Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
Yuliana mendengar teriakan parau Sally, perlahan langkahnya berhenti, namun tidak menoleh, langsung berjalan keluar. Setelah kembali ke mobil, Yuliana termangu duduk di jok belakang, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak ingin kembali ke kantor, perusahaan adalah milik ayahnya, sekali dia kembali ke perusahaan dia akan merasa sedih. Dan apa yang akan dia sibukkan di kantor? Sebelumnya Yuliana begitu giat dan berusaha, adalah agar saat papanya sadar, bisa melihat perusahaan hasil perjuangan dirinya masih ada.
Namun sekarang papanya sudah tidak ada lagi, Yuliana tidak mempunyai tenaga untuk mengelola perusahaan. Michael juga sudah mati, dia tidak ada musuh lagi. Sally dan dirinya sudah putus hubungan, dia tidak punya anggota keluarga lagi.
Seumur hidup Yuliana sebelumnya dan saat ini selalu ada rencana yang cermat, waktu kecil rajin belajar, agar bisa lulus ujian masuk universitas elite. Setelah lulus ujian masuk universitas, berusaha keras bergaul dengan berbagai jaringan masyarakat sosial, demi untuk membantu ayahnya membagi beban tanggung jawab perusahaan.
Tetapi sekarang apa yang harus dia kerjakan? Apa yang bisa dia kerjakan?
Tangan Yuliana yang dingin digenggam erat oleh Wirianto, Yuliana baru tiba-tiba seperti tersadar dari mimpi, mengangkat kepala melihat Wirianto. Dengan mata merah Yuliana melihat Wirianto : “Aku harus bagaimana selanjutnya?”
“Bukankah sudah sepakat? Aku akan membawamu ke luar negeri, untuk liburan. Kemudian tunggu sudah kembali baru pikirkan apa yang ingin dikerjakan, boleh?” kata Wirianto dengan suara rendah.
Yuliana mengangguk : “Baik……”
Selagi bicara, Yuliana menyandarkan diri pada bahu Wirianto, dan berbisik : “Aku nurut apa katamu.”
Wirianto mengusap pipi Yuliana, dan perlahan merangkul bahu Yuliana.
Sore itu juga Yuliana dan Wirianto naik pesawat, Wirianto yang menentukan tujuannya. Semangat Yuliana yang selalu lesu, tidak terlalu memperhatikan akan pergi kemana. Sebelumnya dia tidak ada niat untuk pergi liburan, namun saat dia sampai di bandara, mendadak muncul pikiran ingin segera meninggalkan tempat ini. Tidak peduli kemana, yang penting pergi dari sini, pergi dari tempat yang membuat dia kehilangan papanya.
Hingga saat turun dari pesawat dan naik lagi helikopter, Yuliana baru tahu dirinya datang ke sebuah pulau kecil di luar negeri, ini sepertinya bukan objek wisata yang terkenal. Sekarang di dunia ini, asalkan ada objek wisata yang terkenal, pasti akan dipenuhi oleh orang Tiongkok yang berkulit kuning dan bermata hitam. Namun di sini hanya beberapa orang Asia, Yuliana melihat ke sekeliling, dan hanya terdengar orang di sekitar berbicara bahasa Perancis, tetapi bangunan dan benda di sekitar tidak seperti di Perancis, sesaat Yuliana tidak bisa mengatakan ini di mana.
“Di sini bukan Perancis, ini di mana?” tanya Yuliana sedikit penasaran.
Wirianto membeli kalung bunga dari pinggir jalan dan memakaikannya pada Yuliana, dengan senyum berkata : “Di sini semula adalah tanah jajahan Perancis, jadi menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa resmi. Tetapi pulau kecil ini masih belum terbuka sepenuhnya, jadi tidak banyak orang yang tahu. Sebelumnya aku sudah membeli pulau ini, awalnya memang kepikiran untuk membukanya sebagai objek wisata. Pas kamu ke sini, sekalian lihat mana yang harus diperbaiki, kamu juga boleh mengajukan saran. Di bagian selatan aku menyisakan sedikit untuk pantai pribadi, kalau kamu merasa di sini terlalu ramai, kita boleh ke sana, tidak ada yang mengganggu. Kalau merasa bosan di sana, kita boleh tinggal sementara di sini.”
Yuliana tidak tahan dan mengernyitkan dahinya, tanpa daya berkata : “Kamu masih juga demi pekerjaan, baru datang ke sini.”
Dahi Wirianto mengernyit, mendesah pelan : “Biasanya aku sama sekali tidak ada kesempatan untuk berlibur, menginginkan tempat berlibur yang cocok tidak gampang. Dan kamu juga sudah pergi ke berbagai negara, kalau pergi lagi, mungkin akan mengungkit sebagian kenangan kamu. Setelah dipikir-pikir, hanya di sini, yang bisa membuat kamu mengabaikan masa lalu, pelan-pelan untuk pemulihan.”
Yuliana memegang kalung bunga yang Wirianto pakaikan di atas kepalanya, sinar matahari yang terang jatuh ke tangannya, menyinari tangan putihnya hingga berkilau. Yuliana menyipitkan mata : “Matahari di sini sangat bagus.”
“Matahari yang cerah, bisa membantu orang untuk melawan depresi yang ada di dalam hati.” Wirianto menoleh dan melihat Yuliana : “Di sini masih ada sauna, mau pergi lihat?”
Dengan bibir tersungging Yuliana menoleh ke arah Wirianto : “Sauna juga bisa membantu orang untuk melawan depresi?”
Wirianto tersenyum kecil dan mengangguk : “Sauna tidak bisa melawan depresi, namun setelah berendam sauna, lalu makan seafood, harusnya akan membuat orang merasa luar biasa nyaman. Kemudian tidur yang cukup, setelah bangun, pergi melihat laut. Laut di siang hari sangat menyilaukan mata, laut di malam hari yang hening bisa membuat hati orang menjadi tenang.”
Yuliana berkata : “Sepertinya kamu sudah merencanakan semuanya?”
Wirianto mengangguk : “Bisa dibilang sudah dipikirkan sejak awal, berharap bisa membuatmu lebih nyaman.”
Yuliana menggandeng tangan Wirianto : “Kalau begitu aku turut apa katamu, pergi rendam sauna dulu, lagipula aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”
Namun, Yuliana dan Wirianto tiba di tempat sauna, baru menyadari ternyata mereka berdua sauna bersama. Yuliana dengan canggung membuka jubah mandinya : “Kita satu sauna?”
Wirianto turun dulu, membelakangi Yuliana : “Kalau kamu merasa malu, aku tidak akan melihatmu, awalnya tidak berniat satu sauna denganmu. Namun orang di pulau sekarang sangat sedikit, kalau aku berpisah denganmu, aku kuatir jika kamu sendirian akan merasa kesepian.”
Jika Yuliana dan Wirianto masih belum terjadi hubungan, kemungkinan Yuliana akan mengira Wirianto mempunyai maksud tersembunyi. Namun hubungan yang harus terjadi pada mereka sudah terjadi, Yuliana hanya menyunggingkan senyum, kemudian membuka jubah mandi dan berjalan turun ke kolam sauna.
Lalu dengan suara kecil Yuliana berkkata : “Kamu tidak usah membelakangi aku lagi, lagipula apa yang mesti kamu lihat sudah pernah dilihat olehmu.”
Wiranto baru berpaling, namun setelah melirik pada Yuliana, dia segera mengalihkan matanya, wajahnya menjadi merah dan terbatuk sekali, bahkan napas pun berubah menjadi sedikit berat. Wirianto tidak menyangka kulit putih Yuliana yang terkena uap panas akan begitu memikat orang.
Melihat keadaan Wirianto, Yuliana juga tidak bisa menahan wajahnya yang menjadi merah, lalu berkata : “Harusnya kamu tidak memilih untuk sauna, perasaanku saat ini benar-benar tidak bisa……”
“Aku tahu.” Wirianto mengangguk : “Aku tidak akan melakukan apapun yang tidak ingin kamu lakukan sekarang, aku keluar dulu saja.”
Yuliana segera mengangguk, berpaling, menunggu Wirianto sudah keluar, baru menghela napas. Mengalami suasana yang canggung tadi, Yuliana seorang diri juga tidak berendam lama, buru-buru keluar dari kolam sauna. Keluar dari kolam, Yuliana dalam balutan jubah mandi berjalan ke ruangan kecil di samping tempat sauna, dan mendapati Wirianto duduk di samping meja makan, pelan-pelan mengupas daging kepiting. Melihat Yuliana duduk di sampingnya, Wirianto mengambil daging kepiting yang sudah dikupas dan menaruhnya di depan Yuliana : “Coba bagaimana rasanya?”
Yuliana mengunyah sepotong daging kepiting, segera mengangguk : “Rasanya sangat segar dan manis, aromanya enak, bisa menjadi titik penjualan wisata. Orang Tiongkok sangat suka makan, tidak peduli lapisan masyarakat apapun, selalu makan kemanapun perginya, pergi ke tempat baru, pasti akan bertanya, ada makanan enak apa, menggunakan makanan bisa menarik orang senegeri. Namun harus melihat rencana kamu yang akan datang ingin membuat objek wisata ini dengan kualitas seperti apa. Jika ingin menjadikan dia barang yang sangat bermutu, harusnya ada restoran yang berkualitas tinggi……”
Sampai di sini, Yuliana angkat kepala dan melihat Wirianto yang sedang tersenyum, Yuliana segera menutup bibirnya, bertanya dengan suara kecil : “Apakah aku sudah sok tahu? Hal-hal semacam ini harusnya kamu tahu kan, aku malah pamer di depanmu……”
“Tidak, apa yang kamu katakan itu bagus. Aku suka kamu mengusulkan saran untukku. Juga bukan sok tahu, aku jarang keluar untuk berlibur, juga tidak tahu perbandingan dengan objek wisata lain dan bagian mana yang harus diperbaiki, kamu boleh memberikan aku saran sebanyak mungkin.” Sambil bicara Wirianto mengangkat tangan dan menunjuk ke kolam : “Kalau di tempat sauna? Apa ada yang perlu diperbaiki?”
Yuliana segera menoleh pada Wirianto : “Di tempat sauna lumayan, suhu air cukup, sehabis berendam terasa sangat nyaman. Tapi kalau suhu airnya disesuaikan lebih bagus lagi, kalau setiap kali harus memanggil pelayan ada sedikit repot. Banyak orang kalau berlibur ingin mencari suatu tempat, tidak ingin berhubungan dengan orang lain, kalau bisa memberikan mereka satu ruang pribadi, agar lebih banyak waktu untuk diri sendiri, harusnya akan membuat orang menjadi lebih senang dan puas. Tetapi, ada keluarga yang membawa anak kecil, yang berarti tingkat kebebasan juga sedikit berbahaya, kemungkinan terhadap fasilitas keamanan harus diperkuat.”
Wirianto tersenyum sambil mengangguk : “Cukup bagus, masih ada furnitur, lalu apa lagi yang kurang?”
Yuliana segera berkata : “Terlalu condong ke model Jepang, tidak cocok dengan pulau kecil ini, rasanya seperti pergi ke Jepang, dan bukan pulau kecil dengan bahasa Perancis sebagai bahasa resmi……dan kursi ini……”
Yuliana dengan serius mengatakan masalah yang dilihat olehnya pada Wirianto, tidak terasa sudah hampir setengah hari. Menunggu saat Yuliana sadar, dia sudah makan lumayan banyak seafood yang ada di atas meja. Yuliana tidak bisa menahan kernyitan dahinya, menatap Wirianto : “Aku, aku makan terlalu banyak, juga bicara banyak, apakah benar?”
Wirianto menatap Yuliana dan penuh senyum berkata : “Kalau dilihat dari sisi hati, kondisi kamu saat ini sangat baik, aku suka mendengar kamu bicara. Ayo pergi, aku bawa kamu ke pantai, kamu boleh lanjut memberikan saran untukku.”
Yuliana menyesap sudut bibirnya, mengikuti Wirianto dari belakang dan berjalan keluar. Saat ini tepat sekitar jam tiga jam empat sore, pasir di pantai barusan dijemur oleh matahari siang yang terik, baru menyisakan rasa sedikit hangat, pijakan kaki di atasnya, terasa hangat yang lembut, semuanya begitu pas dan tepat.
Air laut menyapu lembut punggung kaki Yuliana, lalu mundur kembali dengan rasa rindu tanpa batas.
Yuliana tidak bisa menahan dan tersenyum, lalu berkata : “Saat ini rasanya enak, laut besar ini sungguh lembut.”
Wirianto menggandeng tangan Yuliana, sambil tersenyum berjalan ke samping Yuliana : “Mengenai di sini, kamu tidak ada saran?”
Yuliana menggeleng : “Di sini sangat sempurna, malam tiba, sekeluarga bisa ke sini untuk memanggang. Hanya saja harus waspada dengan nyamuk pantai, sungguh garang. Waktu kecil, papa membawa aku dan Sally juga Fenny pergi memanggang, dia digigit sama nyamuk……”
Sampai di sini, mendadak Yuliana berhenti sejenak, dia tidak menangis, hanya menundukkan kepala, dengan mata merah dan sambil terisak-isak berkata : “Terima kasih, Wirianto, terima kasih kamu telah menemaniku.”
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeThe Richest man
AfradenAdore You
ElinaYama's Wife
ClarkCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia