Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 205 Tinggallah

Wirianto Leng menghela nafas panjang, lalu kembali membuka keran dan mulai menggosok tangannya, sepertinya dia ingin mencoba membersihkan bau darah di tangannya. Karena Wirianto Leng menggosok tangannya terlalu kuat, tangannya terluka, dan ada sedikit darah yang keluar.

Yuliana Jian bergegas mengangkat tangannya untuk menghentikan Wirianto Leng, dia mengerutkan kening dan berkata, "Berhenti! Apa yang sedang kamu lakukan? Jangan sakiti dirimu."

Ketika Wirianto Leng berhenti, Yuliana Jian langsung menurunkan suaranya dan bertanya, "Ada yang salah dengan keadaanmu sekarang. Apakah kamu pernah memeriksakan diri ke psikolog?"

Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum dengan tidak berdaya: "Dengan posisiku sekarang, aku tidak bisa meminta bantuan kepada siapa pun, aku tidak bisa mempercayai siapa pun. Kalau tidak percaya kepada psikolog, bagaimana dia bisa menyembuhkan penyakitku?"

Selesai berbicara, Wirianto Leng kembali meletakkan tangannya di bawah keran dan menggosoknya dengan kuat. Yuliana Jian bergegas menghampirinya, dia mengangkat tangannya untuk menghentikan tangan Wirianto Leng . Lalu dia berkata sambil menghela napas panjang: "Jangan begini."

Dalam hati Yuliana Jian juga membenci Wirianto Leng, Yuliana Jian tahu dia tidak akan pernah melupakan apa yang pernah Wirianto Leng lakukan kepadanya, semua kebohongan yang pernah dia alami. Tetapi ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng seperti ini, dia tidak bisa menahan diri, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menghentikannya

Yuliana Jian mengenggam tangan Wirianto Leng, tangannya menutupi tangan Wirianto Leng, lalu dia berkata dengan suara berat: "Sekarang aku sudah menyentuhmu, tapi tidak ada apa-apa. Kalau ada darah di tangannmu maka aku yang hidup tenang selama beberapa tahun ini juga akan berdosa. "

Begitu mendengar kata-kata Yuliana Jian , Wirianto Leng langsung tenang, dia menoleh, dan menatap Yuliana Jian.

Lalu Wirianto Leng menundukkan kepalanya dengan perlahan-lahan dan memandangi tangan Yuliana Jian . Dia membalikkan tangannya mencoba memegang tangan Yuliana Jian. Tapi Yuliana Jian segera menarik tangannya, sambil mengenyritkan dahi dia berkata kepada Wirianto Leng dengan suara berat, "Aku sarankan kamu pergi menemui psikolog."

“Aku tidak mempercayai mereka, bagaimana bisa mengobatiku?” Wirianto Leng berkata dengan suara berat.

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Apakah tidak ada yang bisa kamu percayai?"

Wirianto Leng mengangguk dan langsung berkata, "Ada."

Yuliana Jian sedikit mengernyit, dan segera bertanya: "Siapa? Kamu cari dia, dia pasti bisa membantumu."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian lalu dengan perlahan dan serius dia berkata: "Kamu ... aku percaya padamu ... aku hanya percaya padamu."

"Wirianto Leng kamu ..." Yuliana Jian mengerutkan kening, menatap Wirianto Leng .

Ketika Yuliana Jian hendak berbicara, dia tiba-tiba melihat Melly Jian berjalan ke kamar mandi. Kedua mata Melly Jian memandangi Yuliana Jian dan Wirianto Leng secara bergantian, lalu dia bertanya dengan suara rendah: "Ibu ... ... ada apa dengan kalian? Apakah kalian bertengkar? "

"Tidak, ibu sedang membahas sesuatu dengan ayah," kata Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian kembali memandang Wirianto Leng dengan hati-hati lalu dia bertanya dengan suara pelan, "Itu ... bolehkan aku memanggilmu ayah?"

Wirianto Leng mengangguk: "Tentu saja."

Melly Jian memanggil Wirianto Leng dengan suara pelan: "Ayah ..."

Lalu Melly Jian langsung berlari ke sisi Yuliana Jian dan meraih tangan Yuliana Jian sambil berbisik, "Ibu, aku lapar, kapan kita makan?"

Yuliana Jian mengerutkan kening sembari menepuk kepalanya. Otaknya benar-benar sudah kacau, dia bahkan lupa memasak untuk Melly Jian.

Yuliana Jian bergegas berkata, "Baiklah, aku akan memasak untukmu sekarang."

Selesai berbicara, Yuliana Jian menoleh melihat Wirianto Leng. Saat Yuliana Jian hendak memberi tahu Wirianto Leng dia akan membawa Melly Jian pulang. Yuliana Jian tiba-tiba melihat telapak tangan Wirianto Leng yang terluka.

Yuliana Jian hanya bisa menghela nafas panjang lalu bertanya dengan lembut kepada Wirianto Leng : "Apakah kamu sudah menyiapkan kamar untuk aku dan Melly Jian?"

Wirianto Leng sedikit terkejut, dia langsung membelalakkan matanya, mata phoenixnya yang gelap sedikit terangkat, lalu dia segera berkata: "Aku akan menyuruh orang menyiapkannya."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: "Tidak perlu lagi, bukankah di sini hanya ada Paman Xu, tidak perlu merepotkannya..."

Selesai berbicara, Yuliana Jian tiba-tiba berhenti, dia menyadari dia benar-benar menjadi bodoh karena lama tinggal di desa kecil ini. Bagaimana dia bisa berpikir Wirianto Leng tidak membawa orang lain, dan hanya membiarkan Paman Xu seorang diri yang menemaninya tinggal di vila yang kosong ini?

Bukankah dulu Melly Jian pernah mengatakan begitu ada yang mendekati villa ini, mereka akan langsung diusir?

Pasti ada orang lain di sekitar Wirianto Leng yang melindunginya, mungkin takut akan menakuti dia dan Yuliana Jian , jadi Wirianto Leng menyuruh orang-orang itu bersembunyi.

Begitu memikirkan hal ini, Yuliana Jian langsung berkata dengan lembut, "Kalau kamu bilang begitu, maka harus merepotkanmu ."

Selesai berbicara, Yuliana Jian berjongkok di depan Melly Jian lalu bertanya sambil tersenyum: "Melly mau makan apa?"

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil bertanya dengan pelan, "Ayah mau makan apa?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya lalu berkata sambil tersenyum, "Aku tidak bisa makan makanan yang sama seperti kalian, aku harus jaga makan."

Melly Jian langsung berkata: "Kalau ayah harus jaga makan, Melly juga ikut jaga makan bersama ayah."

Begitu mendengar kata-kata Melly Jian, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan menghela nafas dengan tidak berdaya. Yuliana Jian benar-benar merasa sedikit sedih, dia yang selalu membesarkan Melly Jian, tapi baru bertemu dengan Wirianto Leng, Melly Jian sudah mulai mengambil hatinya. Dan Melly Jian yang selalu menganggap makan adalah hidupnya bahkan rela mengesampingkan makanan yang dia sukai demi menyenangkan Wirianto Leng .

Yuliana Jian berdeham: "Melly, saat menjaga makan banyak makanan lezat yang tidak bisa dimakan."

Yuliana Jian mendegus dan mengangguk, "Tidak apa-apa, Melly bukan anak yang rakus. Makan sedikit, sudah bisa membuat Melly merasa kenyang."

"Oh? Ternyata yang ibu besarkan sebelumnya adalah Melly yang palsu." Yuliana Jian menyipitkan matanya lalu berkata sambil tersenyum.

Karena kebohongannya dikuak oleh Yuliana Jian, wajah Melly Jian langsung memerah seperti apel merah. Melly Jian sedikit marah Yuliana Jian menguak kebohongannya. Dia mendengus kepada Yuliana Jian lalu dia bergegas berjalan ke sisi Wirianto Leng sambil berkata dengan pelan, "Ayah, ayo kita melukis bersama. Ibu sangat bodoh, dia bahkan tidak bisa melukis. "

Wirianto Leng menoleh melihat Yuliana Jian, Yuliana Jian terlihat sedang mengerutkan keningnya sambil menatap Melly Jian dengan tatapan tidak percaya. Wirianto Leng tidak bisa menahan diri untuk tertawa, lalu dia mengangguk kepada Melly Jian dan berkata kepadanya sambil tersenyum, "Ayo kita melukis di meja."

Melly Jian mengangguk sambil tersenyum dan mengangkat tangannya, tadinya dia ingin memegang tangan Wirianto Leng, tapi akhrinya dia menurunkan tangannya dengan takut-takut. Lalu Melly Jian berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan melompat-lompat ke meja seperti anak imut, saat dia mengambil buku catatan, dan membaliknya, Melly Jian langsung berseru, "Eh... semua adalah lukisan ibu. "

Saat mendengar kata-kata Melly Jian, Yuliana Jian baru mengingat isi buku catatan itu adalah lukisan dirinya yang digambar oleh "Tuan Zhu".

Yuliana Jian terkekeh sambil menoleh ke arah Wirianto Leng, Wirianto Leng langsung berdeham dan berjalan ke sisi Melly Jian dan menutup buku catatan itu sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan suara pelan: "Jangan melihat ini, aku akan mengambilkan kertas baru untukmu. "

Melly Jian langsung mengangkat tangannya dan bertepuk tangan: "Baik, bagus sekali."

Yuliana Jian melirik Melly Jian sebentar, dia yang membesarkan Melly dia tahu betul Melly adalah yang anak seperti apa. Karena kehilangan kasih sayang ayahnya terlalu lama, saat Melly Jian menemukan Wirianto Leng , dia tidak bisa menahan diri dan berusaha menyenangkan Wirianto Leng. Meskipun Melly Jian takut kepada Wirianto Leng, Melly Jian juga akan berusaha mendekati Wirianto Leng .

Tetapi persyaratannya adalah ibunya ada di lokasi dan memberikan rasa aman yang cukup kepada Melly Jian. Kalau dia meninggalkan Melly Jian, Melly Jian mungkin tidak berani terus tinggal di sini karena takut kepada Wirianto Leng. Ternyata benar, begitu Yuliana Jian berjalan beberapa langkah, Melly Jian langsung bertanya dengan panik: "Ibu, mau kemana? Ibu tidak datang melihat Ayah dan Melly melukis?"

Yuliana Jian berjalan ke meja sambil tersenyum, dan berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Aku baru akan datang dan melihat baik-baik bagaimana lukisan Melly dan Ayah."

Selesai berbicara, Yuliana Jian duduk di kursi di samping meja sambil tersenyum, lalu dia mengangguk kepada Melly Jian , dan bertanya sambil tersenyum: "Jangan takut, Ibu ada di sampingmu."

Melly Jian langsung mendekati Yuliana Jian : "Ibu, kamu yang terbaik."

Yuliana Jian mengangguk dengan lembut: "Benar, sekarang kamu baru tahu mengambil hati ibu, sudah terlambat, ibu sudah sedih. Hatiku sangat dingin, sangat sedih ... dulu saat Melly bersama ibu selalu berebut makan lezat dengan ibu. Tapi begitu ada ayah Melly langsung berubah menjadi anak baik? "

Melly Jian langsung tersenyum dan melompat ke hadapan Yuliana Jian, dia memeluk dada Yuliana Jian lalu berkata sambil tersenyum: "Ibu jangan sedih, Melly akan menghangatkan ibu."

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, "Hmm, begini baru benar. Sudah, hati ibu sudah kembali hangat, cepat duduk yang baik dan bersiap untuk melukis."

Setelah kembali ke tempat duduknya, Melly Jian langsung mendongak melihat Wirianto Leng yang berdiri tidak jauh dari mereka, Wirianto Leng sedang memperhatikan Melly Jian dan Yuliana Jian .

Yuliana Jian langsung berteriak, "Ayah ... Ayah, cepat datang ke sini ..."

Wirianto Leng mengambil pena dan kertas kesana, lalu meletakkan pena dan kertas di hadapan Melly: "Kamu boleh melukis sesukamu. aku akan menyuruh orang memasak dan menyiapkan kamar kalian. Aku akan segera kembali."

Melly Jian mengangguk dan berkata sambil terkekeh, "Kalau begitu Ayah cepat kembali."

Yuliana Jian tersenyum dan menatap Wirianto Leng, lalu dia mengangguk. Setelah itu Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dia mengambil pena dan kertas lalu berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Oke, sekarang kamu bisa melukis."

Melly Jian mendengus, setelah itu dia mengambil pulpen dan mengerutkan bibirnya, lalu dia mulai melukis sembarangan di atas kertas. Yuliana Jian tahu Melly Jian tidak suka melukis. Ketika Melly Jian mulai melukis di atas kertas, ekspresi wajah Melly Jian terlihat kesulitan.

Ketika Wirianto Leng kembali ke tempat duduknya, dia juga mengambil pena dan dengan cepat membuat sketsa untuk Melly Jian .

Melihat gadis kecil di atas kertas yang terlihat seperti dia, Melly Jian langsung tersenyum dan berkata, "Bukankah ini Melly?"

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum, "Ini Melly."

Selesai berbicara, Wirianto Leng menarik napas panjang, lalu sambil tersenyum dia menyentuh kaki kirinya dengan lembut .

Yuliana Jian bergegas bertanya: "Kakimu sakit?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tidak, kakiku baik-baik saja."

Melihat Wirianto Leng terlihat sedang memaksakan diri, Yuliana Jian berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Melly, kita istirahat sebentar."

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu