My Greget Husband - Bab 370 Menemui Ayah Mertua

Yang terkuat di antara mereka hanya mencapai tingkat masa depan tahap sempurna, bagaimana mungkin mereka bisa menahan tekanan kekuatan tak terbatas dari Yogi Chen.

Meskipun dia terluka parah, tetapi kemampuan alam tingkatannya masih ada.

“Kamu…tunggu saja, aku akan memanggil pengurus rumah, lihat saja apa yang akan terjadi padamu!” teriak wanita itu.

Wanita itu berteriak pada Yogi Chen dan berlari keluar dengan cepat. Setelah beberapa saat, pengurus rumah Mei pun datang mengikutinya.

Wajah pengurus rumah Mei menjadi muram ketika melihat pelayannya tergeletak di tanah, “Ada apa dengan kalian? Ini adalah kamar nona muda, siapa yang mengizinkan kalian masuk? Apa kalian sudah bosan hidup?” kata pengurus rumah Mei dengan tidak senang.

Kata-kata pengurus rumah Mei membuat beberapa pelayan gemetar, mereka tadi dibujuk oleh wanita pencari jodoh itu, dan untuk sesaat mereka lupa bahwa ini adalah kamar nona besar.

Keluarga Yuan memiliki peraturan yang sangat ketat, dan pelayan yang menerobos masuk kamar nona besar akan dihukum setidaknya seratus pukulan kayu. Jika tidak mati, mereka juga akan kehilangan setengah nyawa mereka.

Salah satu pelayan berkata, “Peng…Pengurus rumah, kami…paman tidak pergi menemui Tuan, jadi kami datang ke sini untuk mengundangnya.”

“Ya, pengurus rumah, paman sangat sombong dan memberontak, dia tidak menghormati Tuan, karena itu kami marah dan datang ke sini!”

Sebelum datang, wanita pencari jodoh itu sudah menceritakan kejadian yang terjadi itu dengan melebih-lebihkannya.

Ketika bertemu dengan tatapan Yogi Chen, dia tiba-tiba terkejut. Mata itu sedalam jurang maut, dan hanya dengan satu pandangan membuatnya merasa tidak tenang.

Kata-kata teguran yang awalnya ingin dia katakan juga tersumbat di tenggorokannya.

“Bahkan jika statusku rendah, aku juga suami dari nona besar kalian, paman kalian!” kata Yogi Chen.

Yogi Chen melihat sekeliling dan berkata dengan tenang, “Memangnya kalian siapa? Beraninya berlagak di depanku?”

“Apa Keluarga Yuan yang bermartabat tidak mempunyai aturan rumah? Atau kalian sama sekali tidak menghormati nona besar kalian?!” kata Yogi Chen lagi.

Nada bicaranya sangat tegas, dan semua orang tidak berani menjawabnya.

Di Keluarga Yuan, selain Deni Yuan, orang yang memiliki status tertinggi tentu saja adalah nona besar.

Nona besar adalah kesayangan Tuan, siapapun yang berani menyinggung perasaannya akan disiksa dengan kejam.

Pengurus rumah Mei tidak menyangka bahwa biksu kecil ini sangat pandai berbicara, hanya dengan beberapa kata saja sudah bisa menempatkannya pada posisi yang menguntungkan.

Memang benar, dia adalah menantu pria yang tinggal di rumah pihak wanita, tapi memangnya kenapa?

Dalam hal status, dia adalah majikan dan mereka adalah pelayan, dan tidak ada yang bisa menyangkal itu!

Yogi Chen tersenyum dengan sinis ketika melihat semua orang diam, “Tidak masalah jika kalian bisa menempatkan posisi kalian dengan jujur, tetapi jika kalian ingin mencari perhatian denganku, aku akan menemani kalian sampai akhir. Lihat saja, aku atau kalian yang lebih penting!”

Wanita pencari jodoh dan para pelayan itu ketakutan, mereka merasa seluruh tubuh mereka kedinginan.

Mengapa menantu pria yang tinggal di rumah pihak wanita keluarga mereka berbeda dengan menantu pria orang lain?

Dia hanya berdiri di sana tanpa bergerak, tetapi membuat orang merasakan tekanan yang sangat kuat.

Pengurus rumah Mei menatap Yogi Chen dengan tatapan yang dalam, lalu menoleh ke arah wanita pencari jodoh dan para pelayan, “Kurang ajar, masih tidak berlutut dan bersujud untuk mengakui kesalahan kalian pada paman? Jika masalah ini sampai didengar oleh Tuan nanti, aku juga tidak bisa menyelamatkan kalian!” teriaknya dengan tegas.

Wanita pencari jodoh dan para pelayan pun berlutut di tanah dengan cepat, mereka ketakutan hingga seluruh tubuh mereka gemetar.

“Paman, aku bersalah, tolong maafkan aku!” kata wanita pencari jodoh itu.

Kedua wanita pencari jodoh itu berlutut di tanah dan bersujud dengan tergesa-gesa, tidak ada lagi arogansi seperti sebelumnya.

Para pelayan juga seperti itu.

Sepertinya kedepannya tidak akan ada yang berani menantang Yogi Chen lagi

Namun, Yogi Chen tetap diam.

“Paman, semua ini karena aku tidak bisa mendisiplin para pelayan, aku meminta maaf pada anda!” kata pengurus rumah Mei.

Pengurus rumah Mei memberikan hormat dan tatapan pada Yogi Chen. Jika dia cerdik, dia pasti tahu apa yang harus dilakukannya.

Jika tidak, dia punya cara untuk membuatnya kesulitan di Keluarga Yuan.

Ekspresi Yogi Chen pun membaik, “Pengurus rumah Mei terlalu sungkan, beberapa orang sembrono inilah yang melakukan kesalahan, itu tidak ada hubungannya denganmu”, kata Yogi Chen.

“Aku dengar istriku bilang, pengurus rumah Mei sangat setia pada keluarga Yuan, dan bahkan ayah mertua pun juga menghormatimu. Setelah aku bertemu denganmu hari ini, rupanya memang seperti yang mereka katakan!” kata Yogi Chen lagi.

Setiap orang harus saling membantu dan mendukung, jika ingin tinggal di rumah Keluarga Yuan, dia harus berteman baik dengan Pengurus rumah Mei.

Pengurus rumah Mei sangat senang mendengar kata-kata Yogi Chen, “Nona besar terlalu berlebihan, pelayan tua sepertiku tidak pantas menerimanya”, kata Pengurus rumah Mei.

Dia dibesarkan di Keluarga Yuan, bisa dibilang dia telah mengabdikan hidupnya untuk Keluarga Yuan. Setelah mendengar kata-kata Yogi Chen kali ini, hatinya semakin terharu, dan merasa usahanya selama bertahun-tahun tidak sia-sia.

“Hei, pengurus rumah Mei jangan terlalu merendahkan diri sendiri, istriku tidak pernah menganggapmu sebagai pelayan, melainkan sebagai seorang paman”, kata Yogi Chen.

“No…nona muda benar-benar mengatakan itu?” kata pengurus rumah Mei tidak percaya.

Matanya memerah dalam sekejap. Dia mengingat kembali beberapa tahun ini, nona besar memang selalu memanggilnya Paman Mei. Dia tidak pernah merendahkannya sama sekali karena statusnya, sebaliknya malah sangat menghormatinya.

“Tentu saja!” kata Yogi Chen.

“Jika pengurus rumah Mei tidak keberatan, kedepannya aku juga akan memanggilmu Paman Mei!” kata Yogi Chen lagi.

Usia Yogi Chen yang sebenarnya sudah lebih dari 40 tahun. Pengurus rumah Mei berambut putih abu-abu, dan kemungkinan sudah mencapai 60 tahun, memanggilnya paman juga bukanlah suatu kerugian.

Pengurus rumah Mei menyeka tetasan air mata dari sudut matanya, dan melambaikan tangannya dengan cepat, “Paman, tidak boleh, tidak boleh…”

“Baiklah, aku sudah memutuskannya, jadi Paman Mei tidak perlu mengatakannya lagi”, kata Yogi Chen.

Yogi Chen mengatakannya dengan tegas.

Pengurus rumah Mei merasa sangat senang di dalam hatinya, dan tatapannya pada Yogi Chen juga menjadi lebih lembut. Tidak peduli apakah Yogi Chen menantu pria yang tinggal di rumah pihak perempuan atau bukan, dia tetap suami nona besar.

Di masa depan, anak dari nona besar dan dia akan menjadi ahli waris keluarga Yuan, jadi kenapa dia harus menyulitkan dia?

Selain itu, keluarga Yuan memang tampak makmur, tapi jumlah keluarga mereka sangat sedikit, dan hanya ada nona besar sendirian.

Saat memikirkan itu, pengurus rumah Mei berkata pada wanita pencari jodoh dan para pelayan di sebelahnya dengan tidak senang, “Jika kedepannya terjadi hal seperti ini lagi, aku akan mengupas kulit kalian!”

Sekelompok pelayan semakin bersujud ke bawah di tanah, dan tak berani mengangkat kepala mereka.

Tuan besar dan nona besar memiliki hati yang baik, dan mungkin tidak akan memberikan hukuman yang berat, tetapi pengurus rumah Mei berbeda, semua pelayan keluarga Yuan, siapa yang tidak takut padanya?

Setelah memberi mereka pelajaran, pengurus rumah Mei berkata dengan tersenyum, “Paman, di hari pertama, kamu harus mendatangi Tuan besar untuk menyajikan teh dengan hormat”, katanya.

“Aku tahu”, jawab Yogi Chen.

“Pengurus rumah Mei, kemarilah…ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu!” kata Yogi Chen dengan tersenyum pahit.

Dia mengecilkan suaranya dan berkata, “Bisakah kamu meminta mereka untuk membawakanku makanan dulu, kemarin malam terlalu…”

Mendengar itu, pengurus rumah Mei menunjukkan ekspresi “aku mengerti” dan berkata, “Ayo, bawakan makanan untuk paman!”

“Baik!” jawab para pelayan.

Mereka mengangguk dan pergi seolah melarikan diri.

“Ingat, bawakan makanan yang mengandung energi spiritual, jika bukan makanan yang mengandung energi spiritual, itu tidak ada khasiatnya!” kata Yogi Chen menambahkan.

Pengurus rumah Mei tidak melarang hal itu dan hanya menyetujuinya satu per satu.

Beberapa saat kemudian, para pelayan membawakan sarapan yang lezat.

Tanduk rusa, sarang wallet, penis harimau, ginseng, dan makanan tonik lainnya.

Makanan ini mengandung banyak energi spiritual, dan pastinya tidak sebanding dengan hidangan kemarin malam.

“Paman, apakah ini cukup?” tanya pengurus rumah Mei.

“Cukup, cukup, cukup!” jawab Yogi Chen.

Yogi Chen makan dengan liar, “Pengurus rumah Mei, kalau tidak kamu pergi sibuk dulu, dan datang ke sini setelah aku selesai makan!” kata Yogi Chen.

Pengurus rumah Mei mengangguk dan berkata, “Baiklah, paman bisa meminta pelayan untuk mencariku, setelah itu, aku akan membawamu menemui Tuan besar.”

Setelah mengatakan itu, dia melangkah dan pergi.

“Huuuuhh!”

Yogi Chen menghela napas panjang, akhirnya semuanya sudah pergi!

Dia segera melepaskan pikirannya, dan memasukkan ginseng dan tanduk rusa yang ada di atas meja ke dalam mulutnya.

Aliran nutrisi energi spiritual terus-menerus disalurkan ke bagian di seluruh tubuhnya.

Akhirnya dia mendapatkan sesuatu yang dia harapkan, aliran energi spiritual yang terus-menerus melembabkan saluran peredaran reikinya yang kering, dan gravitasi yang ada ditubuhnya berkurang secara bertahap.

Gravitasi dunia ini benar-benar tidak normal, dan sangat sulit untuk bergerak tanpa energi spiritual. Jika bukan karena tubuh fisiknya yang kuat, mungkin ia sudah dihancurkan oleh gravitasi dunia pada saat mendarat di dunia ini.

Setelah memakan belasan makanan bergizi, tenaga reiki Yogi Chen pulih sepersepuluh. Meskipun dia tidak bisa memperbaiki saluran peredaran reiki dan inti jiwanya, tetapi setidaknya dia sudah bisa berjalan, meskipun hanya bisa berjalan dengan perlahan.

Untuk memahami dunia ini, dia harus memahami sistem pembinaan serta sejarah dunia ini.

Tetapi semua itu akan dia pikirkan setelah selesai bertemu dengan ayah mertuanya.

Yogi Chen merasa sangat aneh mengenakan jubah. Ketika dia berjalan, dia merasakan angin bertiup di bawah selangkangannya, dan itu membuatnya merasa tidak nyaman.

Dia memanggil seorang pelayan dan bertanya dimana pengurus rumah Mei berada, dan akhirnya dia pun menemukan pengurus rumah Mei di bawah bimbingan pelayan.

“Paman Mei, tolong bawa aku menemui ayah mertua!” kata Yogi Chen.

Pengurus rumah Mei memandang Yogi Chen dari atas ke bawah. Penampilan Yogi Chen sangat elegan, kulitnya halus dan lembab, dan terlihat sangat tampan. Dia sama sekali tidak seperti biksu kecil, melainkan seorang pria bangsawan yang rendah hati.

“Paman, ikuti aku!” kata pengurus rumah Mei.

Yogi Chen mengikutinya dari belakang. Setelah melewati koridor dan belokan yang tak terhitung jumlahnya, akhirnya mereka sampai ke sebuah halaman yang luas.

Di kursi kuno kerajaan, ada seorang pria paruh baya berpakaian sutra dan satin yang duduk di sana, dan di sampingnya berdiri pemuda-pemuda berotot dengan energi yang kuat, mereka mengenakan pakaian yang kokoh dan seluruh tubuh mereka mengeluarkan aura pembunuh.

Setelah berjalan masuk, Yogi Chen bahkan mencium bau darah yang kuat!

Namun, itu bukan bau darah manusia, Yogi Chen masih bisa membedakannya.

“Tuan, paman sudah datang!” kata pengurus rumah Mei.

Dia memberi hormat dan dengan sadar berdiri di samping.

Sementara Yogi Chen memandang Deni Yuan, Deni Yuan juga memandang Yogi Chen.

Ekspresinya tiba-tiba menjadi muram melihat sosok Yogi Chen yang seperti pecundang lemah, dia terlihat sangat tidak puas.

Sepertinya ayah mertuanya ini juga orang yang menilai orang dari penampilannya.

Tanpa berpikir terlalu banyak, Yogi Chen melangkah maju dan memberi hormat, “Aku datang melihat ayah mertua!” katanya.

“Kamu Yogi Chen?” tanya Deni Yuan.

“Benar!” jawab Yogi Chen.

Yogi Chen menjawabnya dengan ringan.

“Mengapa kamu tidak berlutut saat melihatku?” tanya Deni Yuan.

Dia memukul meja, dan berkata “Apa kamu tidak mengerti peraturan?”

Setelah dia mengatakan itu, pemuda-pemuda kuat di belakangnya menatapnya dengan tajam, tekanan yang sangat kuat keluar dari tubuh mereka, seolah-olah ingin menekan Yogi Chen untuk berlutut di tanah.

Tetapi ide mereka memang ditakdirkan untuk gagal, karena Yogi Chen adalah orang kuat dengan tingkatan pelepasan. Meskipun dia tidak tahu bagaimana cara pembagian tingkatan mereka, tetapi setidaknya Yogi Chen tidak merasakan ancaman dari mereka.

Tidak ada ancaman, artinya mereka tidak lebih hebat dari dirinya sendiri!

“Ayah mertua tidak memperlakukanku sebagai menantu, jadi mengapa aku harus berlutut padamu!” kata Yogi Chen.

Yogi Chen menatap langsung ke Deni Yuan tanpa rasa takut.

“Lancang!” teriak salah satu pemuda kuat itu.

“Cepat berlutut dan mengakui kesalahanmu pada kepala keluarga!” teriak pemuda kuat lainnya.

Pemuda kuat itu satu per satu teriak pada Yogi Chen.

Pengurus rumah Mei tampak terkejut dan dengan cepat berkata, “Paman, mengapa kamu membuat kegaduhan sekarang? Berlututlah dan akui kesalahanmu pada Tuan!”

Di Keluarga Yuan, kata-kata Deni Yuan lebih besar dari apa pun, siapa yang berani menantangnya?

Yogi Chen tidak bergerak, kedua tangannya berada di belakang punggung, dan dia tidak takut sama sekali.

Ekspresi Deni Yuan yang awalnya marah, kemudian terkejut, dan sekarang bahkan ada sedikit senyuman.

“Menarik, menarik sekali!” kata Deni Yuan tersenyum.

Deni Yuan tersenyum dan berkata, “Aku tidak tahu darimana keberanianmu berasal atau bagaimana kamu melawan tekanan kuat itu, tapi setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri… Aku tidak peduli darimana kamu berasal dan mengapa kamu bisa muncul di kompetisi seni bela diri mencari menantu untuk putriku, tetapi karena kamu sudah memasuki pintu Keluarga Yuan-ku, maka kamu harus mematuhi aturan Keluarga Yuan-ku. Apa kamu bisa melakukan itu?”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu