengan senjata suci.

Di atasnya masih terdapat segel Leluhur Keluarga Chen.

Menurut formasi spiritual Arleus Yogi, hanya dengan menghabiskan waktu satu bulan saja Yogi Chen sudah bisa melenyapkan kehendak Leluhur Keluarga Chen yang tertinggal di sana.

Pupil dewa ini memiliki suatu unsur roh yang terus-terusan hendak menyisipkan diri kedalam kehendak Yogi Chen. Dia sepertinya ingin mencoba untuk melebur menjadi satu dengannya!

Perjalanan Tao Yogi Chen dia lakukan secara otodidak. Hati Taonya keras bagai baja. Sama sekali tidak mungkin melebur!

“Oh, inti di dalamnya masih mengandung jejak segel Leluhur Keluarga Chen, tetapi segelnya sudah sangat pudar.”

Yogi Chen teringat pesan yang ditinggalkan Ian Qiu sebelumnya. Roh sudah mati, lenyap terhapus. Keberadaan ilahi sudah tiada…

“Tampaknya, Leluhur Keluarga Chen juga sudah mati!”

Meskipun Segel ini diturunkan oleh dewa hidup, tetapi karena sudah berjuta-juta tahun melewati berbagai erosi dan kikisan dari segel Keluarga Chen, maka kekuatannya sudah menipis. Tetapi untuk mengikis segel dewa hidup ini telah membuat Yogi Chen menghabiskan waktu selama setengah tahun penuh!

Biar menghabiskan banyak waktu, tetapi banyak sekali keuntungan yang sangat nyata. Dia berhasil meninggalkan segelnya sendiri pada prajurit dewa hidup Keluarga Chen itu.

Kemudian dia juga mulai mengerti kegunaan prajurit dewa hidup Keluarga Chen.

“Tidak salah lagi. Ini benar-benar bakal kekuatan pelacak kembali waktu dan kekuatan mempercepat waktu!”

“Tetapi karena aliran darahnya tidak bisa menembus, sepasang pupil mata ini hanya dapat digunakan oleh orang-orang dari Kelarga Chen?”

Yogi Chen mencoba berpikir. Dia sesungguhnya tidak terlalu peduli apakah itu prajurti dewa hidup atau bukan. Yang sungguh-sungguh dia inginkan adalah kandungan makna dan ingatan tentang masa dan waktu.

Dia kembali hening, lalu mulai mendalami kekuatan magis waktu!

Sementara itu di luar Klan Genggu. Ada seorang gadis muda berambut panjang berdiri di luar pintu Klan dan berteriak: “Bima Chen, dasar pengecut! Kamu hanya berani melecehkanku, tetapi mengapa kamu tidak berani menemuiku?”

“Brengsek. Sudah berkali-kali kamu melecehkanku. Untuk seterusnya bagaimana aku bisa menemukan pasangan sesame pertapa?”

Gadis itu bukanlah yang lain. Dia adalah Mendi Ning.

Sejak setelah Pertandingan Antar Keluarga berakhir, sepertinya Mendi Ning berhubungan dekat dengan Bima Chen.

Kedua orang itu memiliki perbedaan usia 3 sampai 4 tahun. Tetapi saat bersandingan,mereka tampak sangat serasi.

Dalam satu tahun belakangan ini, kedua orang itu mengalami banyak hal-hal yang tidak menyenangkan.

“Kak, Kakak Ning lagi-lagi datang kemari!”

Sena Chen yang tampak semakin pandai dan cantik berlari masuk ke dalam dan berkata demikian kepada pemuda yang sedang sepenuh hati menjalani pembinaannya itu.

Setelah mengalahkan Dani Chen, tingkat kekuatan membina Bima Chen sudah meningkat pesat. Sejak mencapai tingkat kedewaan bulan lalu,Luxury God Demon Bone miliknya juga sudah 60 kali lipat lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Sudah jauh sekali melampaui kekuatan God Demon Bone.

Bima Chen juga mendapatkan banyak sebutan. Raja Bima. Master Muda, dan lainnya.

Tingkat kedewaan yang berusia 13 tahun. Bila hal ini dikatakan kepada orang banya, siapa yang akan mempercayai mereka?

Bahkan dia termasuk tak terkalahkan di alam tingkatannya sendiri. Baru saja dia memasuki tingkatan kedewaan, tetapi dia sudah bisa bertempur dengan hasil sepantar dengan pertapa tingkat kedewaan tahap sempurna.

Membayangkannya saja rasanya bulu kuduk berdiri.

Tetapi dirinya yang seperti ini malah kabur ketakutan saat dihadapkan dengan Mendi Ning.

“Untuk apa wanita tua itu datang lagi ke sini?”

Hati Tao Bima Chen yang bagai baja itu seperti gigi rontok saja bila dihadapkan dengan Mendi Ning yang selalu mengganggunya dengan berbagai permintaan aneh.

“Usia Kakak Ning baru 16 tahun. Mengapa kamu memanggilnya wanita tua?”

Sena Chen memutar bola matanya: “Kak. Bukannya aku ingin mengatai dirimu. Tetapi sikapmu itu benar-benar sulit dimengerti! Kakak Ning kan bisa dibilang termasuk seorang wanita sakti di Klan Bidadari. Banyak sekali orang-orang yang mengejarnya. Tetapi mengapa dia selalu menempel padamu? Masa Kamu tidak mengerti?”

Bima Chen kehilangan kata-katanya. Memangnya dia tidak boleh tidak mengerti?

Pemuda itu memang terlihat lebih dewasa untuk usianya. Tubuhnya juga tinggi besar seperti orang dewasa. Tetapi urusan perasaan seperti ini, dia sama sekali tidak mengerti apa-apa.

Terhadap Mendi Ning yang mengejar-ngejarnya tanpa henti, dia merasa takut-takut senang. Tetapi dia juga merasa kebingungan.

Saat Mendi Ning mengejar hingga sering mendatanginya seperti ini, dia malah merasa terdesak. Namanya juga seorang pemuda. Dia pasti ingin menjaga gengsinya. Dia merasa dengan seperti ini agak membuatnya kehilangan kejantanannya.

“Sudahlah. Sekarang aku masih kecil. Saat ini aku belum ingin memikirkan hal-hal seperti ini. Ayah dan ibu belum ditemukan. Aku tidak punya niat untuk menghabiskan waktuku pada hubungan-hubungan seperti ini!”

Wanita adalah cobaan bagi segala pejuang. Dia hanya bisa menghibur dirinya seperti ini.

“Hah!”

Sena Chen menghela napas: “Kadang-kadang aku sangat menyayangkan Kakak Ning. Hatinya yang tulus itu mengapa dipertemukan dengan sebuah batu!”

Bima Chen tidak tahu harus berekspresi seperti apa: “Kamu itu sebenarnya adikku atau adiknya? Memangnya ada yang menjelek-jelekkan kakaknya sendiri sepertimu?”

Sena Chen mendengus: “Untuk apa juga menjadi adikmu. Aku ingin mendukung hal-hal yang masuk akal, bukannya ingin mendukung saudara. Sekarang ini aku berada di pihak Kakak Ning.”

Setelah berkata demikian gadis kecil itu berlari keluar.

Di luar pintu gerbang Klan, kedua murid penjaga gerbang itu juga tidak berani mengusir Mendi Ning secara paksa. Mereka hanya berusaha membujuknya: “Nona Besar Ning. Pulanglah. Kalau terus begini kamu menghalangi pandangan kami.”

“Apa katamu?”

Alis Mendi Ning terangkat: “Apa maksud kalian aku menghalangi pandangan?”

“Nona besar Ning, aku…”

Murid penjaga yang satunya lagi menatapnya tajam. Dia langsung terdiam.

Sudahlah, sudahlah. Ini adalah masalah yang dicari sendiri oleh Kakak Besar. Biarkan dia sendiri yang mengatasinya!

Tepat pada saat itu, Sena Chen yang menggunakan pakaian berwarna ungu dari kepala sampai kaki berlari dari dalam keluar: “Kakak Ning!”

Melihat Sena Chen, wajah Mendi Ning menjadi cerah: “Sena!”

“Kakak Ning, ikut aku masuk ke dalam!”

“Apakah Kakakmu yang menyuruhmu untuk datang?”

“Bukan!”

Mendengar hal itu wajah Mendi Ning kembali suram: “Memangnya aku benar-benar membuatnya risih? Kalau dia begitu risih terhadapku, mengapa dia berkali-kali menggangguku?”

Awalnya Mendi Ning sangat membenci Bima Chen. Tetapi lama-kelamaan setelah beberapa kali mengalami keadaan di antara hidup dan mati, diam-diam dia mulai memiliki perasaan terhadapnya.

Pada dasarnya dia memang orang yang tegas dalam mengutarakan perasaannya. Meskipun Bima Chen lebih kecil 3 tahun darinya dan dia sering mengatainya wanita tua.

Dia masih tetap suka padanya.

Gadis yang sedang jatuh cinta, ditemukan dengan seorang pemuda yang bersifat keras, dan juga berpangkat tinggi. Bagaimana mungkin batinnya tidak merasa terluka.

“Kakakn Ning. Sesungguhnya Kakakku juga menyukaimu!”

Kata Sena Chen dengan suara rendah,

“Benarkah?”

Mata Mendi Ning bercahaya. Tetapi setelah lewat beberapa waktu, cahaya itu kembali padam: “Sena, terima kasih. Kalau dia sungguh-sungguh menyukaiku, dia akan mengatakannya sendiri kepadaku.”

“Ini adalah hari terakhir aku datang ke sini. Kalau dia masih saja terus menghindar, untuk sementara waktu ini aku juga akan memutuskan takdir terkutuk ini!”

Lihatlah. Bahkan kata-kata seperti “takdir terkutuk” pun sudah dia gunakan.

Tampaknya mendi Ning sungguh sakit hati.

Mengingat Kakaknya yang tidak berpendirian itu, Sena Chen merasa sangat marah.

Siapa yang pada saat dia tahu bahwa Mendi Ning berada dalam bahaya, tanpa mempedulikan segala sesuatnya berlari masuk ke dalam Infinite Hell untuk menolongnya?

Siapa juga yang selalu membawa kantong wangi-wangian milik Mendi Ning di dekat tubuhnya?

Mulutnya mengatakan bahwa dia tidak suka tetapi di dalam hatinya sukanya minta ampun.

Sena Chen menghela napas. Kakaknya ini sungguh sulit diatur.

Tetapi dengan cepat dia sudah terpikir suatu ide bagus. “Kakak Ning jangan takut. Aku punya ide bagus!”

Dia mendekat ke telinga Mendi Ning dan membisikkan dua kalimat. Mendi Ning terlihat ragu: “Sungguh bolehkah kita berbuat seperti ini?”

“Percayalah padaku. Tidak aka nada masalah!”

Sena Chen menyeringai, menunjukkan keuda taringnya yang tajam seperti harimau. Dia memang sangat mengenal sekali sifat kakaknya yang satu ini.

Kata Paman Seperguruan, kakaknya itu adalah orang dungu yang tampak dingin di luar tetapi hatinya dipenuhi kejutan.

“Baiklah! Aku percaya padamu!”

Mendi Ning berkata demikian sambil mengeratkan gigi.

Tiba-tiba saja raut wajah Sena Chen berubah menjadi cemas dan panik: “Kakak Ning. Apa yang baru saja kamu katakan? Klan kalian sudah memilihkan pasangan pertapa untuk dinikahkan denganmu?”

Tatapan mata Mendi Ning terlihat rumit dan sedih dan berkata: “Ya!”

“Jadi hari ini, kamu datang untuk menjumpai Kakakku untuk yang terakhir kalinya?”

“Bukan… Aku ke sini untuk mengundangnya menghadiri pernikahanku!”

Waaa!

Begitu mendengar hal ini, murid-murid penjaga langsung tercengang.

“Apa? Tidak… Tidak bisa. Bila kamu menikah dengan orang lain, bagaimana nasib Kakakku?”

Wajah Sena Chen terlihat tegang. Dengan lantang dia berteriak: “Kakak! Bila kamu masih tidak juga keluar dari dalam sana, Kakak Ning akan menjadi isteri orang lain!”

“Kakak Ning. Jangan pergi. Sebenarnya Kakakku sudah menyukaimu dari dulu!”

“Sudahlah. Dia bahkan tidak mau bertemu denganku. Jelas-jelas dia membenciku. Untuk seterusnya aku akan menjauh darinya!”

Sambil berkata seperti itu, tiba-tiba ada butiran air mata yang terjatuh dari ujung mata Mendi Ning. “Bima Chen. Gunung dan sungai akan selalu bertemu, tetapi diruku dan dirimu sudah tidak akan bertemu lagi! Tetapi aku masih berharap kamu akan menghadiri pernikahanku nanti!”

Kata-katanya mengandung jurus pemungkas.

Sementara itu, Bima Chen sudah melihat segala yang terjadi di luar gerbang Klan dengan menggunakan roh mata dewa.

Apa? Dia sudah akan menikah dengan orang lain!

Otak Bima Chen sesaat berhenti berputar. Dia terduduk di sana dengan pandangan kosong!

Jantungnya terasa seolah kencang. Seperti ada sebuah tangan besar yang merematnya. Sangat tidak nyaman.

Apakah itu artinya dia tidak akan bisa membuntutinya dari belakang lagi?

Saat terlintas di benaknya bahwa nanti Mendi Ning akan membuntuti pria lain dari belakang, hatinya nyeri seperti tercubit.

Tiba-tiba Sena Chen berteriak: “Kakak. Cepat keluar! Kakak Ning sudah mau pergi!”

“Sena, jangan seperti itu!”

Mendi Ning menggelengkan kepalanya. Dengan pelan dia melepaskan genggaman tangan Sena Chen: “Aku pergi dulu…”

Belum sempat selesai bicara. Tiba-tiba terdengar suara panik dan sedikit kesal berbunyi di udara: “Jangan pergi!”

Diikuti oleh bayangan sosok seorang pemuda menghampiri mereka.

Siapa lagi kalau bukan Bima Chen!

Mendi Ning merasa sangat senang di dalam hatinya, tetapi dia menjaga agar raut wajahnya tidak berubah. Bahkan dia sengaja terlihat agak kesal.

Melihat itu, Sena Chen menatapnya dengan kagum. Kakak Ning pandai sekali berakting.

Kalau saja Mendi Ning tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sena Chen, dia pasti akan berkata dengan bangganya akan berkata padanya bahwa dia adalah seorang bintang yang memerankan 300 film dalam setahun.

“Kakak. Cepat tahan Kakak Ning!”

Sandiwara ini harus tetap dilanjutkan.

Mendi Ning membuang muka: “Mengapa harus menahanku. Aku juga tidak punya hubungan apa-apa dengannya!”

Mendengar hal itu ekspresi Bima Chen menjadi gelap: “Siapa bilang tidak ada hunungannya denganku. Kamu kira Klan Genggu adalah tempat di mana kamu bisa datang dan pergi seenaknya?”

Nada Bahasa Bima Chen bahkan lebih keras daripada batu. Sekali lagi dia membuat Mendi Ning merasa kesal: “Apa? Kamu mau memukulku?”

“Tentu saja kamu harus dipukul!”

Bima Chen menarik Mendi Ning agar mendekat, kemudian menampar bokongnya keras-keras!

“Plak!”

Murid-murid penjaga gerbang melongo. Sena Chen juga membisu.

Apalagi Mendi Ning. Malu bukan main rasanya!

“Kakak! Kamu sungguh terlalu!”

Sena Chen tertawa pahit. Tamapran ini membuatnya tidak lagi dapat melanjutkan sandiwaranya.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu