Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
Fenny He diusir keluar dari villa keluarga Jian, Yuliana Jian memeluk abu ayahnya namun tidak tahu harus diletakkan di mana, apakah di sini adalah rumahnya dan rumah ayahnya?
Wirianto Leng melihat Yuliana Jian berdiri tanpa bergerak, segera menghampiri dan menyentuh pundak Yuliana Jian, bertanya dengan nada berat:”Kenapa kamu?”
Yuliana Jian menghisap hidung, tersedak berkata:”Aku tidak tahu……aku tidak tahu apakah harus menempatkan ayah di sini. Sally Jian ternyata membantu Michael Chu menculik ayahku, mengakibatkan ayah tertimpa musibah, aku tidak ingin menempatkan ayah di tempatnya hidup bersama dengan Sally Jian.”
Wirianto Leng melihat Yuliana Jian, menyeka air mata di wajah Yuliana Jian, berkata dengan nada berat:”Sebelum dimakamkan bisa ditaruh di rumah kita.”
Yuliana Jian melihat Wirianto Leng, bertanya dengan nada berat:”Rumah Keluarga Leng?”
Wirianto Leng menggelengkan kepala:”Rumah kita.”
Yuliana Jian melihat Wirianto Leng, dia melewati berbagai pukulan, reaksinya agak lamban. Setelah beberapa waktu dia baru merespon, tanya dengan pelan:”Rumahmu yang itu?”
Yang terpikirkan sekarang oleh Yuliana Jian, tempat yang bisa disebut sebagai ‘rumah kita’ oleh Wirianto Leng adalah rumah 2 lantai yang pernah Wirianto Leng ajak dia lihat. Melihat Wirianto Leng menganggukkan kepala, Yuliana Jian menganggukkan kepala dengan perlahan.
Tiba di apartemen yang terlihat agak tua, Yuliana Jian meletakkan abu ayahnya dengan baik, dia baru menghela nafas lega, akhirnya merasa ngantuk. Yuliana Jian memejamkan mata bersandar di sofa, dia dipeluk oleh Wirianto Leng, Yuliana Jian bersandar pada pundak Wirianto Leng.
“Apakah kamu sudah bicarakan dengan nenek?” Yuliana Jian berkata dengan linglung:”Aku sekarang tidak bertenaga untuk pulang ke rumah keluarga Leng.”
“Sudah bilang, kamu tenang.” Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil berkata dengan pelan.
Yuliana Jian menganggukkan kepala, memejamkan mata. ‘Rumah’ yang terlihat sedikit pelit bagi orang lain, namun membuat Yuliana Jian memiliki rasa aman yang tidak pernah ada, dia bersandar pada bahu Wirianto Leng, perlahan-lahan tertidur.
Wirianto Leng memegang pundak belakang Yuliana Jian, memiringkan kepalanya mencium dahi Yuliana Jian, kemudian perlahan-lahan meletakkan Yuliana Jian dalam pelukannya. Terdengar nafas Yuliana Jian agak berat, sepertinya sudah tidur lelap, tetapi Wirianto Leng mengernyitkan dahi, merapatkan bibirnya, dengan sedikit tenaga memeluk Yuliana Jian dalam pelukannya.
Ketika Yuliana Jian membuka matanya, hari sudah pagi, semua ketidakberuntungan yang terjadi bagaikan mimpi. Yuliana Jian bahkan merasa bersemangat untuk bangun menceritakan mimpinya kepada Wirianto Leng, tetapi ketika bangun dia melihat abu ayahnya yang ditempatkan di atas lemari buku.
Hatinya menjadi dingin, dia memejamkan mata, air mata mengalir tak tertahankan.
“Kenapa?” Wirianto Leng berjalan ke samping Yuliana Jian, memeluk Yuliana Jian dari belakang.
Yuliana Jian menghisap hidungnya:”Aku mengira aku bermimpi buruk, tidak disangka semuanya nyata, aku sungguh tidak punya ayah lagi.”
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian berkata dengan pelan:”Perasaanmu saat ini sangat wajar, mungkin butuh 1 kurun waktu baru bisa menerima kenyataan, jangan cemas, pelan-pelan. Jangan memaksakan diri, kamu sudah melakukannya dengan sangat baik saat ini.”
Yuliana Jian menangis berkata:”Tadi dalam mimpiku tidak ada ayah, aku dulunya tidak percaya hantu dan dewa. Aku tidak percaya ada hantu di dunia ini, tetapi sekarang aku berharap di dunia ini ada hantu dan dewa, karena dengan demikian ayah masih bisa berada di sampingku dengan cara yang berbeda. Apakah manusia mulai segan dan takut pada hantu dan dewa karena berharap bisa mempertahankan keluarga yang telah meninggal?”
“Aku tidak mengerti.” Wirianto Leng menggelengkan kepala dengan pelan:”Walaupun keluargaku juga telah meninggal, tetapi aku tidak dekat dengan mereka, tidak mengerti hubungan antara kamu dan ayahmu. Tetapi melihat kondisimu ini, aku juga sangat sedih, secara kasar bisa memahami perasaanmu.”
Yuliana Jian berbalik badan bersandar pada pundak Wirianto Leng, menangis berkata:”Kamu sungguh tidak bisa menghibur orang.”
Wirianto Leng menepuk pelan pundak Yuliana Jian, berkata dengan nada berat:”Maaf, aku akan perbaiki.”
“Jangan perbaiki, aku berharap seumur hidupku tidak perlu penghiburan darimu lagi.” Yuliana Jian berbicara dengan suara pelan sambil bersandar pada pundak Wirianto Leng.
Wirianto Leng mengernyitkan dahi, menepuk pelan punggung Yuliana Jian:”Aku sudah masuk bubur, pergi makan sedikit, kamu sudah tidak makan seharian.”
Yuliana Jian berbalik badan meninggalkan Wirianto Leng, berjalan ke samping jendela menggelengkan kepala:”Aku tidak ingin makan, tidak nafsu makan.”
Wirianto Leng mengambil semangkok bubur berjalan ke samping Yuliana Jian, dengan pelan berkata:”Kamu makan 1 suap, hanya 1 suap saja. Ayahmu sangat menyayangimu, aku juga sangat mencintaimu. Walaupun aku tidak memahami kesedihan yang menusuk tulang yang dirasakan saat kehilangan keluarga, tetapi aku mengerti rasa mencintai seseorang. Aku tidak ingin melihat kamu murung, aku percaya ayahmu juga takkan membiarkanmu terus seperti ini. Makan 1 suap ya? Satu suap saja?”
Yuliana Jian melirik bubur, mengernyitkan dahi, mengulum bubur yang disodorkan Wirianto Leng ke bibirnya, menelan sesuap bubur. Bubur hangat memberikan kenyamanan pada Yuliana Jian, ternyata hati yang kosong saat diisi perutnya perlahan-lahan bisa menjadi hangat.
Yuliana Jian tersenyum pahit:”Pantasan orang bilang asalkan orang bisa makan bisa tidur, maka pasti bisa bertahan. Sebelumnya aku merasa tidak sanggup bertahan hidup, tetapi sekarang setelah tidur dan makan sesuap, ternyata merasa aku masih bisa bertahan hidup. Aku merasa sangat memalukan, terlihat sangat perduli pada ayahku, tetapi ternyata secepat ini aku bisa menangani kesedihan……”
Wirianto Leng meletakkan mangkok ke samping, menekan pundak Yuliana Jian, berkata dengan pelan:”Kamu tidak seharusnya berpikir seperti ini, apakah dengan terus tenggelam dalam kesedihan artinya benaran perduli? Kesedihanmu karena hubungan antara kamu dan ayahmu. Tetapi ketegaranmu karena didikan ayahmu kepadamu. Membuatmu bisa mengatasinya dengan cepat, berkat nasehat dan didikan ayahmu dalam jangka waktu panjang kepadamu hingga menopangmu untuk bertahan. Aku tetap tidak percaya ada hantu dan dewa di dunia ini, tetapi aku percaya harimu bersama ayahmu telah menjadi bagian dirimu, menjadi kamu yang sekarang. Membuatmu tegar, bisa melewati masa tersulit saat ini, bahkan masa yang jauh lebih sulit kelak kemudian hari.”
Yuliana Jian mengangkat ujung bibir, menarik nafas panjang, mengangkat tangan menghapus airmata, tersedak berkata:”Aku ingin makan sesuap lagi.”
Wirianto Leng tersenyum tipis, membawakan bubur, mengambil sesuap bubur disodorkan ke bibir Yuliana Jian:”Makan pelan-pelan.”
Yuliana Jian menganggukkan kepala, menelan buburnya. Kemudian Yuliana Jian dengan mata merah melihat Wirianto Leng:”Kamu juga belum makan, kamu makan sedikit. Satu hari ini kamu juga kelelahan, terus menuntutmu melakukan ini dan itu, terkadang nada bicaraku tidak baik, aku minta maaf kepadamu, maaf……”
Wirianto Leng melihat Yuliana Jian, matanya menahan air mata, berkata dengan nada berat:”Yuliana, tidak seharusnya bilang ‘maaf’ kepadaku. Jika kamu tahu……pokoknya kamu tidak seharusnya minta ‘maaf’ kepadaku.”
Yuliana Jian menyeka air mata di ujung mata Wirianto Leng, kaget hingga matanya melotot, berkata dengan pelan:”Kamu kenapa bisa menangis? Kamu tidak ingin aku mengatakan ‘maaf’ kepadamu, lain kali aku tidak bilang. Melihatmu menangis sungguh mengagetkan aku.”
Wirianto Leng tersenyum pahit tanpa daya:”Aku juga manusia, juga bisa melakukan kesalahan, ketika lemah. Terkadang jika aku lebih perhatian dan waspada, banyak musibah tidak akan terjadi.”
Yuliana Jian memeluk Wirianto Leng, dengan rasa bersalah berkata:”Terkadang merasa kamu terlalu serba bisa, aku sungguh lupa kamu juga manusia biasa.”
Sembari berkata, Yuliana Jian melepaskan Wirianto Leng, mengambil mangkok dari tangan Wirianto Leng, berkata pelan kepada Wirianto Leng:”Aku suapi kamu 2 suap, kamu juga harus makan. Kamu juga manusia biasa, tidak boleh tidak makan.”
Yuliana Jian mengambil sesendok bubur disodorkan ke bibir Wirianto Leng:”Buka mulut…..”
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dengan mata merah, memakan bubur yang disodorkan ke bibirnya. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng memakan sesendok bubur, Yuliana Jian menyuapi sesendok bubur lagi, berkata dengan pelan:”Sekarang kamu yang manusia biasa yang menyuapiku.”
Wirianto Leng tersenyum mendengar perkataan Yuliana Jian, mengambil mangkok mengambil sesendok bubur disodorkan ke bibir Yuliana Jian. Setelah memakan sesendok bubur, Yuliana Jian mengambil mangkok dan menyuapi Wirianto Leng. Ketika habis makan bubur, Yuliana Jian menangis tak tertahankan, melihat Wirianto Leng, tersedak berkata:”Kita makan bubur seperti ini bukankah agak menjijikkan, jika dilihat orang lain pasti akan ditertawakan. Dua orang dewasa menghabiskan semangkok bubur dengan cara begini.”
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dalam pelukannya, berkata dengan pelan:”Tidak, ini namanya saling membantu. Siapa yang akan menertawakan kita? Ada orang yang ingin mendapatkannya pun tidak bisa.”
Yuliana Jian menganggukkan kepala, memeluk Wirianto Leng sambil menangis, berkata dengan pelan:”Wirianto, kamu jangan meninggalkanku lagi ya?”
Wirianto Leng mengernyitkan dahi melihat langit yang mulai gelap di luar jendela, berkata dengan pelan:”Tidak perduli aku berada di sampingmu ataupun tidak, aku selamanya mencintaimu. Yuliana, kamu cukup tegar, kamu bisa menghadapi segalanya.”
Yuliana Jian yang belum sepenuhnya keluar dari kesedihannya mengabaikan kesedihan yang tersembunyi dalam perkataan Wirianto Leng, hanya menganggap ini adalah janji Wirianto Leng kepadanya, menangis memeluk erat Wirianto Leng, berkata pelan:”Aku tidak akan meninggalkanmu.”
Wirianto Leng mengelus kepala Yuliana Jian, dia menghela nafas halus yang hampir tidak terdengar, berkata dengan nada berat:”Aku hanya berharap kamu bisa selamat.”
Wirianto Leng berhenti sebentar setelah berkata, dia menekan suara berkata pelan:”Ketika aku melihat jasad ayahmu, aku menyadari keselamatanmu lebih penting dari segalanya. Asalkan kamu selamat, aku bisa korbankan segalanya.”
Yuliana Jian dengan ragu melihat Wirianto Leng:”Mengapa perkatamu aneh?”
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiAfter Met You
AmardaMy Cold Wedding
MevitaMy Perfect Lady
AliciaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyEternal Love
Regina WangCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia