My Greget Husband - Bab 114 Runtuhnya Gua

Kata-kata Calvin Cao mendapat persetujuan dari semua orang, jadi mereka semua pun berkata, "Benar, Presdir Li, anda tidak boleh dibutakan oleh penampilan ilusi dari orang ini."

"Benar sekali, Presdir Li, apa yang dikatakan oleh Calvin Cao benar adanya, dia hanya mencoba mencari alasan untuk menyelinap pergi dari tempat ini."

Mendengar apa yang dikatakan oleh orang banyak, Calvin Cao memandang Yogi Chen dengan perasaan bangga, dan kemudian memberikan senyum yang lebar kepada Arifin Li.

Namun, yang membuat Calvin Cao tercengang ialah, Arifin Li sekalipun tidak memandang balik kepada dirinya.

Ketika Yogi Chen mendengar apa yang mereka katakan, kemarahan yang ada di dalam hatinya pun mulai memanas.

Orang-orang ini berbuat hal-hal yang sangat agresif lagi, sehingga dia sendiri pun tidak ingin repot berdebat dengan mereka, karena dia tahu bahwa semua ini tidak akan pernah ada akhirnya.

Dia menatap mereka dengan tatapan dingin, dan tidak menjelaskannya lagi. Dia pun tersenyum dingin dan berkata, "Aku telah mengatakan semuanya kepada kalian, percaya atau tidaknya kalian, bergantung pada pemikiran kalian sendiri, namun jika nantinya sesuatu benar-benar telah terjadi, janganlah kalian menangis meminta pertolongan kepada ayah ibu kalian untuk menyuruhku datang membantu kalian semua!"

Perkataannya sungguh lucu!

Sudah waktu begini pun, orang itu masih saja ingin berpura-pura!

Apakah kamu benar-benar memperlakukan semua orang sebagai bodoh?

Untuk orang seperti Yogi Chen, mereka tidak akan pernah mempercayainya.

Senyum ironis yang muncul di wajah Calvin Cao terasa lebih hebat lagi: "Haha, jika sekarang aku terjun ke dalam laut, jatuh ke dasar laut sampai mati pun aku juga tidak akan membiarkanmu menyelamatkan diriku!"

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan. Jangan sampai nantinya kamu datang kepadaku untuk meminta pertolongan!" kata Yogi Chen dengan lembut.

"Cucumu baru akan pergi dan memohon kepadamu!" Calvin Cao mencibirnya dengan sinis.

Mendengar hal yang dia dikatakannya, seutas senyum kecil terpasang di wajah Yogi Chen, dan berkata, "Baguslah , sepertinya aku ditakdirkan untuk memiliki satu cucu lagi hari ini."

"Sialan, jika kamu berani mengatakan satu kata lagi, percayalah aku akan merobek mulutmu!"

Ia sendiri mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang, itu membuat Calvin Cao kehilangan kesabarannya, tidak bisa menerima segalanya, dan ingin segera menghajarnya.

Tepat pada saat itu, Nia Yu langsung memegang Calvin Cao dan tidak membiarkannya pergi.

Calvin Cao melihat Nia Yu dengan tatapan tidak percaya dan berkata: "Kak Nia, mengapa kamu menghentikanku? Apakah kamu percaya pada semua omong kosongnya?"

Mengenai kedua pertanyaan Calvin Cao, ekspresi wajah Nia Yu terlihat sedikit tidak wajar. Dia pun membohongi dirinya sendiri dan berkata "Aku hanya ingin memberitahumu, tamasya kali ini segalanya telah terorganisir oleh keluargamu, apakah kamu juga ingin menjadi pemimpin dari pertengkaran ini?”

Meskipun mulutnya mengatakan itu, namun sebenarnya dia benar-benar ingin keluar bersama Yogi Chen, tapi karena mempertimbangkan dampak yang akan dibawanya, dia tetap memilih untuk tinggal bersama semua orang, karena ia merasa itu akan lebih baik.

Meskipun dia adalah guru besar dari Gunung Emei, tapi jangan lupa bahwa identitasnya saat ini adalah seorang polisi, ia tidak akan membiarkan amarah menguasai hal yang ada di dalam dirinya, ada begitu banyak orang yang tinggal di dalam gua ini, bagaimana mungkin sesuatu akan terjadi?

Yogi Chen melirik Nia Yu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu menuju ke arah Arifin Li dan berkata: "Arifin Li, aku pergi dulu."

"Ya!" Arifin Li mengangguk kepala dan melihat mereka menghilang di tengah kegelapan malam.

Beberapa puluh meter jauhnya dari gua, dengan mengikuti cahaya bulan, Yogi Chen sampai ke sebuah tempat dimana pohon kelapa besar berada, dan tepat di bawahnya ia membangun sebuah tempat tinggal sederhana dengan menggunakan beberapa ranting dan daun kelapa yang telah layu.

Meskipun bentuknya tidak begitu bagus, akan tetapi tempat tinggal tersebut masih bisa dengan baik menahan terpaan angin dan deruan hujan.

Pada saat itu juga, Michelle Su dan Carmila Xu berdua merasa canggung karena mereka berdua hanya berdiri berdampingan sambil melihat dia membangun tempat tinggal tersebut.

Meskipun Michelle Su merasa malu, akan tetapi dengan adanya kehadiran Carmila Xu di sana, dia merasa sedikit lebih tenang.

Bahkan jika Yogi Chen ingin mencari peluang untuk berduaan bersama dirinya, pastinya dia tidak akan bermacam-macam, karena masih ada seorang wanita lagi.

"Oke, sudah selesai. Meskipun bentuknya tidak terlalu bagus, namun setidaknya masih bisa melindungi kita semua dari terpaan angin dan derasnya hujan!" Yogi Chen menepuk-nepuk tangannya sambil berdiri dan berkata dengan semangat , "Kemari, masuklah."

Mendengar perkataan Yogi Chen, Michelle Su terkejut dan segera berkata, "Mengapa kamu hanya membangun satu tempat tinggal?"

Dia melihat bangunan yang dibuat oleh Yogi Chen. Luas ruangan di dalamnya juga tidak terlalu besar, jika tiga orang masuk ke dalamnya pasti akan menjadi ruangan yang sangat sempit.

Hih, dasar pria mesum, ternyata dia tidak mempunyai niat baik!

Di sisi lain, Carmila Xu juga merasa sangat malu, Yogi Chen hanya membangun sebuah tempat tinggal, maka dia...akankah dia istirahat secara berdesakkan dengannya?

Dia malu dan takut, dia ingin kembali ke dalam gua, akan tetapi ketika ia melihat betapa gelapnya hutan, rasa takutnya pun semakin menjadi-jadi.

Yogi Chen tertawa samil berkata: "Di sini sangatlah gelap dan tidak ada lampu sama sekali, masih bisa membangun satu tempat tinggal di sini sudah sangat bagus. Selain itu, angin malam di sekitar pantai juga sangat besar, jika tiga orang tidur berdempetan juga akan terasa lebih hangat."

Ketika dia mengatakan ini, sebenarnya dia sendiri juga merasa sedikit bersalah, pada kenyataannya, dia mempunyai motif tersembunyi serta sedikit keegoisan dalam dirinya, bagaimana mungkin dia membangun tempat tinggal yang lain jika ada dua wanita cantik yang bersedia menemaninya?

Michelle Su berkata dengan perasaan malu dan marah: "Apakah kamu masih berpikir ingin tidur di antara kami berdua? Hmph, kamu kebanyakan mimpi.

Dia kemudian mengambil tangan Carmila Xu dan berkata, "Ayo, kita pergi tidur dan biarkan dia berjaga di luar."

Sebelum Carmila Xu sempat merespons, Michelle Su sudah terlebih dahulu menariknya ke dalam.

Yogi Chen tersenyum dan kemudian mencoba untuk menyelinap masuk ke dalam, akan tetapi tiba-tiba dia mendengar suara Michelle Su yang berasal dari dalam ruangan: "Chen...Yogi Chen, kami tahu bahwa kamulah manusia yang terbaik, maka dari itu, jagalah kami berdua dengan baik dari di luar sana, oke?”

Kalimat yang diucapkannya begitu lembut, hingga dapat melelehkan hati seorang Yogi Chen.

Dia menikahi Michelle Su sudah hampir selama tiga tahun. Pernahkah ia mendengar wanita tersebut berbicara dengan nada yang begitu lembut kepada dirinya sendiri?

Namun, Yogi Chen juga tidak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut, jadi dia pun berkata dengan nada bicara yang agak menyedihkan: "Apakah kalian berdua benar-benar tega membiarkan aku sendiri di luar menggigil kedinginan?"

"Haduh, di sini ada anak orang yang masih perawan, dan belum mempunyai pacar, tidak baik bagimu untuk masuk dan tidur di sini.”

Mendengar perkataan Michelle Su, Yogi Chen tersenyum dengan pahit, dan akhirnya menentukan dirinya untuk tidak masuk ke dalam lagi.

Lagipula, sang istri telah berkata seperti itu, apa lagi yang bisa dia lakukan, jadi dia mau tidak mau harus tetap menjaga di luar.

Pertarungan melawan hiu di siang hari telah banyak menghabiskan energinya, ditambah lagi dengan luka yang ada di tubuhnya, dia merasa sangat lelah, dan tanpa sadar, dia sudah tidur terlelap.

Yogi Chen terbangun, tubuhnya menggigil kedinginan, saat ia membuka matanya, ternyata sudah ada banyak kabut tipis yang menyelimuti permukaan laut.

Dengan cepat ia memobilisasi udara di dalam tubuhnya, dan mencoba untuk mengedarkannya ke seluruh tubuh, akhirnya dia sudah jauh lebih baik.

Dia menghela napas panjang, dan kemudian mendengar suara dua wanita yang bernapas dengan tenang di dalam. Terlintas di pikirannya, bahwa kedua wanita tersebut kini telah tertidur pulas, dan sekarang adalah saat yang tepat, bagaimana jika... aku menyelinap masuk dan melihat mereka sebentar?

Begitu ide itu muncul dalam pikirannya, hal apapun tidak akan bisa menghentikannya lagi.

Yogi Chen tersenyum jahat, dan kemudian berjalan jinjit untuk menyelinap masuk.

Segera setelah dia membungkuk, dia mendengar suara raungan yang sangat keras tidak jauh dari tempatnya berada.

"Auummm!"

Setelah suara auman terdengar, ternyata masih diikuti dengan suara batu-batu dari gunung yang mulai berguling ke bawah, dan mengeluarkan suara "Gluduk-gluduk...BOOOM!".

Yogi Chen mengikuti suara itu, seolah-olah itu semua berasal dari dalam gua!

Michelle Su dan Carmila Xu juga terbangun oleh suara auman besar tersebut. Mereka terkejut, lalu merangkak keluar dari dalam ruangan.

"Tidak baik, nampaknya sesuatu telah terjadi di dalam gua!" Yogi Chen berkata kepada mereka, "Kalian berdua tetaplah tinggal di sini, jangan pergi kemana pun!"

Setelah itu, dia pun bergegas menuju ke arah gua.

Perkataan Yogi Chen membuat hati kedua wanita itu melonjak dan langsung membuka mata mereka lebar-lebar, dan kini mereka merasa seperti sedang berada di kapal yang sedang terombang-ambing!

Apa!

Sesuatu benar-benar telah terjadi di dalam gua!

Dia mengatakan bahwa gua bukanlah suatu tempat yang aman untuk ditinggali, dan semua perkataannya benar-benar telah terjadi!

Bagaimana caranya dia bisa tahu segalanya?

Rasa keingintahuan sekaligus mencengangkan dalam hati mereka sudah hampir meluap keluar, dan mereka sangat ingin mengikutinya ke dalam gua akan tetapi ketika teringat perkataan Yogi Chen, mereka mencoba untuk menahan diri lagi.

Ketika Yogi Chen telah sampai di mulut gua, dan melihat segala kondisi yang telah terjadi di depan matanya, dan menghela napas panjang.

Ia melihat gua itu diblokir oleh sebuah batu yang sangat besar, dan masih ada banyak puing-puing batu serta batu kerikil yang masih bergulir dari atas gunung.

Pada saat ini, kondisi orang-orang di dalam gua semakin mencekam, mereka semua panik, perasaan takut terus melanda mereka yang membuat mereka terus menjerit dan menangis meminta pertolongan.

Namun sekarang, jalan masuk ke dalam gua tersebut telah terblokir, otomatis ponsel mereka juga tidak memiliki sinyal bahkan jika mereka menangis, suara mereka semua tidak akan bisa terdengar dari luar.

"Huhuhu... tolong! Siapa yang bisa membantu kita?"

"Aku masih muda, aku tidak ingin mati... Ibu...!”

Tangisan meminta pertolongan terus-menerus keluar dari dalam gua, Yogi Chen dengan cepat menyingkirkan puing-puing batu tersebut dan melihat ke dalam melalui sebuah celah kecil.

Ketika dia melihat betapa parahnya situasi di dalam, ada banyak orang yang tersedak hingga bersin yang hebat karena debu yang beterbangan mengitari mereka, dan ternyata gua tersebut telah runtuh.

Runtuhnya gua dengan hebat ini dapat membuat sepuluh orang lebih dari sebuah keluarga berkumpul dengan erat untuk merundingkan sebuah keputusan berat.

Pada saat itu juga, dia menjadi sakit kepala karena banyaknya suara jeritan tangis meminta pertolongan, serta suara orang bersin-bersin bercampur aduk menjadi satu.

Walaupun tidak ada yang korban yang meninggal, namun ada juga beberapa orang malang yang tertindih puing-puing batu dan terluka parah. Jika mereka tidak dirawat dengan tepat waktu, nyawa mereka mungkin akan terancam.

Sekarang sudah terlambat untuk menelepon meminta bantuan, dan lagi kita di pinggir kota, tidak ada seorang pun yang melintasi wilayah ini, satu batang sinyal pun tidak ada, jika ingin menelepon pun tidak bisa dilakukan di tempat ini.

Sambil berjaga-jaga dari puing-puing batu yang runtuh, Yogi Chen juga sambil mendengar jerit tangisan yang keras dari dalam, seketika ia merasa amarahnya ingin meledak-ledak.

"Tutuplah mulut kalian! Udara di dalam gua ini sudah semakin sedikit. Jika kalian terus menerus menangis dan panik. Kalian akan menghabiskan banyak oksigen, kalian mau mati ya!" Yogi Chen berteriak, "Bagaimana dengan Arifin Li? Di manakah Arifin Li?"

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu