Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, lalu dia membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Tidak, apa yang kamu lakukan sangat baik."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil sedikit mengernyitkan dahinya lalu dia memiringkan kepalanya dengan tidak percaya, dan bertanya dengan lembut, "Benarkah?"
Wirianto Leng mengangguk, sambil membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Tentu saja, kelihatannya aku tidak salah memberikan anjing peliharaan ini untukmu."
Yuliana Jian menoleh dan menatap Wirianto Leng setelah itu dia mengangguk sambil tersenyum: "Hmm, tidak salah, dia benar-benar imut..."
Selesai berbicara, Yuliana Jian langsung menoleh untuk melihat anak anjing yang sedang tertidur, lalu dia tersenyum dan menopang dagunya, sambil berkata dengan suara rendah, "Tapi, alasan utamanya adalah karena nama yang aku berikan bagus."
Wirianto Leng mengangguk dengan tidak berdaya: "Hmm, namanya memang sangat bagus."
Yuliana Jian tersenyum lalu mencondongkan tubuhnya dan mencium sudut bibir Wirianto Leng, lalu dia berkata dengan serius: "Mulai besok ajari aku membuat kudapan manis dan spagheti. Aku ingin pulang dan bertemu dengan kedua anakku. Kita juga akan membawa Ace pulang bersama kita ... "
Wirianto Leng mengangguk, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Mereka pasti akan sangat senang saat melihat ada anak anjing."
Yuliana Jian tidak bisa menahan tawanya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tertawa: "Kupikir kamu akan mengatakan mereka akan sangat senang melihatku, tapi kamu malah mengatakan mereka akan sangat senang saat melihat anak anjing, kamu bisa berbicara atau tidak?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan suara rendah, "Mereka tidak hanya akan merasa senang saat bertemu denganmu... Kamu sudah lama meninggalkan mereka, aku juga sudah lama meninggalkan mereka, kalau kita benar-benar bertemu kembali, seharusnya akan ada banyak perasaan yang lain. "
Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya, setelah itu dia mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng. Kemudian dia menggigit bibirnya lalu mengangguk perlahan dan berkata: "Iya, saat ini aku merasa sangat bersalah kepada dua anak kita... aku tidak hanya membuat mereka hampir kehilangan ibu mereka, tetapi juga membuat mereka hampir kehilangan ayah mereka ..."
Wirianto Leng mengangkat tangannya memeluk Yuliana Jian lalu dia berkata dengan lembut, "Kamu jangan menanggung kesalahanku juga. Ada beberapa hal adalah pilihanku. Kamu jangan membantuku menanggung semuanya. "
Yuliana Jian mengatupkan bibirnya, lalu dia bersandar di bahu Wirianto Leng dan memejamkan matanya dengan erat. Setiap dia berpikir akan bertemu dengan kedua anaknya, dia akan merasa gugup hingga tangannya tidak berhenti gemetar, dia merasa gugup seolah-olah akan menghadapi sebuah wawancara penting.
Keesokan harinya, begitu bangun, Yuliana Jian mendorong Wirianto Leng yang berada di sampingnya sambil memanggilnya: "Hei ... bangun, bangun dan ajari aku membuat kue."
Wirianto Leng membuka matanya dengan perlahan, lalu dia disambut oleh celemek yang dilemparkan ke wajahnya. Wirianto Leng menurunkan celemek dari wajahnya, dia menggosok matanya sambil menguap setelah itu dia memakai celemek itu dan bangun dari tempat tidur: "Apakah perlu sepagi ini ..."
Tadinya Wirianto Leng berbicara sambil berjalan keluar dari kamar, tetapi ketika Wirianto Leng keluar, dia melihat seluruh dapur kecil itu sangat berantakan, tepung yang berwarna putih bertaburan di mana-mana. Wajah Yuliana Jian kotor dan dia tidak berhenti menguleni adonan.
Wirianto Leng langsung mengerutkan kening: "Ini ... ada apa ini?"
Yuliana Jian menyeka wajahnya dan berkata tanpa mendongak, "Aku mencoba belajar membuat kue sendiri."
Wirianto Leng langsung memegang dahinya, dan menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Kupikir kamu membuat patung. Kenapa kamu menggunakan begitu banyak tepung?"
Yuliana Jian mengangkat kepalanya menatap Wirianto Leng : "Aku mengikuti langkah-langkah yang kamu gunakan saat aku melihatmu membuat kue sebelumnya. Aku lihat kamu sedang tidur dengan nyenyak, jadi aku tidak ingin mengganggumu. Tapi ... Tapi entah mengapa ... kue yang aku buat selalu sedikit berbeda ... kalau tidak terlalu keras maka terlalu lembek. "
Wirianto Leng berusaha menahan tawanya dan menatap Yuliana Jian sambil bertanya dengan lembut, "Apakah kamu tahu ada banyak jenis tepung? Ada tepung protein rendah dan tepung protein tinggi ..."
Saat mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengerutkan keningnya: "Apa? Kenapa tepung ada banyak jenis?"
Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian lalu dia berkata sambil tersenyum: "Bukankah dulu kamu membuka toko kudapan manis? Kenapa kamu tidak tahu hal ini?"
“Saat itu, aku hanya bertugas menjamu tamu, dan aku sama sekali tidak mengurusi hal ini.” Yuliana Jian mengerutkan kening dengan sedih: “Aku pikir setelah menuangkan tepung dan menguleninya akan menjadi kue ...”
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, lalu dia menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya: "Membuat kue tidak boleh dilakukan terburu-buru, aku akan membuat sarapan dulu. Setelah sarapan, kita baru belajar dengan perlahan-lahan. Dan saat ini kamu masih sakit, kamu tidak boleh kelelahan, apakah kamu mengerti? "
Yuliana Jian mengerutkan sudut mulutnya, lalu dia mengangguk dengan perlahan, dan berkata dengan suara rendah, "Aku tahu ... tapi aku ..."
Wirianto Leng menjulurkan jarinya lalu mengayunkannya di hadapan Yuliana Jian sambil berkata dengan tegas: "Tidak ada tapi-tapian... pertama-tama cuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu, lalu sarapan ..."
Ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng sangat serius, dia hanya bisa pergi mencuci muka dan menyikat giginya. Setelah mereka sarapan dan mulai belajar membuat kue, performa Yuliana Jian benar-benar menguji perasaan Wirianto Leng terhadapnya.
Yuliana Jian belajar dengan sangat serius, tetapi dia terlalu gugup, mengakibatkan kue buatannya sangat kacau. Setelah sibuk seharian, akhirnya dia menghasilkan sebuah kue setengah jadi. Wirianto Leng menatap kue setengah jadi itu, lalu menatap Yuliana Jian dengan raut wajah gugup. Setelah mencicipi kue buatannya, Wirianto Leng menghela napas panjang.
Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan bertanya dengan gugup, "Bagaimana? Apakah sangat tidak enak? Apakah sangat sulit untuk diterima?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya: "Tidak, rasanya lumayan, aku menghela nafas, karena ternyata aku sangat menyukaimu ..."
Wajah Yuliana Jian memerah, dan dia menunjukkan raut wajah tersipu malu: "Kenapa tiba-tiba kamu mengatakan hal ini? Apakah memakan kue buatanku membuatmu sangat terharu?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya lalu berkata dengan serius: "Bukan terharu, tetapi ketika aku mengajarimu hari ini, aku terus berpikir, kalau yang aku ajari bukan kamu tapi orang lain, meskipun aku sudah mengulanginya berkali-kali tapi masih salah mengikuti langkah-langkah dan takarannya, aku akan benar-benar mengangkat meja dan membalikkannya dan berjalan pergi. "
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya lalu berkata dengan suara pelan, "Apakah performaku sangat mengecewakanmu?"
Wirianto Leng tersenyum: "Bukan kecewa, tapi menguji kesabaranku. Ada beberapa kali aku benar-benar hampir memarahimu. Kenapa seseorang yang biasanya begitu pintar saat membuat kue malah berubah menjadi bodoh seperti ini? Kalau kecewa, aku lebih kecewa pada diriku. Tadinya aku pikir aku bisa sangat toleran terhadapmu, tapi aku tidak menyangka hanya karena masalah kecil aku berada di ambang melampiaskan kemarahan terhadapmu. "
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan curiga: "Karena aku membuatmu sangat marah, bagaimana kamu menahannya?"
"Meskipun aku merasa sangat kesal melihatmu memasak asal-asalan. Tapi melihat kamu yang terlihat bodoh membuatku merasa kamu sangat imut." Wirianto Leng tidak bisa menahan senyumannya dan berkata, "Kalau hari ini kamu merasa sangat gugup, lihatlah ekspresiku wajahku, kamu pasti akan merasa ekspresi wajahku sangat menarik. Perubahan antara di ambang kemarahan dan tersenyum dengan kesemsem. "
Yuliana Jian tidak bisa menahan tawanya, dia mendekati Wirianto Leng lalu mencium sudut bibir Wirianto Leng, setelah itu dia berkata sambil tersenyum: “Kalau begitu bukankah aku harus memberikan sedikit motivasi untukmu, supaya besok kamu bisa lebih bersabar terhadapku? "
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya: "Kalau motivasinya adalah ciuman ini, sepertinya masih kurang..."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum, setelah itu dia mendekatinya dengan perlahan lalu mengangkat kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng. Kemudian Yuliana Jian berkata sambil merendahkan suaranya, "Bagaimana dengan ini?"
Wirianto Leng melangkah maju lalu menekan tubuh Yuliana Jian setelah itu dia berkata dengan suara serak, "Masih kurang ..."
Yuliana Jian tersenyum dan merangkul leher Wirianto Leng: "Kalau begitu kamu bisa meminta lebih ..."
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan menyentuh dada Yuliana Jian, tapi kemudian dia mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya: "Tidak, kamu belum pulih."
Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Ada banyak cara, belum tentu harus seperti itu."
Yuliana Jian berbicara, sambil menyentuh tubuh Wirianto Leng, Wirianto Leng langsung menahan tangan Yuliana Jian dan berkata dengan suara serak sambil menggelengkan kepalanya: "Tidak boleh ... Aku bisa tidak tahan, jangan menguji batasanku. Hari ini aku sudah menghabiskan pengendalian diriku."
Yuliana Jian hanya bisa mundur selangkah, dengan tatapan tidak percaya dia menggelengkan kepalanya menatap Wirianto Leng, lalu dia berkata dengan kagum: "Aku tidak menyangka CEO Leng kita memiliki pengendalian diri yang sangat hebat. Kamu benar-benar membuatku kagum. Melihat pengendalian dirimu yang sangat hebat, aku bisa merasa tenang. Besok kamu pasti masih bisa bersabar terhadapku. "
Wirianto Leng melirik Yuliana Jian lalu berkata dengan suara serak, "Yuliana, tahukah kamu? Kalau kamu selalu menggoda serigala lapar. Ketika tiba saatnya menagih hutang akan terjadi hal yang tidak diinginkan."
Begitu mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mendongkak untuk menatap wajah Wirianto Leng, dia melihat mata Wirianto Leng sedikit membara karena digoda olehnya. Yuliana Jian segera mundur selangkah ke belakang, dia menggenggam kedua lengannya, lalu dia mengerutkan keningnya dan menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan panik: "Ya Tuhan, tatapan matamu benar-benar menakutkan."
Wirianto Leng mengangkat alisnya, lalu dia mengerutkan keningnya menatap Yuliana Jian: "Bagus, kamu masih bisa takut, dan memiliki sedikit batasan. Aku juga seorang manusia, mungkin aku bisa bersabar dan tidak marah karena hal-hal bodoh yang kamu lakukan, tapi aku tidak bisa menahan hal semacam ini ... "
Yuliana Jian mengangguk dengan pelan, "Aku mengerti, kalau begitu malam ini aku akan tidur terpisah denganmu, aku tidak tahu kapan kamu akan menyerangku."
Selesai berbicara, Yuliana Jian bersiap untuk pindah ke kamar lain. Meskipun selama beberapa saat ini Yuliana Jian dan Wirianto Leng tidak melakukan hubungan intim, tapi Yuliana Jian dan Wirianto Leng beristirahat di kamar yang sama. Melihat Yuliana Jian bersiap untuk pergi, Wirianto Leng langsung memeluknya dari belakang lalu dia berbisik: "Jangan bercanda lagi, dibandingkan harus terpisah darimu, aku bisa menahan semuanya. "
Yuliana Jian berbalik dan menatap Wirianto Leng sambil tersenyum: "Selama ini, sudah menyusahkanmu."
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat, lalu dengan perlahan dia menundukkan kepalanya dan mengecup leher Yuliana Jian dengan lembut sambil berkata dengan lembut, "Tidak, tidak menyusahkan. Sebaliknya selama beberapa saat ini aku sangat bahagia. Dalam hidupku, hari-hari yang paling sulit adalah ketika aku terpisah darimu. Hari-hariku bersamamu saat ini mungkin bisa dikatakan hari-hari paling bahagia dalam hidupku. "
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyI'm Rich Man
HartantoThat Night
Star AngelHalf a Heart
Romansa UniverseMy Lifetime
DevinaMy Tough Bodyguard
Crystal SongUnplanned Marriage
MargeryMi Amor
TakashiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia