Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 402 Aku sangat mencintaimu

Meskipun Yuliana Jian mengatakan demikian, tapi saat Yuliana Jian berbaring di kursi, dia masih melihat ke arah punggung Wirianto Leng. Daerah di sekitarnya penuh wewangian bunga yang samar, kalau melihat keatas sedikit, Yuliana Jian dapat melihat lautan bunga kuning yang tak berujung. Yuliana Jian tidak perlu melihat pun sudah bisa menebak betapa indahnya pemandangan itu.

Tetapi Yuliana Jian tidak memiliki harapan untuk melihat pemandangan di sampingnya.Yuliana Jian hanya tersenyum dan melihat ke punggung Wirianto Leng. Yuliana Jian tahu kalau dia adalah penggemar Wirianto Leng, tapi sekarang Yuliana Jian menyadari kalau dia benar-benar terobsesi dengan Wirianto Leng sampai dia sendiri pun takut.

"Ini semua karena dia terlalu tampan.” Yuliana Jian sedikit mengernyit dan berkata dengan suara rendah, seperti sedikit mengeluh.

Wirianto Leng tidak menoleh, dan tersenyum sambil memanggang daging dan bertanya, "Apa yang kamu katakan?"

Yuliana Jian berbaring di kursi, menggelengkan kepalanya, tersenyum dan menutup matanya: "Aku tidak mengatakan apa-apa, kalau tidak kamu akan menjadi sok."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia bersandar di kursi malas. Angin sepoi-sepoi bertiup di wajah Yuliana Jian, dan wajah Yuliana Jian masih tersenyum. Sampai ciuman lembut jatuh di wajah Yuliana Jian, dia baru tersenyum dan membuka matanya.

Begitu dia membuka matanya, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng di depannya, Wirianto Leng memegang beberapa tusuk sate di tangannya dan tersenyum sambil berkata kepadanya: "Kenapa? Pas tidur kok masih senyum-senyum. "

Yuliana Jian segera mengangkat tangannya dan membelai pipinya, lalu tersenyum dan bertanya, “Masa? Aku daritadi senyum? Oh, aku benar-benar khawatir kalau aku tersenyum terus, nanti kerutan mukaku semakin dalam. "

Wirianto Leng tersenyum dan menundukkan kepalanya, mencium sudut mulut Yuliana Jian dengan ringan, dan berkata sambil tersenyum, "Jangan takut, masih ada aku yang akan menua denganmu."

Wirianto Leng tersenyum, lalu mencium bibir Yuliana Jian lagi, dan bertanya dengan suara rendah, "Gimana? Apa mau terus ku cium?"

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, mengangkat kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum, "Begini sudah oke."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera meraih tusuk sate di tangan Wirianto Leng: "Yang ini lebih harum dari sate tadi, biar aku coba yang ini."

Wirianto Leng segera memberikan sate di tangannya kepada Yuliana Jian, Yuliana Jian menggigit dan segera tersenyum dan mengangguk: "Ya, ini benar-benar rasanya enak."

Yuliana Jian sambil berbicara dan menyodongkan sate itu ke mulut Wirianto Leng, sedikit memiringkan kepalanya, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu juga coba."

Wirianto Leng mengangguk, menggigit tusuk sate, lalu tersenyum dan mengangguk: "Wah, ini benar-benar enak, tampaknya aku sangat ahli."

Yuliana Jian segera bangun, berjalan ke panggangan, mengambil tusuk sate, dan berkata sambil tersenyum: "Aku akhirnya bisa makan puas, aku benar-benar lapar."

Yuliana Jian benar-benar lapar dan dengan cepat makan sepiring besar barbekyu. Melihat Yuliana Jian bersiap untuk mengambil sate yang baru dipanggang, Wirianto Leng segera mengangkat tangannya untuk menghentikan Yuliana Jian, dengan serius: "Kamu tidak boleh makan lagi, lambung mu tidak bagusk, kalau kamu makan lagi, nanti malam pasti akan sakit. "

Yuliana Jian mengerutkan bibirnya dan bertanya dengan suara rendah, "Apa benar-benar tidak boleh terus makan? Bolehkah aku makan sedikit lebih banyak? Aku hanya makan sedikit ... gimana?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan mengerutkan kening: "Tidak, kamu mau manja pun tidak boleh."

Yuliana Jian memeluk bahunya dan menatap Wirianto Leng, dan bertanya tanpa daya: "hah, apa kamu benar-benar tidak berperasaan?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Jika kamu tidak tahan, kamu boleh pergi ke mobil dulu, bagaimanapun, kita sudah mau pergi. Sudah gelap, kita sebaiknya bergegas ke kota berikutnya dan menemukan hotel, tidak boleh tidur di mobil terus, Setidaknya kita butuh tempat untuk mandi. "

Yuliana Jian mengangkat tangannya, mencium pakaiannya, "Yah, benar-benar harus mandi, aku sudah berbau punya baunya, kamu masih belum tidak peduli dengan ku."

Wirianto Leng tersenyum dan berjalan, mencium bibir Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Apa kamu sudah tahu betapa aku mencintaimu sekarang?"

Yuliana Jian tersenyum dan bersandar pada Wirianto Leng, sedikit memiringkan kepalanya: "Kamu sekarang benar-benar suka menyatakan cintamu ya? Jangan-jangan kamu sengaja hanya untuk menggoda ku ya?"

Wirianto Leng mengangguk ringan: "Kalau memang begitu, aku akan terus bekerja keras untuk menyatakan cintaku kepadamu, tapi kamu harus dengerin aku, kamu kembali ke mobil dulu."

Yuliana Jian mengangguk, lalu tersenyum dan berbalik dan masuk ke mobil. Tak lama, Wirianto Leng juga masuk ke dalam mobil. Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Aku akan menjadi supir kali ini dan aku akan menemukan hotel yang bagus buat kita."

Yuliana Jian tersenyum, melihat Wirianto Leng mengangguk dengan ringan, Yuliana Jian segera menyalakan mobil. Tapi Yuliana Jian tidak terbiasa dengan kondisi jalan di sini.Yuliana Jian mengendarai mobil sampai langitnya gelap, tapi masih tidak bisa menemukan tempat untuk beristirahat. Akhirnya, Yuliana Jian menjadi sedikit cemas, dan bertanya dengan panik: "Wirianto, apakah kamu tahu apa ada tempat untuk beristirahat di daerah ini?"

"Aku juga baru ke sini untuk pertama kalinya. Bagaimana aku bisa tahu di mana ada tempat untuk beristirahat?" Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan tersenyum.

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, memicingkan matanya, dan menggelengkan kepalanya: "Tidak, kamu pasti tahu, ayo cepat bilang, tatapanmu sudah mengkhianati kamu, kamu pasti tahu. Kamu memiliki tim kecil yang mengikuti di belakang, bukan? Ayo jangan bercanda, Tadi pas kamu bilang soal mandi, aku baru menyadari kalau aku belum mandi selama dua hari dan aku sudah bau. Kalau hari ini tidak mandi, aku pasti tidak akan bisa tidur nanti malam. "

Sambil berbicara Yuliana Jian memarkir mobil di sisi jalan, membuat ekspresi kasihan, dan dengan tampang menangis di wajahnya, berbisik: "Tolong beritahu aku."

“Baiklah, belok kiri di depan, ada hotel sumber air panas,” kata Wirianto Leng sambil tersenyum.

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, dan kemudian langsung tertawa: "Wah, kamu masih mau memberitahuku, kupikir kamu tidak akan pernah memberitahuku, hanya menggodaku seperti itu. Oke, ayo pergi ke hotel sumber air panas dan akhirnya bisa mandi dengan tenang. "

Yuliana Jian berkata, dan menyalakan mobil. Tetapi karena Yuliana Jian terlalu bersemangat dan sedikit buru-buru saat menyalakan mobil, Wirianto Leng segera menekan setir di tangan Yuliana Jian dan berkata dengan tergesa-gesa, "Jangan buru-buru, pelan-pelan saja. "

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, dengan hati-hati menyalakan mobil, berbalik dan melirik Wirianto Leng, tersenyum dan bertanya, "Gimana, apa ini oke?"

Melihat Wirianto Leng mengangguk, Yuliana Jian ​​tersenyum dan terus menyetir. Saat mengemudi mobil, Yuliana Jian menyipitkan matanya dan berkata sambil tersenyum: "Kalau ada seafood pasti enak, berendam air panas sambil makan seafood paling memuaskan."

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu