Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
Tubuh Yuliana Jian gemetaran, tangannya memegang foto dengan gemetaran, fotonya hampir terjatuh. Suara Peggy He mengeluh terus terdengar olehnya, Yuliana Jian mengangkat tangan memegang dahinya, pikirannya seketika kosong.
Dia kenal persis dengan dua orang di foto itu, salah satu orang adalah ayahnya, satu lagi meskipun hanya terlihat samar-samar, tetapi Yuliana Jian masih bisa mengenalinya, orang tersebut adalah Wirianto Leng. Dia sering memegang wajahnya dan mencium bibirnya dengan lembut.
Foto kedua orang ini sangat kecil, jika tidak diperhatikan secara seksama, tidak akan bisa menemukan kejanggalan apapun pada foto itu. Jika bukan orang terdekat mereka, tidak ada orang yang bisa mengenali siapa orang di dalam foto itu.
Tetapi Yuliana Jian bisa mengenalnya, sekujur tubuhnya seketika membeku. Ketika ayahnya meninggal, Yuliana Jian merasa sangat tersiksa, saat ini dia merasa seolah sedang berada di neraka.
Yuliana Jian seketika berkeinginan bahwa dia bisa ikut ayahnya pergi meninggalkan dunia untuk selamanya, sehingga dia tidak perlu menghadapi begitu banyak hal yang tidak berani dihadapinya.
Bagaimana mungkin? Mengapa Wirianto Leng bisa bersama dia ketika ayahnya menghilang? Mengapa Wirianto Leng tidak pernah mengungkit masalah ini? Apakah kematian ayahnya benar-benar berkaitan dengan Wirianto Leng?
Kepala Yuliana Jian hampir meledak, dia tidak bisa percaya semua ini, dia tidak berani membayangkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Yuliana, ada apa denganmu? Apakah kamu tidak enak badan?" Peggy He mendekati Yuliana Jian dan bertanya dengen suara pelan.
Yuliana Jian kembali dari lamunannya, kemudian dia bergegas menyembunyikan foto yang ada di tangannya dan tersenyum: "Tidak, tidak apa-apa, kepalaku sedikit sakit, mungkin karena aku sedikit lelah karena baru saja turun dari pesawat."
“Kalau begitu apakah kita tidak bisa mengobrol lagi?” Peggy He mengerutkan kening dan mengeluh.
"Maaf." Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "Aku perlu istirahat."
Peggy He mengangguk: "Baiklah, aku akan memberitahu ibuku mengenai perkataan kamu tadı. Jika memilih seorang pria yang membantuku menyelesaikan masalah, aku merasa ..."
Peggy He tersenyum menyipitkan matanya: "Aku merasa Kak Wirianto sangat cocok denganku."
"Wirianto Leng sudah pasti tidak boleh, kamu jangan menyukainya lagi!" Suara Yuliana Jian terdengar dingin.
Dia mencegah Peggy He menyukai Wirianto Leng bukan dikarenakan dia menjalin hubungan Wirianto Leng sehingga tidak ingin Peggy He terus menyukai Wirianto Leng, melainkan dikarenakan Wirianto Leng sekarang terlibat dalam kematian ayahnya. Meskipun Yuliana Jian tidak ingin memikirkan hal yang tidak baik, namun dia mulai curiga kepada Wirianto Leng, kemungkinan bukan sesuatu yang baik bagi Peggy He untuk menyukai Wirianto Leng.
Peggy He mengerutkan kening dan mendengus: "Kamu sangat pelit, baru saja menjalin hubungan dengan Kak Wirianto sudah mengekangnya. Tapi aku akan lebih mementingkan hubungan persahabatan kita. Aku tidak akan menyerah untuk menyukai Kak Wirianto, tapi aku tidak akan mengatakan hal seperti itu padamu lagi. Jika kamu sudah lelah, maka aku akan pergi dulu. Jika tidak, aku bisa saja diomeli Ibuku karena telah mengganggu orang! "
Setelah itu Peggy He berbalik dan ingin membereskan foto-foto yang berada di tempat tidur.
Yuliana Jian segera mengangkat tangannya untuk mencegah Peggy He: "Kamu tinggalkan foto itu, foto itu diambil dengan sangat bagus, aku ingin melihatnya. Bagaimanapun ini juga kebaikanmu, anggap saja kamu memberi hadiah kepadaku, oke?"
Peggy He tersenyum merapatkan bibirnya: "Apakah kamu benar-benar menginginkannya? Kamu benar-benar pengertian, pantas saja kamu bisa dipilih menjadi sahabatku. Kalau begitu untukmu saja, anggap saja ini hadiah pertama yang aku berikan. Kamu tidak akan rugi memilihku menjadi sahabatmu!"
Peggy He tersenyum menyipitkan matanya seolah-olah dia lebih bahagia daripada yang menerima hadiah. Ketika Peggy He berjalan keluar dari kamar, Yuliana Jian menundukkan kepalanya memegang foto itu dan menutup matanya dengan sedikit memaksa. Apa yang harus dia lakukan? Dia bahkan tidak tahu apakah dia harus bertanya pada Wirianto Leng. Setelah beberapa saat, Yuliana Jian menoleh keluar jendela dan memandang langit biru di luar. Cahaya sinar matahari yang silau memantul pada tubuh Yuliana Jian, tetapi Yuliana Jian tidak merasakan kehangatan sedikitpun.
Wirianto Leng juga menoleh ke luar jendela, Nyonya Tua Leng menatap Wirianto Leng yang sedang menoleh ke luar jendela, berkata dengan suara dingin: "Wirianto, apakah kamu sedang mendengarku? Apa yang kamu lakukan belakangan ini, bagaimana kamu bisa meninggalkan semua pekerjaanmu hanya untuk menemani Yuliana Jian pergi ke luar negeri? Apa yang lebih penting dari Yuliana Jian? Apakah dirinya pantas membuatmu menghabiskan waktu yang banyak? Apakah kamu tahu berapa banyak hal yang terjadi di dalam perusahaan selama kamu pergi? Yuliana Jian juga aneh, kenapa butuh begitu banyak sumber untuk menemukan penyebab ayahnya meninggal sehingga kamu harus membuang banyak waktu selama beberapa hari. Apakah ayahnya masih sangat penting dan berguna? Jika sudah hilang, maka biarkan saja, tidak ada gunanya juga mencarinya kembali. Dulu aku berpikir bahwa dia adalah seorang gadis yang tahu diri, tetapi sekarang sepertinya berbeda."
“Apakah orang harus berguna baru boleh diperhatikan?” Wirianto Leng bertanya dengan suara pelan: “Apakah sebuah hubungan bisa dipertahankan karena bergantung pada apakah orang tersebut berguna atau tidak?”
“Apa maksudmu? Apakah kamu sedang menyalahkan diriku? Kamu jangan terbawa oleh Yuliana Jian.” Nyonya Tua Leng berkata dengan dingin.
Wirianto Leng mengerutkan kening dan berdiri: "Nenek, aku agak lelah, ingin istirahat dulu."
Setelah itu, Wirianto Leng berdiri dan berjalan ke arah pintu. Nyonya Tua Leng tiba-tiba berdiri dan berkata: "Wirianto, apakah kamu membunuh ayah Yuliana Jian?"
Wirianto Leng tercengang dan menoleh melihat Nyonya Tua Leng dan bertanya dengan serak: "Nenek, mengapa bertanya seperti itu?"
Nyonya Tua Leng mencibir: "Ini sepertinya memang perencanaan yang bisa kamu lakukan, semua orang bisa melihat penyebab kematian ayahnya sangat aneh. Kamu adalah orang yang sangat dicurigakan. Berdasarkan cintamu padanya saat ini, jika ayahnya meninggal, maka Yuliana Jian akan menjadi milikmu sendiri. "
“Dia bukan benda dan bukan milik siapapun.” Wirianto Leng melirik sekilas Nyonya Tua Leng dan berjalan keluar dari kamar Nyonya Tua Leng.
Setelah berjalan keluar dari kamar Nyonya Tua Leng, Wirianto Leng langsung kembali ke kamar. Ketika Wirianto Leng masuk ke dalam kamar, Yuliana Jian masih duduk di depan jendela, tetapi foto-foto yang ditinggalkan oleh Peggy He telah disimpan oleh Yuliana Jian. Setelah mendengar suara pintu, Yuliana tersentak dan berdiri dengan buru-buru, dia menatap Wirianto Leng dan berkata dengan suara yang gemetar: "Kamu ... Kamu sudah kembali."
Wirianto Leng mengangguk, dia melepaskan jaketnya sembari bertanya dengan serak: "Bagaimana denganmu? Aku mendengar seseorang datang mengganggumu, benarkah?"
Yuliana Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak ada yang menggangguku. Peggy He sangat ramah, hubungan kami baik-baik saja."
Wirianto Leng menyipitkan matanya menatap Yuliana Jian: "Aku sudah mengenal Peggy He selama beberapa tahun, tapi aku tidak menyangka ada orang yang bisa cocok dengannya. Ini benar-benar sangat langka."
Yuliana Jian tersenyum: "Meskipun dia sedikit angkuh, tetapi orangnya sangat polos, aku merasa dia ..."
Yuliana Jian ingin mengatakan bahwa Peggy He adalah gadis yang baik, tetapi dia tiba-tiba tidak berani menilai Peggy He. Dia bingung dengan cara penilaiannya dan tidak tahu apakah dia benar-benar bisa mengenali sifat seseorang. Dimulai dari Silvia Cheng, Michael Chu hingga Peggy He, bahkan Wirianto Leng, Yuliana Jian tidak tahu apakah dia benar-benar mengenal mereka.
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dan bertanya dengan ragu: "Kenapa? Kenapa tidak melanjutkan lagi?"
Yuliana Jian merapatkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: "TIdak apa-apa, anggap saja aku tidak benar-benar mengenalnya. Kemampuanku menilai orang sangat tidak baik, kalau tidak aku tidak akan bertemu orang seperti ... seperti Michael Chu."
“Jangan memikirkan masa lalu lagi.” Wirianto Leng mengangkat tangannya memeluk Yuliana Jian: “Semuanya sudah berlalu.”
Yuliana Jian mengangkat tangannya untuk memeluk Wirianto Leng dan berbisik: "Aku juga berharap semua ini akan berlalu."
Yuliana Jian tiba-tiba teringat pada dua sosok orang di foto itu dan langsung mendorong Wirianto Leng menjauh. Dia memegang rambutnya dan berkata dengan sedikit panik: "Aku ... Aku akan mandi dulu, aku sedikit lelah."
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum, memperhatikan Yuliana Jian masuk ke dalam kamar mandi. Wirianto Leng perlahan-lahan menarik kembali senyumnya, dia berjalan ke arah tempat tidur, membuka tas Yuliana Jian dan melihat banyak foto dari tas Yuliana Jian. Diantara tumpukan foto, terlihat satu foto yang memiliki jejak lipatan yang sangat jelas, dapat dilihat bahwa seseorang pernah meremas foto ini karena terkejut melihatnya.
Di sudut foto ada dua sosok orang yang kelihatan sangat kecil, salah satunya adalah ayah Yuliana Jian yaitu Rishendy Jian, satu lagi adalah wajah Wirianto Leng. Lokasi fotonya persis berada di tempat kejadian Rishendy Jian, tempat itu seharusnya tidak akan dihadiri Wirianto Leng.
Wirianto Leng menyipitkan matanya dan perlahan mengerutkan keningnya. Kemudian Wirianto Leng meletakkan kembali foto-foto ke dalam tas Yuliana Jian, ketika dia ingin mengunci tasnya, Wirianto Leng menarik fotonya keluar sehingga terlihat dari luar tas sebelum berjalan ke meja.
Setelah Yuliana Jian keluar dari kamar mandi, dia merasa bahwa emosinya masih sulit distabilkan, dia ragu apakah dia harus bertanya langsung kepada Wirianto Leng. Jika masalah lain, dia akan bertanya langsung kepada Wirianto Leng tanpa ragu-ragu, tetapi ini mengenai kematian ayahnya, jika Wirianto Leng benar-benar melakukannya, bukankah telah mengejutkannya?
Yuliana Jian saat ini tidak bisa memercayai dirinya sendiri, dia tidak bisa memercayai matanya dan penilaiannya. Dia bahkan tidak bisa memercayai dirinya sendiri, sehingga dia refleks tidak memiliki energi untuk memercayai Wirianto Leng.
Yuliana Jian melihat bahwa Wirianto Leng sudah duduk di kursi kerjanya, dia tidak tahu harus berkata apa kepada Wirianto Leng, jadi dia berjalan ke Samping tempat tidurnya. Saat dia berjalan ke samping tempat tidurnya, Yuliana Jian melihat fotonya terlihat dari luar tas. Yuliana Jian tercengang, sebelum dia pergi tadi, foto-foto itu masih berada di dalam tasnya, mengapa saat ini letak fotonya bisa berubah.
Siapa yang menyentuh tasnya? Apakah Wirianto Leng sudah melihat foto itu?
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaMi Amor
TakashiAsisten Bos Cantik
Boris DreyWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Di Balik Awan
KellyCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia