Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 268 Ibu, Cepat Lari
Yuliana menatapi Wirianto, mengerutkan kening dan menggelengkan kepala, kemudian berkata ringan: "Jangan bilang begitu, kamu bilang begitu, aku semakin merasa tidak berguna."
Berkata sampai sini, Yuliana pun mendongak dan tertawa ringan, menggelengkan kepala dan berkata dengan suara kecil: "Sekarang kita berdua terasa sangat aneh, berebutan menanggung tanggung jawab apa? Ada masalah apa, seharusnya kita tanggung bersama baru benar."
Yuliana sambil berbicara sambil memiringkan kepala melihat Wirianto, dia mengulurkan tangan mengelus bagian tengah kedua alis, berkata sambil mengerutkan kening: "Beberapa hari tidak melihatmu, kerutan di keningmu sepertinya bertambah. Beberapa hari ini sangat melelahkan, kan? Mengkhawatirkan masalah Melly, suasana hatimu juga buruk karena kekeras kepalaanku."
Wirianto menggenggam erat tangan Yuliana, menggelengkan kepala: "Tidak lelah, asalkan kalian bisa lebih aman, aku pun tidak merasa lelah. Aku yang menarik kalian masuk ke situasi seperti ini, sudah seharusnya aku menanggung semuanya."
Yuliana tertawa ringan, kemudian mendengar suara pembantu di depan pintu berkata dengan suara kecil: "Tuan, Nona Yuli, nona kecil sudah bangun, menangis ingin melihat Nona Yuli."
Yuliana langsung berdiri, berkata dengan suara keras: "Aku pergi sekarang."
Selesai berbicara, Yuliana menunduk melihat Wirianto: "Kamu tidur dulu saja, malam ini mungkin aku harus menemani Melly tidur. Sekarang kondisinya seperti ini, tidak bisa berpisah dariku. Luka di kakimu belum sembuh total, jangan lupa oles obat. Tidur lebih awal....."
Berkata sampai sini, Yuliana berbalik melihat Wirianto, tertawa ringan: "Oh, aku lupa satu hal."
Wirianto langsung mengerutkan kening: "Apa?"
Yuliana mendekati Wirianto, membungkuk mencium bibir Wirianto, kemudian tertawa: "Ini."
Ketika bibir Yuliana dan Wirianto berpisah, Wirianto langsung menekan bagian belakang kepala Yuliana, memperdalam ciuman ini. Ciuman Wirianto sangat bertenaga dan serius, bahkan karena terlalu bertenaga, bibir Wirianto sedikit bergetar. Ini adalah ciuman pertama mereka setelah kejadian Melly, Wirianto pernah mengira setelah Yuliana mengetahui hal yang pernah dia lakukan, setelah kejadian Melly, Yuliana mungkin akan meninggalkannya.
Tapi Wirianto tidak menyangka, Yuliana bisa-bisanya masih bersedia menetap di sisinya, menanggung bahaya yang akan datang dan dosa masa lalu bersamanya. Wirianto tidak tahu apakah di dunia ini masih ada perempuan sesempurna Yuliana, tapi Wirianto tahu, perempuan yang bisa sehidup semati dengannya hanyalah Yuliana seorang.
Ciuman mereka berdua tidak ada cinta antara lelaki dan perempuan, ciuman mereka lebih seperti kedua orang yang kembali bertemu. Yuliana mundur perlahan, setelah mengakhiri ciuman ini, dia menghela nafas, tertawa dan berkata: "Senangnya bisa menciummu seperti ini."
Awalnya Yuliana pikir dia perlu mengatur ulang mentalnya agar bisa menghadapi Wirianto, tapi tidak disangka hanya satu ciuman, sudah berhasil menghapus dilema-dilema kecil di hatinya. Wirianto merangkul pinggang Yuliana, tertawa ringan dan berkata: "Aku juga senang, bisa menciummu seperti ini."
Semenjak kejadian Melly, kondisi Wirianto dan Yuliana sangat berantakan, Wirianto sudah sangat lama tidak setenang ini. Meskipun tahu kondisi sekarang mungkin lebih bahaya dari dulu, tapi ciuman ini membuat hati mereka menjadi tenang. Kalaupun jalan di depan penuh dengan bahaya, masih ada dukungan satu sama lain, masa depan pun tidak semenakutkan itu lagi.
Yuliana tertawa dan berdiri: "Aku pergi lihat keadaan Melly, aku pergi dulu. Kamu tidur dengan baik, besok pagi aku akan membangunkanmu untuk sarapan."
Wirianto mengangguk, melihat Yuliana pergi, senyum di wajahnya masih belum hilang, dia melihat arah Yuliana pergi dengan senyum di wajahnya.
Ketika Yuliana sampai di bawah, Melly sudah bangun, sedang duduk di sofa, kening Melly berkerut dan wajahnya cemberut, ekspresinya seperti mau menangis. Yuliana segera berjalan kesana, memeluk Melly dan bertanya sambil tersenyum: "Kenapa bangun?"
Melly mengangguk, berkata dengan mulut cemberut: "Sudah bangun, ibu, kita ke kamar tidur, tidur di sofa tidak nyaman."
Yuliana tersenyum dan mengangguk, segera mengulurkan tangan menggendong Melly dan berkata: "Baik, Ibu sekarang membawamu ke kamar, oh iya, Melvin, ayo kita kembali ke kamar bersama."
Melvin segera menganguk, menjawab ringan: "Baik, aku ke atas sekarang."
Yuliana menatap Melvin, bertanya sambil tersenyum: "Kalau kamu bersedia, bagaimana kalau malam ini kita tidur sekamar?"
Yuliana sebenarnya sedikit merasa bersalah terhadap Melvin, karena dia tidak begitu menjaga Melvin. Berpisah selama ini dengan Melvin, dia masih belum memikirkan cara menggantikan waktu ini kepada Melvin, tapi terjadi kejadian Melly kali ini, membuatnya memfokuskan seluruh tenaganya di Melly. Terhadap Melvin, Yuliana merasa sangat bersalah, merasa dia adalah ibu yang tidak cukup baik.
Melvin langsung membeku, Melly melirik Melvin, dia pun mendengus dan berkata: "Meskipun aku tidak ingin sekamar denganmu, tapi kamu juga pernah datang mengunjungiku di rumah sakit, masih lumayan baik terhadapku, kalau kamu juga ingin sekamar, maka kembalilah, lagipula aku tidak keberatan!"
Melvin pun mengangguk ringan, tidak mengatakan apa-apa, dia mengikuti Yuliana dari belakang dan naik ke lantai atas. Mereka bertiga tidur di kamar Melly, kasur Melly termasuk lumayan besar, cukup untuk mereka bertiga. Yuliana menggendong Melly masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaian, kemudian menggendongnya ke kasur. Melly pada dasarnya sudah lumayan ngantuk, begitu terbaring di kasur dia langsung tertidur.
Yuliana tertawa menggelengkan kepalanya melihat Melly yang ngantuk setengah mati, kemudian dia mengulurkan tangan bermaksud mengganti pakaian Melvin. Melvin langsung mundur selangkah, bertanya sambil mengerutkan kening: "Kamu.....Kamu mau berbuat apa?"
Yuliana tersenyum dan berkata: "Aku mau menggantikan pakaianmu."
Wajah Melvin yang biasa dingin dan dewasa langsung berubah panik, wajahnya memerah dan berkata terbata-bata: "Tidak, tidak usah, aku bisa ganti sendiri."
"Hihi...... Kakak bodoh malu-malu........" Melly yang awalnya tertidur terbangun karena mendengar suara Yuliana dan Melvin, setelah tertawa dan berbicara begitu, dia langsung tertidur kembali.
Melvin langsung mengerutkan keningnya, mencari alasan: "Aku, aku bukan malu, hanya saja aku bisa melakukan hal ini sendiri, aku tidak suka merepotkan orang lain."
Yuliana tertawa ringan dan mengangguk: "Aku tahu, kalau begitu kamu pergi ganti sendiri."
Selesai berbicara, Yuliana pun berbalik dan naik ke kasur. Ketika Melvin keluar dari kamar mandi setelah bersih-bersih dan mengganti pakaian sendiri, Yuliana pun tersenyum dan membuka selimut: "Mari, tidur."
Melvin terlihat ragu-ragu dan memperlambat langkah kakinya, kemudian memanjat kasur sambil mengerutkan kening. Melvin pun mengerutkan kening dan bertanya: "Begini bukannya luka Melly bisa tertimpa?"
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Tidak apa-apa, aku berbaring di tengah, tidak akan mempengaruhi Melly."
Melvin pun menghela nafas lega: "Baguslah kalau begitu."
Selesai berbicara, Melvin berbaring rapi di sisi Yuliana. Dibandingkan dengan posisi tidur Melly yang berantakan, posisi Melvin terlihat terlalu rapi. Yuliana pun tidak bisa menahan tawanya, berpaling bertanya kepada Melvin: "Kamu selalu tidur sendiri?"
Melvin berpikir sejenak, kemudian menggeleng: "Tidak, sebelumnya bukannya bersembunyi di kamar mandi bersama kalian?"
Yuliana teringat kejadian saat itu, dia pun tertawa: "Benar juga, masih ada kejadian itu. Kejadian kali itu membuat aku dan ayahmu terlihat sangat tidak bisa diandalkan, benar-benar menyusahkanmu, setelah kejadian itu kamu masih bersedia ikut dengan kami."
Melvin mengerutkan kening, setelah sesaat dia baru berpaling melihat Yuliana: "Sebenarnya, setelah kejadian itu, aku baru memutuskan mau tinggal serumah dengan kalian. Meskipun sangat berantakan, tapi saat aku tidur malam itu, aku merasa sangat tenang. Aku pun merasa, meskipun di keluarga ini, Ayah terlalu dingin, adik sangat menyebalkan, ibu kadang-kadang sangat ceroboh, emosian juga tidak bisa memasak....."
Mendengar kata-kata Melvin, Yuliana tidak tahan tidak mengerutkan kening dan memotong kata-kata Melvin, memelototinya: "Hei..... Kamu benar-benar harus berbicara seperti itu? Kenapa mereka berdua kamu hanya menyebut satu kekurangan, giliranku kamu menyebut begitu banyak?"
Melvin pun tertawa, mengedipkan matanya melihat Yuliana: "Karena kekurangan mereka lebih sejenis, kekuranganmu agak kompleks."
Yuliana mengerutkan kening, menghela nafas dengan kesal, mengerutkan kening dan berkata tidak berdaya: "Kamu benar-benar sudah diajar nakal oleh Melly."
Melly seperti mendengar kata-kata Yuliana, segera mengangkat tangannya dan berseru dalam mimpi: "Melly tidak nakal, Melly tidak nakal!"
Yuliana dan Melvin mendengar kata-kata Melly pun tidak bisa menahan tawa. Yuliana mengulurkan tangan menyelimuti Melvin, tersenyum dan berkata: "Sudah, tidurlah."
Melvin pun menutup mata mendengar kata-kata Yuliana, Yuliana melihat Melvin menutup mata, dia pun ikut menutup mata. Tapi mungkin karena terlalu banyak yang terjadi hari ini, Yuliana sama sekali tidak bisa tidur terlalu nyenyak, setelah menutup mata sekian lama, tetap tidak bisa tertidur.
Ketika Yuliana secara samar-samar merasa ada orang yang menatapinya, Yuliana pun terkejut dan segera membuka mata. Begitu membuka mata, Yuliana pun melihat Melly sedang duduk di sampingnya, keningnya berkerut menatapi dia.
Wajah Melly tidak berekspresi, dia hanya menatap lurus ke arah Yuliana. Yuliana membeku sejenak, kemudian baru memanggil Melly dengan ringan: "Melly, Melly kamu kenapa?"
Melly menatapi Yuliana, kemudian berteriak keras: "Ibu, cepat lari! Jangan pedulikan Melly!"
Kemudian Melly kembali menutup mata dan terjatuh ke kasur. Yuliana segera menggendong Melly, dia memeriksa nafas dan detak jantung Melly, melihat tidak ada yang aneh, Yuliana baru menggoyang ringan tubuh Melly, memanggil dengan panik: "Melly..... Melly bangun....."
Melly mengucek matanya dan bangun duduk di kasur, melihat Yuliana dan menggumam: "Ibu, ada apa?"
Yuliana mengulurkan tangan menyentuh kening Melly, mengerutkan kening dan bertanya: "Kamu kenapa? Kamu tadi bukannya berbicara? Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan dan katakan tadi?"
Melly mengerutkan kening, kemudian menggeleng: "Aku melakukan apa?"
"Kamu......." Yuliana baru saja mau berkata tadi Melly mengatakan hal yang aneh, tapi melihat Melly yang sama sekali tidak mengerti, Yuliana tidak ingin menambah beban mental Melly, dia pun bertanya: "Kamu tadi mimpi buruk?"
Melly segera menggeleng: "Tidak, aku malah mimpi indah...."
Berkata sampai sini, Melly tertawa senang: "Aku bermimpi Zacky kemari, bermain denganku. Kemudian ibu membuat banyak makanan enak, di dalam mimpi, kemampuan memasak Ibu sangat baik, aku sangat suka makan masakan Ibu. Zacky juga ikut makan bersamaku, oh iya, Ibu pernah bilang mau mengajak Zacky makan bersama kita, kapan? Jangan lupa, kita sudah berjanji pada Zacky."
Yuliana melihat Melly dan tertawa: "Kamu sangat baik kepada Kak Zacky ini."
Melly mengangguk serius: "Karena Zacky sangat kasihan, sebenarnya sangat banyak orang tidak menyukainya. Aku melihat para perawat tidak terlalu baik terhadapnya, karena merasa dia mudah ditindas. Sikapnya memang tidak baik, tapi juga tidak boleh menindasnya. Ibu, semua orang menindasnya, oleh karena itu kita jangan menindasnya lagi, kita harus bersikap baik kepadanya. Dia sudah sekasihan itu, ayahnya membencinya, kekasihnya tidak menyukainya, orang di sekelilingnya semua meremehkannya, kalau kita juga tidak menyukainya, maka sudah tidak ada orang yang akan menyukainya."
Yuliana menatapi Melly, tersenyum tidak berdaya: "Kamu benar-benar sangat simpatik."
Melly tertawa dan berkata: "Ini juga karena dia menyelamatkan ibu, Ibu, ibu jangan selalu memikirkan cara menyingkirkannya, yah? Melly sebenarnya juga sangat suka bermain dengannya. Biarkan dia tetap disini menemani Melly main. Kumohon. Melly bisa melindungi dia, dia bisa menjaga Melly."
Yuliana melihat Melly sekilas, Yuliana tidak menyangka Zacky ini bisa-bisanya menduduki satu bagian di hati Melly, Yuliana pun tertawa ringan dan mencoba bertanya: "Kalau begitu kalau Ibu benar-benar memutuskan mengirim Zacky untuk training, apakah kamu akan merasa tidak senang? Sebenarnya banyak belajar adalah hal yang bagus untuknya. Melly, kita lebih baik jangan menghalangi masa depan orang lain demi kesenangan sendiri. Kalau Zacky pergi melanjutkan pendidikannya, maka akan meningkatkan kualitas hidupnya, oleh karena itu kita bukannya seharusnya membantunya?"
Melly mengangguk: "Aku bisa tidak senang, kalau dia tidak bersedia, maka aku akan merasa tidak senang. Kalian ingin mengusirnya. Ibu, kamu sangat membenci Zacky? Kenapa dia sudah menyelamatkanmu, kamu masih terus mau mengusirnya? Ibu seperti ini sangat tidak baik. Ibu guru selalu mengajarkan kita harus bisa membalas kebaikan orang lain, ibu seperti ini sama sekali tidak membalas kebaikan orang lain."
Yuliana tersenyum tidak berdaya, dia mengulurkan tangan mengetuk ringan kepala Melly, berkata sambil mengerutkan kening: "Kamu tahu apa? Apa yang tidak membalas kebaikan orang lain, mengikatnya di samping sebagai teman bermain sepertimu baru tidak bisa membalas kebaikan orang lain."
"Menemani Melly bermain adalah kesenangan untuknya, dia tidak suka pergi belajar. Orang tentu saja harus melakukan hal yang membuat dia bahagia, ibu menyuruhnya melakukan hal yang membuatnya tidak bahagia, tentu saja bukan sedang membalas kebaikan." Melly mengerutkan kening dan berkata serius.
Yuliana menggelengkan kepala tidak berdaya, kemudian mengerutkan kening dan berkata kepada Melly: "Kalau begitu bagaimana baru termasuk membalas kebaikan?"
Melly tertawa berseri-seri dan mendekati Yuliana: "Ibu..... Mengundangnya bermain ke rumah, mentraktirnya makan, sudah termasuk membalas kebaikan."
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeSang Pendosa
DoniThe Richest man
AfradenLove In Sunset
ElinaKisah Si Dewa Perang
Daron JayCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia