Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 205 Tinggallah
Wirianto Leng menghela nafas panjang, lalu kembali membuka keran dan mulai menggosok tangannya, sepertinya dia ingin mencoba membersihkan bau darah di tangannya. Karena Wirianto Leng menggosok tangannya terlalu kuat, tangannya terluka, dan ada sedikit darah yang keluar.
Yuliana Jian bergegas mengangkat tangannya untuk menghentikan Wirianto Leng, dia mengerutkan kening dan berkata, "Berhenti! Apa yang sedang kamu lakukan? Jangan sakiti dirimu."
Ketika Wirianto Leng berhenti, Yuliana Jian langsung menurunkan suaranya dan bertanya, "Ada yang salah dengan keadaanmu sekarang. Apakah kamu pernah memeriksakan diri ke psikolog?"
Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum dengan tidak berdaya: "Dengan posisiku sekarang, aku tidak bisa meminta bantuan kepada siapa pun, aku tidak bisa mempercayai siapa pun. Kalau tidak percaya kepada psikolog, bagaimana dia bisa menyembuhkan penyakitku?"
Selesai berbicara, Wirianto Leng kembali meletakkan tangannya di bawah keran dan menggosoknya dengan kuat. Yuliana Jian bergegas menghampirinya, dia mengangkat tangannya untuk menghentikan tangan Wirianto Leng . Lalu dia berkata sambil menghela napas panjang: "Jangan begini."
Dalam hati Yuliana Jian juga membenci Wirianto Leng, Yuliana Jian tahu dia tidak akan pernah melupakan apa yang pernah Wirianto Leng lakukan kepadanya, semua kebohongan yang pernah dia alami. Tetapi ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng seperti ini, dia tidak bisa menahan diri, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menghentikannya
Yuliana Jian mengenggam tangan Wirianto Leng, tangannya menutupi tangan Wirianto Leng, lalu dia berkata dengan suara berat: "Sekarang aku sudah menyentuhmu, tapi tidak ada apa-apa. Kalau ada darah di tangannmu maka aku yang hidup tenang selama beberapa tahun ini juga akan berdosa. "
Begitu mendengar kata-kata Yuliana Jian , Wirianto Leng langsung tenang, dia menoleh, dan menatap Yuliana Jian.
Lalu Wirianto Leng menundukkan kepalanya dengan perlahan-lahan dan memandangi tangan Yuliana Jian . Dia membalikkan tangannya mencoba memegang tangan Yuliana Jian. Tapi Yuliana Jian segera menarik tangannya, sambil mengenyritkan dahi dia berkata kepada Wirianto Leng dengan suara berat, "Aku sarankan kamu pergi menemui psikolog."
“Aku tidak mempercayai mereka, bagaimana bisa mengobatiku?” Wirianto Leng berkata dengan suara berat.
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Apakah tidak ada yang bisa kamu percayai?"
Wirianto Leng mengangguk dan langsung berkata, "Ada."
Yuliana Jian sedikit mengernyit, dan segera bertanya: "Siapa? Kamu cari dia, dia pasti bisa membantumu."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian lalu dengan perlahan dan serius dia berkata: "Kamu ... aku percaya padamu ... aku hanya percaya padamu."
"Wirianto Leng kamu ..." Yuliana Jian mengerutkan kening, menatap Wirianto Leng .
Ketika Yuliana Jian hendak berbicara, dia tiba-tiba melihat Melly Jian berjalan ke kamar mandi. Kedua mata Melly Jian memandangi Yuliana Jian dan Wirianto Leng secara bergantian, lalu dia bertanya dengan suara rendah: "Ibu ... ... ada apa dengan kalian? Apakah kalian bertengkar? "
"Tidak, ibu sedang membahas sesuatu dengan ayah," kata Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian kembali memandang Wirianto Leng dengan hati-hati lalu dia bertanya dengan suara pelan, "Itu ... bolehkan aku memanggilmu ayah?"
Wirianto Leng mengangguk: "Tentu saja."
Melly Jian memanggil Wirianto Leng dengan suara pelan: "Ayah ..."
Lalu Melly Jian langsung berlari ke sisi Yuliana Jian dan meraih tangan Yuliana Jian sambil berbisik, "Ibu, aku lapar, kapan kita makan?"
Yuliana Jian mengerutkan kening sembari menepuk kepalanya. Otaknya benar-benar sudah kacau, dia bahkan lupa memasak untuk Melly Jian.
Yuliana Jian bergegas berkata, "Baiklah, aku akan memasak untukmu sekarang."
Selesai berbicara, Yuliana Jian menoleh melihat Wirianto Leng. Saat Yuliana Jian hendak memberi tahu Wirianto Leng dia akan membawa Melly Jian pulang. Yuliana Jian tiba-tiba melihat telapak tangan Wirianto Leng yang terluka.
Yuliana Jian hanya bisa menghela nafas panjang lalu bertanya dengan lembut kepada Wirianto Leng : "Apakah kamu sudah menyiapkan kamar untuk aku dan Melly Jian?"
Wirianto Leng sedikit terkejut, dia langsung membelalakkan matanya, mata phoenixnya yang gelap sedikit terangkat, lalu dia segera berkata: "Aku akan menyuruh orang menyiapkannya."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: "Tidak perlu lagi, bukankah di sini hanya ada Paman Xu, tidak perlu merepotkannya..."
Selesai berbicara, Yuliana Jian tiba-tiba berhenti, dia menyadari dia benar-benar menjadi bodoh karena lama tinggal di desa kecil ini. Bagaimana dia bisa berpikir Wirianto Leng tidak membawa orang lain, dan hanya membiarkan Paman Xu seorang diri yang menemaninya tinggal di vila yang kosong ini?
Bukankah dulu Melly Jian pernah mengatakan begitu ada yang mendekati villa ini, mereka akan langsung diusir?
Pasti ada orang lain di sekitar Wirianto Leng yang melindunginya, mungkin takut akan menakuti dia dan Yuliana Jian , jadi Wirianto Leng menyuruh orang-orang itu bersembunyi.
Begitu memikirkan hal ini, Yuliana Jian langsung berkata dengan lembut, "Kalau kamu bilang begitu, maka harus merepotkanmu ."
Selesai berbicara, Yuliana Jian berjongkok di depan Melly Jian lalu bertanya sambil tersenyum: "Melly mau makan apa?"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil bertanya dengan pelan, "Ayah mau makan apa?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya lalu berkata sambil tersenyum, "Aku tidak bisa makan makanan yang sama seperti kalian, aku harus jaga makan."
Melly Jian langsung berkata: "Kalau ayah harus jaga makan, Melly juga ikut jaga makan bersama ayah."
Begitu mendengar kata-kata Melly Jian, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan menghela nafas dengan tidak berdaya. Yuliana Jian benar-benar merasa sedikit sedih, dia yang selalu membesarkan Melly Jian, tapi baru bertemu dengan Wirianto Leng, Melly Jian sudah mulai mengambil hatinya. Dan Melly Jian yang selalu menganggap makan adalah hidupnya bahkan rela mengesampingkan makanan yang dia sukai demi menyenangkan Wirianto Leng .
Yuliana Jian berdeham: "Melly, saat menjaga makan banyak makanan lezat yang tidak bisa dimakan."
Yuliana Jian mendegus dan mengangguk, "Tidak apa-apa, Melly bukan anak yang rakus. Makan sedikit, sudah bisa membuat Melly merasa kenyang."
"Oh? Ternyata yang ibu besarkan sebelumnya adalah Melly yang palsu." Yuliana Jian menyipitkan matanya lalu berkata sambil tersenyum.
Karena kebohongannya dikuak oleh Yuliana Jian, wajah Melly Jian langsung memerah seperti apel merah. Melly Jian sedikit marah Yuliana Jian menguak kebohongannya. Dia mendengus kepada Yuliana Jian lalu dia bergegas berjalan ke sisi Wirianto Leng sambil berkata dengan pelan, "Ayah, ayo kita melukis bersama. Ibu sangat bodoh, dia bahkan tidak bisa melukis. "
Wirianto Leng menoleh melihat Yuliana Jian, Yuliana Jian terlihat sedang mengerutkan keningnya sambil menatap Melly Jian dengan tatapan tidak percaya. Wirianto Leng tidak bisa menahan diri untuk tertawa, lalu dia mengangguk kepada Melly Jian dan berkata kepadanya sambil tersenyum, "Ayo kita melukis di meja."
Melly Jian mengangguk sambil tersenyum dan mengangkat tangannya, tadinya dia ingin memegang tangan Wirianto Leng, tapi akhrinya dia menurunkan tangannya dengan takut-takut. Lalu Melly Jian berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan melompat-lompat ke meja seperti anak imut, saat dia mengambil buku catatan, dan membaliknya, Melly Jian langsung berseru, "Eh... semua adalah lukisan ibu. "
Saat mendengar kata-kata Melly Jian, Yuliana Jian baru mengingat isi buku catatan itu adalah lukisan dirinya yang digambar oleh "Tuan Zhu".
Yuliana Jian terkekeh sambil menoleh ke arah Wirianto Leng, Wirianto Leng langsung berdeham dan berjalan ke sisi Melly Jian dan menutup buku catatan itu sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan suara pelan: "Jangan melihat ini, aku akan mengambilkan kertas baru untukmu. "
Melly Jian langsung mengangkat tangannya dan bertepuk tangan: "Baik, bagus sekali."
Yuliana Jian melirik Melly Jian sebentar, dia yang membesarkan Melly dia tahu betul Melly adalah yang anak seperti apa. Karena kehilangan kasih sayang ayahnya terlalu lama, saat Melly Jian menemukan Wirianto Leng , dia tidak bisa menahan diri dan berusaha menyenangkan Wirianto Leng. Meskipun Melly Jian takut kepada Wirianto Leng, Melly Jian juga akan berusaha mendekati Wirianto Leng .
Tetapi persyaratannya adalah ibunya ada di lokasi dan memberikan rasa aman yang cukup kepada Melly Jian. Kalau dia meninggalkan Melly Jian, Melly Jian mungkin tidak berani terus tinggal di sini karena takut kepada Wirianto Leng. Ternyata benar, begitu Yuliana Jian berjalan beberapa langkah, Melly Jian langsung bertanya dengan panik: "Ibu, mau kemana? Ibu tidak datang melihat Ayah dan Melly melukis?"
Yuliana Jian berjalan ke meja sambil tersenyum, dan berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Aku baru akan datang dan melihat baik-baik bagaimana lukisan Melly dan Ayah."
Selesai berbicara, Yuliana Jian duduk di kursi di samping meja sambil tersenyum, lalu dia mengangguk kepada Melly Jian , dan bertanya sambil tersenyum: "Jangan takut, Ibu ada di sampingmu."
Melly Jian langsung mendekati Yuliana Jian : "Ibu, kamu yang terbaik."
Yuliana Jian mengangguk dengan lembut: "Benar, sekarang kamu baru tahu mengambil hati ibu, sudah terlambat, ibu sudah sedih. Hatiku sangat dingin, sangat sedih ... dulu saat Melly bersama ibu selalu berebut makan lezat dengan ibu. Tapi begitu ada ayah Melly langsung berubah menjadi anak baik? "
Melly Jian langsung tersenyum dan melompat ke hadapan Yuliana Jian, dia memeluk dada Yuliana Jian lalu berkata sambil tersenyum: "Ibu jangan sedih, Melly akan menghangatkan ibu."
Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, "Hmm, begini baru benar. Sudah, hati ibu sudah kembali hangat, cepat duduk yang baik dan bersiap untuk melukis."
Setelah kembali ke tempat duduknya, Melly Jian langsung mendongak melihat Wirianto Leng yang berdiri tidak jauh dari mereka, Wirianto Leng sedang memperhatikan Melly Jian dan Yuliana Jian .
Yuliana Jian langsung berteriak, "Ayah ... Ayah, cepat datang ke sini ..."
Wirianto Leng mengambil pena dan kertas kesana, lalu meletakkan pena dan kertas di hadapan Melly: "Kamu boleh melukis sesukamu. aku akan menyuruh orang memasak dan menyiapkan kamar kalian. Aku akan segera kembali."
Melly Jian mengangguk dan berkata sambil terkekeh, "Kalau begitu Ayah cepat kembali."
Yuliana Jian tersenyum dan menatap Wirianto Leng, lalu dia mengangguk. Setelah itu Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dia mengambil pena dan kertas lalu berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Oke, sekarang kamu bisa melukis."
Melly Jian mendengus, setelah itu dia mengambil pulpen dan mengerutkan bibirnya, lalu dia mulai melukis sembarangan di atas kertas. Yuliana Jian tahu Melly Jian tidak suka melukis. Ketika Melly Jian mulai melukis di atas kertas, ekspresi wajah Melly Jian terlihat kesulitan.
Ketika Wirianto Leng kembali ke tempat duduknya, dia juga mengambil pena dan dengan cepat membuat sketsa untuk Melly Jian .
Melihat gadis kecil di atas kertas yang terlihat seperti dia, Melly Jian langsung tersenyum dan berkata, "Bukankah ini Melly?"
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum, "Ini Melly."
Selesai berbicara, Wirianto Leng menarik napas panjang, lalu sambil tersenyum dia menyentuh kaki kirinya dengan lembut .
Yuliana Jian bergegas bertanya: "Kakimu sakit?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tidak, kakiku baik-baik saja."
Melihat Wirianto Leng terlihat sedang memaksakan diri, Yuliana Jian berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Melly, kita istirahat sebentar."
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriLove and Trouble
Mimi XuYama's Wife
ClarkCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCutie Mom
AlexiaMy Lifetime
DevinaThat Night
Star AngelCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia