Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 354 Menyukaimu
Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian, Yuliana Jian belum sempat menelan semua kopi, dia memandang Wirianto Leng yang sedang tersenyum berbahaya, dia masih belum sempat bicara, dia hanya bisa mengangkat jarinya dan menunjuk mulutnya, dan melambaikan tangannya ke Wirianto Leng. Tetapi tepat ketika Yuliana Jian mengangkat tangannya, tangannya dipegang oleh Wirianto Leng, dan mulutnya langsung dicium oleh Wirianto Leng.
Aroma kopi beredar di antara bibir dan gigi mereka, Yuliana Jian melebarkan matanya dengan terkejut pada awalnya, lalu perlahan-lahan menyipitkan matanya dan mengangkat tangannya untuk dikaitkan di leher Wirianto Leng. Wirianto Leng maju selangkah dan menekan Yuliana Jian ke dinding, dan mencium bibir Yuliana Jian dengan keras sampai aroma kopi menodai kedua bibir. Wirianto Leng mendekati telinga Yuliana Jian dan berbisik: "Aku lebih menyukai kopi yang manis."
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, lalu tertawa, dia mengangkat kepalanya untuk mencium bibir Wirianto Leng, dan bertanya: "Apakah rasa kopi manis yang seperti ini?"
Wirianto Leng menjilat bibirnya, dan berkata dengan suara yang serak: "Betul, rasa yang seperti ini."
Yuliana Jian mengangkat matanya, menatap mata Wirianto Leng dengan lekat-lekat, kemudian kehilangan akal sehatnya. Yuliana Jian tidak tahu siapa yang mencium terlebih dahulu, mungkin pada saat yang sama, Yuliana Jian merasa dirinya akan pingsan, dia tidak bisa merasakan apa-apa, tidak memedulikan apa pun, dia hanya berpikir untuk mencium bibir Wirianto Leng dan membelai tubuh Wirianto Leng.
Yuliana Jian selalu berpikir bahwa dia memiliki semacam kegilaan terhadap Wirianto Leng, kegilaan semacam itu akan meledak ketika dia menyentuh tubuhnya dan bahkan mencium baunya, sampai Yuliana Jian merasakan sakit di bibirnya dia baru tersadar.
Ketika Yuliana Jian tersadar, dia segera memeluk Wirianto Leng dan mencium bibir Wirianto Leng dengan lebih keras. Wirianto Leng yang dicium oleh Yuliana Jian, tidak bisa menahan tawanya, Yuliana Jian mau tidak mau berhenti, mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng, dia bertanya dengan terengah-engah: "Apa yang kamu tertawakan?"
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan membelai pipi Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Seharusnya aku yang lebih agresif, tetapi kenapa kamu...."
Yuliana Jian mengaitkan tangannya di leher Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum: "Karena aku ingin memverifikasi apakah CEO Leng masih sangat hebat setelah menjalani operasi......"
Wirianto Leng menunduk untuk menatap Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Jika kamu membutuhkan verifikasi, maka aku bisa membuatmu merasakannya."
Ketika Wirianto Leng selesai berbicara, dia langsung menundukkan kepalanya dan mencium bibir Yuliana Jian dengan keras. Yuliana Jian masih menikmati pada awalnya, tetapi ketika Wirianto Leng kehilangan kendali sepenuhnya, Yuliana Jian mulai menyesali apa yang telah dikatakannya. Untuk apa dia membutuhkan verifikasi? Sorot mata yang biasanya Wirianto Leng tunjukkan, tidak perlu memverifikasi apa pun. Dan mungkin karena keduanya belum melakukannya dalam waktu yang lama, sekali Wirianto Leng kehilangan kendali, itu membuat Yuliana Jian benar-benar tak tertahankan. Pada akhirnya, Yuliana Jian tidak tahan lagi, dan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memohon belas kasihan, tetapi Wirianto Leng terus melakukannya tanpa henti.
Pada akhirnya, Yuliana Jian benar-benar menyesalinya, mungkin karena dia terlalu lama tidak berhubungan seks dengan Wirianto Leng, dia hampir lupa berapa kali yang bisa dilakukan oleh Wirianto Leng di atas ranjang, karena itu dia berani memprovokasinya sebelumnya. Yuliana Jian sangat kelelahan, tetapi tubuhnya masih menginginkan Wirianto Leng. Ketika Wirianto Leng menyentuhnya, dia akan bereaksi, dan dia tidak bisa tertidur bahkan jika dia ingin tertidur. Baru ketika Wirianto Leng menghentikan semua ini, Yuliana Jian baru bisa menutup matanya dan segera pingsan.
Melihat Yuliana Jian yang sudah tertidur, Wirianto Leng tersenyum dan mengangkat tangannya dan membelai pipi Yuliana Jian, dia memeluk Yuliana Jian dengan erat dan tertidur. Lalu, ketika Yuliana Jian membuka matanya, dia melihat sejumlah besar kepingan salju mengambang di luar jendela, Yuliana Jian mengerutkan kening, dan berpikir dia mengalami halusinasi, butuh beberapa saat baginya untuk bereaksi, di mana dirinya sekarang, dan apa yang dia alami kemarin.
Yuliana Jian mengingat kejadian semalam, dan wajahnya memerah, dia berbalik dan tersenyum sambil melihat Wirianto Leng yang masih tertidur dengan mata terpejam, Yuliana Jian diam-diam menggigit bibir Wirianto Leng dengan lembut, dan mengeluh: "Benar-benar, kamu membuat seluruh tubuhku tidak nyaman, tetapi kamu masih bisa tidur dengan nyenyak."
Yuliana Jian segera dipeluk dengan erat-erat oleh Wirianto Leng setelah dia selesai berbicara, Wirianto Leng mendekati telinga Yuliana Jian dan bertanya dengan suara yang rendah: "Apa yang kamu katakan?"
Yuliana Jian melebarkan matanya, dan menatap Wirianto Leng dengan terkejut: "Kamu tidak tidur?"
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Aku sudah bangun dari awal, tetapi aku merasa nyaman ketika memelukmu, jadi aku tidak membuka mataku. Untung saja aku tidak membuka mataku, jika tidak aku benar-benar tidak tahu bahwa kamu melakukan hal-hal yang buruk secara diam-diam."
Yuliana Jian mengerutkan kening, dan menaikkan volumenya karena merasa tidak terima: "Apa? Aku melakukan hal-hal buruk? Tidak tahu siapa yang terus melakukannya tadi malam, kamu yang melakukan hal-hal buruk, apakah kamu tahu? Aku tidak bisa mengangkat lenganku karena perbuatanmu, jadi kenapa aku yang melakukan hal-hal buruk?"
Wirianto Leng tersenyum dan menyentuh lengan Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara yang rendah: "Lenganmu tidak bisa diangkat? Apakah lengan yang ini? Aku akan memijitnya...."
Yuliana Jian mengerutkan kening, dan segera menyembunyikan lengannya di bawah selimut, lalu menoleh untuk menatap Wirianto Leng: "Tidak perlu dipijit, jika dipijit olehmu pasti akan terjadi hal-hal yang salah..."
"Apa yang salah?" Wirianto Leng tersenyum sambil mendekati Yuliana Jian, dengan ujung hidungnya menempel di ujung hidung Yuliana Jian.
Yuliana Jian mengangkat tangannya untuk menutup mulutnya, dan berkata dengan cepat: "Aku masih belum gosok gigi....kamu begitu dekat denganku, apakah tidak merasa aku bau?"
Wirianto Leng tersenyum lalu menunduk untuk mencium bibir Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Aku merasa kamu sangat manis."
Sudut bibir Yuliana Jian terangkat, dia menatap Wirianto Leng dan berkata sambil tersenyum: "Tuan Leng kami semakin lama semakin pandai berbicara."
Wirianto Leng menunduk untuk menatap Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Jangan berpikir bahwa kamu dapat menghindariku hanya dengan memujiku, kamu masih belum mengatakannya kepadaku, mana yang salah."
Yuliana Jian mendengus dengan pelan: "Apakah kamu tidak tahu mana yang salah? Lihatlah tubuhku, semuanya ada jejak merah, untung anak-anak tidak ada di sini, kalau tidak aku tidak bisa keluar, dan tidak ada cara untuk menunjukkan lengan dan kakiku, kamu juga, orang-orang paling banyak memiliki jejak merah di lehernya, dan kamu melakukannya di seluruh tubuhku.....aku merasa aku seperti anak babi yang baru saja melewati kontrol kualitas."
Wirianto Leng tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar ucapan Yuliana Jian, dia memeluk Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: "Kalau kamu semakin lama semakin bisa membandingkan."
Yuliana Jian mengangguk, dan berkata dengan serius: "Tentu saja, bukankah dikatakan bahwa seni berasal dari kehidupan? Aku berasal dari kehidupan, jadi aku tidak perlu memikirkannya, fakta-fakta berdarah ada pada diriku."
"Kalau begitu apakah kamu puas?" Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.
Yuliana Jian tertegun sejenak, lalu bertanya sambil tersenyum jahat: "Kamu menanyakan apakah aku puas dengan jejak merah ini, atau yang lain?"
"Yang lain." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Aku tahu pasti kamu tidak puas dengan jejak merah ini."
Yuliana Jian mengangguk dengan ringan, lalu tersenyum, dan berbisik: "Jejak merah ini memang tidak puas, orang yang tidak tahu pasti akan mengira aku dicubit sepanjang malam. Tetapi jika yang lain, tidak buruk...."
"Hanya tidak buruk?" Wirianto Leng mengangkat alisnya dan mendesah: "Sepertinya aku masih tidak bisa memuaskanmu, mungkin aku harus bekerja lebih keras lagi."
"Tidak perlu bekerja lebih keras lagi, tidak perlu." Yuliana Jian berkata dengan cepat: "Astaga, kamu masih ingin bekerja lebih keras lagi, apakah kamu ingin membunuhku, aku bukan boneka, kekuatan fisikmu sangat baik, aku tidak bisa mengimbangimu."
Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum: "Kalau begitu kamu sudah puas?"
Yuliana Jian mengerutkan kening, dan mengangguk: "Puas, puas, tetapi sedikit kelewatan, aku sedikit tidak bisa menerimanya. Tetapi kamu juga sangat aneh, kenapa setelah kamu melakukan ligasi, kamu malah lebih hebat daripada sebelumnya."
"Memang tidak ada efek sama sekali." Wirianto Leng menjawab sambil tersenyum.
Wirianto Leng mengangkat sudut bibirnya, dan terkekeh: "Dan lagi pula aku tidak perlu melakukan langkah-langkah keamanan, karena hanya bersama denganmu, aku sudah merasa sangat tertantang."
"Kamu.......kamu....." Yuliana Jian mengingat kejadian semalam, dan wajahnya segera memerah.
Wirianto Leng mendekati Yuliana Jian, dan bertanya sambil tersenyum: "Kenapa dengan aku?"
Suara Wirianto Leng terdengar rendah dan dalam, yang membuat Yuliana Jian dapat merasakan sinyal-sinyal berbahaya. Yuliana Jian tidak berani memprovokasi Wirianto Leng lagi saat ini, dia merasa jika dia memprovokasi Wirianto Leng lagi, dia pasti akan melakukannya lagi dengan Wirianto Leng, dia sangat mungkin akan tinggal di sini, dan tidak pulang. Yuliana Jian merasa bersalah, dan berbisik: "Kamu sangat hebat...."
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian yang terlihat kalah, dan bertanya sambil tersenyum: "Di mana yang hebat?"
Yuliana Jian menjawab dengan suara yang rendah: "Di mana-mana sangat hebat....."
"Kalau kemarin?" Wirianto Leng terus bertanya sambil tersenyum jahat.
Yuliana Jian mengangkat kepalanya untuk memandang Wirianto Leng, lalu menggeleng dengan tidak berdaya: "Kalian para pria, sangat memedulikan hal ini. Kemarin.....kemarin....."
Yuliana Jian berkata sambil menggigit bibirnya dengan keras, dan berseru: "Kemarin kamu sangat hebat, sangat hebat, dan membuatku merasa sangat senang, apakah kamu puas."
Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian, lalu membungkus Yuliana Jian di dalam selimut: "Apa yang kamu katakan benar-benar baik, itu membuat hatiku terasa sangat baik, aku akan membuatkan sarapan untukmu, kamu berbaringlah terlebih dahulu. Apa yang ingin kamu makan?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya, lalu menggeleng kepalanya: "Aku tidak bisa berpikir, intinya aku sangat lapar, terserah kamu ingin membuatkan sarapan apa untukku, lagi pula masakanmu sangat enak, aku sangat menyukainya. Sangat melelahkan, aku ingin tidur terlebih dahulu....."
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia segera terjatuh di atas ranjang, Wirianto Leng tersenyum ketika melihat Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara rendah: "Apakah kamu benar-benar menyukai masakanku?"
Yuliana Jian sangat mengantuk, dia baru mengangguk setelah beberapa saat, dan menjawab Wirianto Leng: "Suka...."
Wirianto Leng tidak bisa menahan tawanya ketika melihat tampang Yuliana Jian yang mengantuk, dia membungkuk untuk mendekati Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara yang dalam: "Kalau begitu kamu menyukai masakanku, atau menyukaiku?"
Yuliana Jian memejamkan matanya, dan bergerak di dalam selimut, lalu bergumam dengan rendah: "Menyukaimu....karena menyukaimu, aku menyukai masakanmu....."
Wirianto Leng tersenyum dan mencium bibir Yuliana jian, dan berkata dengan suara yang rendah: "Hm, aku juga menyukaimu, sangat menyukaimu, menyukai segalanya tentangmu."
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieDiamond Lover
LenaTakdir Raja Perang
Brama aditioPredestined
CarlyAfter Met You
AmardaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia