Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya

Angeline Shen mengerutkan alisnya melihat Yuliana Jian: "Sebenarnya aku terus merasa aneh, mengapa CEO Leng mau memilihmu? Yang kamu kerjakan tidak sebanyak aku, aku hampir saja berkali-kali mati demi CEO Leng, kakakku pun karena CEO Leng meninggal. Mengapa CEO Leng memilihmu?"

Yuliana Jian tersenyum: "Karena dia menyukaiku, aku hanya menuangkan air minum untuknya, dia sudah merasa senang. Dia tidak menyukaimu, walaupun kamu mati demi dia, dia hanya akan merasa kamu hanyalah orang yang setia, dia tidak merasakan rasa sukanmu padanya. Orang yang menyukainya banyak, sejak aku mengenalnya, selalu seperti ini. Aku tidak keberatan kamu menyukainya, juga tidak keberatan kamu mengejarnya, tetapi aku harap kamu dapat mengontrol kelakuanmu, jangan sampai membuat Wirianto tidak senang. Kamu dapat menjadi asisten Wirianto, aku rasa tidak hanya karena kesetiaanmu, dan rela mati untuknya. Mati demi seseorang adalah hal yang paling mudah, kamu pasti masih memiliki kemampuan yang lain. Aku rasa bila hanya karena sedikit hal pribadi, sehingga membuat Wirianto tidak menyukaimu, bagimu dan juga bagi wirianto merupakan sebuah kerugian. Kejadian tadi, aku dapat menganggapnya tidak pernah terjadi."

Setelah berkata, Yuliana Jian tersenyum menatap Angeline Shen: "Wirianto adalah pria hebat, tidak peduli siapa yang menjadi istrinya pasti akan menghadapi banyak hal, 'berdasarkan apa'? 'mengapa'? aku dapat menghadapi semua pertanyaan ini, lalu membuat orang lain percaya, antara aku dan Wirianto tidak ada begitu banyak pertanyaan 'mengapa', hanya karena kita saling menyukai."

Angeline Shen mengerutkan kening menatap Yuliana Jian, dan melihat Wirianto Leng kembali, wajah Angeline Shen langsung menyungingkan senyum dengan sopan berkata kepada Yuliana Jian: "tidak tahu apakah ada yang nona Jian tidak puas terhadap tempat ini?"

Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "Aku puas."

Yuliana Jian berkata dan mengedipkan mata kepada Angeline Shen. Terlihat jelas Angeline Shen menatap Yuliana Jian dengan gugup, seperti takut dia akan mengatakan hal yang membuat Wirianto Leng marah. Tetapi Yuliana Jian tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum kepada Wirianto Leng dan berkata, "Aku mereasa sedikit lelah, lebih baik kita pulang lebih cepat."

Wirianto Leng melihat Yuliana Jian dan melihat sekilas Angeline Shen, melihat tatapan mata Angeline Shen yang berkilat, Wirianto Leng langsung memindahkan tatapan matanya dan dengan alis yang di kerutkan berkata kepada Yuliana Jian: "benarkah?"

Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "betul, ayo jalan."

Wirianto Leng mengandeng tangan Yuliana Jian dan naik ke mobil, lalu membalikkan kepala bertanya kepada Yuliana Jian: "sebenarnya ada apa? apakah sungguh terjadi sesuatu?"

Yuliana Jian tersenyum dan mengelengkan kepala: "sungguh tidak terjadi apa-apa."

Wirianto Leng memicingkan mata menatap Yuliana Jian, dengan alis di kerutkan berkata: "kamu sungguh ingin menutupinya dariku?"

Yuliana Jian merapatkan bibirnya: "Hanya hal kecil, bukan hal besar. Hanya dapat di katakan bahwa daya tarikmu masih begitu besar, tetapi sekarang aku sudah terbiasa."

Wirianto Leng tersenym dan mengangukan kepala: "ternyata karena hal seperti ini."

Wirianto Leng berkata dan perlahan senyumannya hilang,dengan suara yang dalam berkata: "Tetapi mengenai Angeline Shen aku sudah mengetahuinya, apakah kamu masih ingat anak itu?"

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng: "Anak laki-laki kecil itu? Bukankah dia sudah...."

Wirianto Leng menganggukan kepala dan berkata dengan suram: "Betul, dia sudah meninggal, Dia bukan anakku, melainkan anak Cindy Gu dan pria lain, sebelumnya aku mengatur pria itu dan anak itu untuk berpisah, tetapi terjadi hal yang tidak di duga, ada orang yang menemukan mereka, pria itu dan anak tersebut meninggal."

Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "Mereka mengantikan aku dan Melly Jian mati? Pasti ada orang yang mengira anak itu adalah anakmu, sehingga...."

Wirianto Leng perlahan menganggukan kepala: "Begini, waktu itu aku berencana untuk terus hidup denganmu. Lalu terjadi hal ini, akhirnya aku hanya dapat mengantarmu pergi."

Yuliana Jian mengigit bibir bawahnya: "yang kali itu, kita tinggal bersama, karena sebuah telepon kamu pergi...."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dengan ekspresi sedih, dan tidak mengatakan bagaimana anak itu meninggal.

Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata: "Kamu pasti tidak memperdulikan bagaimana perasaan mereka, karena kamu terlalu banyak menghadapi hal seperti ini, berbagai macam rasa suka seorang perempuan, sehingga tidak peduli lagi. Sehingga kamu tidak merasakan apa yang spesial dari orang lain yang menyukai kamu...."

Yuliana Jian berkata: "Sama seperti dulu ketika aku menyukaimu, kamu seperti ini, tidak peduli, membuatku merasa malu."

Wirianto Leng tersenyum dan membalikan kepala menatap Yuliana Jian: "Kamu masih mengingat dendam ini."

Yuliana Jian menganggukan kepala bersungguh-sungguh: "Sekarang aku merasa Angeline Shen sangat kasihan, dirinya pun sudah cukup menyedihkan diatambah bertemu dengan orang yang tidak memiliki hati sepertimu, aku merasa dia semakin menyedihkan."

Wirianto Leng mengerutkan kening menatap Yuliana Jian: "Bukankah kamu seharusnya menganggapnya sebagai musuh? Bukankah seharusnya kamu cemburu?"

Yuliana Jian membelalakan mata, sedikit terkejut menatap Wirianto Leng: "Kamu jangan bercanda lagi, megnapa mengangapnya sebagai musuh? Bila hanya karena dia menyukaimu, aku cemburu, aku menjadikannya musuh, setiap hari aku tidak usah mengerjakan hal lain lagi, hanya sibuk menghadapi musuh-musuh yang di bawa olehmu. Sekarang aku sudah terbiasa, menjadi istrimu harus menghadapi hal seperti ini, menghadapi wanita-wanita itu tidak berguna, asalkan mengenggam erat hatimu, birakan saja mereka mau mengunakan cara apa, aku tidak peduli."

Wirianto Leng menaikan sudut bibirnya dan menyipitkan mata menatap Yuliana Jian, dan tersenyum: "kamu mau bagaimana mengenggam hatiku?"

Yuliana Jian tersenyum menatap Wirianto Leng: "Kamu tebak?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum berkata: "Rencana dan caramu sangat banyak, aku tidak dapat menebaknya."

Yuliana Jian menatap supir di depan, lalu menaikan alis berkata kepada Wirianto Leng: "apakah kamu dapat mengendarai mobil?"

Wirianto Leng tersenyum dan menganggukan kepala, lalu perlahan menepuk bahu supir tersebut dengan tersenyum berkata: "kamu turun dari mobil dulu."

Supir tersebut mengangukan kepala, dan segera turun dari mboil. Wirianto Leng duduk di kursi kemudi, dan berkata kepada Yuliana Jian: "Kamu ingin kemana?"

Yuliana Jian mengerutkan alis dan setelah berpikir dengan serius, tersenyum dan berkata: "Aku ingin pergi ke sebuah gang kecil, apakah kamu dapat membawaku ke sana?"

Wirianto Leng tersenyum mengangukan kepala: "bisa."

Wirianto Leng menghentikan mobil di gang kecil, lalu membalikan kepala melihat Yuliana Jian: "apa yang ingin kamu lakukan?"

Yuliana Jian melepaskan ikatan rambutnya membiarkan rambutnya tergerai, lalu tersenyum kepada Wirianto Leng: "Masih ingat pertama kalinya kita?"

Wirianto Leng menganggukan kepala dan membelai wjaah Yuliana Jian: "bagaimana mungkin bisa lupa?"

Wirianto Leng tidak berani melupakan pertama kalinya dirinya dan Yuliana Jian, kali itu membuatnya memikirkannya terus, membuatnya memeiliki kekuatan untuk melewati semuanya setelah itu.

Yuiana Jian menyipitkan mata menatap Wirianto Leng: "Kita lakukan sekali lagi."

Yuliana Jian berkata lalu dia mendekati Wirianto Leng, mencium lembut bibir Wirianto Leng, Wirianto Leng sedikit terkejut, terlihat dia dengan serius memikirkan tiba-tiba berhenti di sini apakah aman, apakah cocok melakukan hal itu di sini, tetapi ketika ciuman Yuliana Jian menjadi memanas, Wirianto Leng tidak memperdulikan hal lainnya lagi, langsung mengulurkan tangan memeluk pinggang Yuliana Jian, dan membalas ciuman Yuliana Jian.

Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa, dia mengulurkan tangannya dan membuka pakaian Wirianto Leng, beberapa saat ini Yuliana Jian dan Wirianto Leng tidur besama, dia sangat jelas bagaimana caranya mengoda Wirianto Leng. Wirianto Leng segera kehilangan akal sehatnya, dia langsung menahan Yuliana Jian di kursi. Sering kali Wirianto Leng membayangkan keadaan ini, untuk menghiburnya di kala dia merasa kesepian berpisah dengan Yuliana Jian.

Tetapi dulu hanya dapat terjadi di dalam pikirannya, semua ini kembali hadir di hadapan Wirianto Leng, membuat Wirianto Leng tidak dapat menahan dirinya lagi, dengan sabar dia menundukan kepala mencium bibir Yuliana Jian, bagaikan mereka baru bertemu, bagaikan seelah bertahun-tahun dia baru memeluk Yuliana Jian.

Yuliana Jian awalnya ingin melakukan sesuatu, mengoda Wirianto Leng, tetapi tidak di sangka keadaan ini, sungguh membuat Wirianto Leng kehilangan akal sehatnya, tetrnyata seperti ketika mereka pertama kali melakukannya, Akhirnya Yuliana Jian kehabisan tenaga dan tertidur, Wirianto Leng masih tidak dapat menahan dirinya menudukan kepala dan mencium ringan bibir Yuliana Jian.

Karena pakaian Yuliana Jian sudah tidak rapi lagi, Wirianto Leng mengejar sebelum anaknya pulang sekolah, dia mengendong Yuliana Jian ke Vila. Ketika Yuliana Jian bangun, dia telah berbaring di ranjang nya dan Wirianto Leng. Yuliana Jian menundukan kepala melihat semua bekas yang terdapat pada tubuhnya, dia mengerutkan kening dan menghela napas "ini....ini terlalu kelewatan.....ini sudah ke berapa kalinya. Mengapa masih....."

Yuliana Jian belum selesai berkata, pintu kamar terbuka, Wirianto Leng membawa bubur berjalan masuk, dengan sedikit cangung menatap Yuliana Jian, bagaikan seorang anak laki-laki yang baru saja melakukannya dengan kekasih wanitanya. Awalnya Yuliana Jian sedikit merasa marah, merasa walaupun dirinya yang duluan mengodanya, tetapi Wirianto Leng terlalu tidak dapat menerima godaan. Tetapi sekarang melihat Wirianto Leng yang seperti ini, Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa, dan berkata kepada Wirianto Leng: "Ada apa denganmu? Kita saja sudah hampir menikah, bagaian tubuhku yang mana yang belum pernah kamu lihat, mengapa masih merasa malu?"

Wirianto Leng berdehem, lalu mengertukan alis berkata: "Aku merasa kamu baru memeriksa tubuhmu, aku begitu kelewatan, sungguh tidak perhatian."

"Aduh, aku baru ingat skit maag ku." Yuliana Jian berkata dan segera memegang perutnya dengan alis di kerutkan berkata: "Sepertinya, kamu memang kelewatan. Aku pasti akan menghukummu!"

Wirianto Leng mengerutkan kening dengan gugup ertanya: "kamu ingin menghukumku bagaimana?"

Yuliana Jian mengerjapkan matanya, lalu memiringkan kepala, setelah berpikir serius beberapa saat, akhirnya dia tersenyum kepada Wirianto leng: "Hukumanmu adalah.....kamu harus menyuapiku makan, perlhan-lahan melayaniku...."

"Hukuman yang berat." Wirianto Leng menghelakan napas lalu tersenyum dan berjalan ke arah Yuliana Jian: "tetapi aku sangat bersedia."

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu