Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 400 Terus Menuju Ke Depan

Yuliana Jian tertawa dan memiringkan kepala untuk kembali mengecup bibir Wirianto Leng, lalu berkata: "Baiklah, aku tunggu kenangan yang lainnya."

Mendengar perkataan Yuliana Jian, Wirianto Leng tertawa dan mmebungkukan badan sambil terus melumat bibir Yuliana Jian, lalu berkata: "Aku akan berusaha keras."

Yuliana Jian tertawa dan mengalungkan tangannya di leher Wirianto Leng sambil menganggukan kepala.

Saat hari mulai merekah terang, Yuliana Jian membuka matanya, dia mengangkat kepalanya, dan bisa melihat sinar matahari menembus masuk melalui jendela mobil, dia pun tersenyum dan mengguncang tubuh Wirianto Leng yang berbaring di sebelahnya: "Cepat bangun, hari sudah terang."

Wirianto Leng tampaknya sudah tertidur dengan sangat lelap, setelah diguncang beberapa kali oleh Yuliana Jian, barulah dia membuka matanya perlahan, dan melihat ke luar jendela. Kemudian Wirianto Leng juga tersenyum, menganggukan kepala, dan berkata dengan suara rendah: "Iya, hari sudah terang."

"Karena hari sudah terang, maka kita seharusnya bangun lebih awal." Yuliana JIan tertawa dan mendekat lalu berbisik di telinga Wirianto Leng: "Jika nanti-nanti, sebentar lagi akan ada paman dan bibi yang melakukan senam pagi di sini, nanti jika mereka melihat kita seperti ini, pasti akan sangat terkejut."

Wirianto Leng tertawa dan mengecup bibir Yuliana Jian, dan mengangguk perlahan: "Baiklah kalau begitu, sekarang juga kita pergi. Hanya saja kemana tujuan kita setelah ini?"

Yuliana Jian tertawa dan mengangkat tangannya, lalu menunjuk ke depan dan berkata: "Sederhana sekali, kita tidak perlu banyak berpikir, terus saja ikuti jalan menuju ke depan. Kemanapun juga boleh, lagipula ada orang yang mengikuti kita, kita juga tidak akan hilang, jadi jalan saja sembarangan, mungkin kita akan menemukan suatu tempat yang menarik?"

Wirianto Leng tertawa dan menganggukkan kepala: "Baiklah, lalu aku yang menyetir mobil?"

Yuliana Jian tersenyum dan memiringkan kepalanya, dia melihat ke arah Wirianto Leng dan bertanya: "Mengapa? Kamu tidak mempercayaiku?"

Wirianto Leng mendekati Yuliana Jian, dan berkata dengan suara rendah: "Bukan seperti itu, hanya saja kemarin kamu terlalu lelah, aku ingin kamu istirahat baik-baik di kursi belakang."

Yuliana Jian tertawa dan mengangguk: "Karena kamu berkata seperti itu, aku memang masih merasa sedikit lelah, aku akan tidur sebentar lagi, jadi aku serahkan padamu ya, suamiku yang sempurna."

Wirianto Leng tertawa dan menyahut: "Beberapa hari ini kamu terus yang menyetir, sekarang gantian aku yang menyetir."

Setelah mengatakannya, Wirianto Leng mengecup bibir Yuliana Jian dan menambahkan: "Kalau begitu istirahatlah baik-baik."

Saat Wirianto Leng bersiap untuk bangkit berdiri, Yuliana Jian mencegahnya dengan menarik lengannya. Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan alis berkernyit, lalu berkata pelan: "Jika kamu melihat pemandangan yang indah, kamu harus membangunkanku, aku sangat takut melewatkan pemandangan yang bagus. Aku sudah banyak sekali melewatkan pemandangan indah, jika terus melewatinya, aku akan merasa sangat menyesal."

Wirianto Leng mengecup ringan bibir Yuliana Jian, dan menjawab: "Tenang saja."

Setelah itu, Wirianto Leng menyelimuti Yuliana Jian dengan sebuah selimut, lalu duduk di kursi sopir, dan menyalakan mobilnya. Yuliana Jian yang berbaring di kursi belakang pun kembali memejamkan matanya, dan perlahan mulai terlelap. Saat terbangun, dia melihat lautan bunga berwarna kuning di luar jendela, dan Wirianto Leng sudah tidak ada di kursi sopir.

Karena Yuliana Jain mengenali Wirianto Leng, dia tahu Wirianto Leng pasti tidak akan mungkin meninggalkannya seorang diri dan pergi begitu saja. Yuliana Jian tidak merasa panik sama sekali, dan mengucek matanya lalu turun dari mobil. Begitu turun, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang sudah mempersiapkan sebuah oven, dan sedang membakar sesuatu. Menyadari Yuliana Jian sudah turun dari mobil, Wirianto Leng serentak menoleh dan menatap Yuliana Jian lalu bertanya: "Bagaimana? Sudah bangun?"

Yuliana Jian tertawa dan berjalan mendekat, lalu memeluk Wirianto Leng dari belakang dan bertanya: "Kapan kamu mempersiapkan semuanya ini? Seingatku sebelumnya di dalam mobil tidak ada oven dan juga bahan-bahan ini, apa kamu mempersiapkannya diam-diam?"

Wirianto Leng tertawa dan menjawab: "Aku hanya menelepon meminta bantuan sedikit, dan ada orang yang mengantarnya ke sini. Bagaimana? Tidurmu nyenyak?"

Yuliana Jian mengangguk perlahan, dan tersenyum lalu menjawabnya: "Cukup baik, kualitas tidurku tidak buruk."

Setelah itu, Yuliana Jian menoleh ke arah lautan bunga berwarna kuning itu, lalu berkata: "Ladang cabbage youcai ini sungguh sangat indah, dulu saat aku masih tinggal di desa, ada orang yang menanam tanaman ini juga, saat musim bunga, akan ada banyak murid kesenian yang datang untuk membuat sketsa, sekelompok siswa akan datang berkelompok dan bercanda tawa dengan riang."

"Mm...." Wirianto Leng menyahut dengan suara rendah.

Yuliana Jian yang mendengar perkataan Wirianto Leng merasa ada sesuatu yang aneh, lalu menoleh menatap Wirianto Leng, lalu tersenyum dan bertanya: "Kamu kenapa? Mengapa sepertinya tidak bersemangat begitu? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?"

Wirianto Leng mengernyitkan dahi, lalu menggelengkan kepala: "Tidak ada, aku hanya tiba-tiba teringat akan suatu hal yang buruk."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dengan curiga, lalu menatap Wirianto leng dan bertanya: "Hal yang buruk? Bagaimana bisa ada hal yang buruk? Kamu bisa mempunyai kenangan yang buruk apa tentang bunga? Apa kamu punya alergi bunga? Mengapa aku tidak ingat kamu punya gejala seperti itu? Apa aku begitu tidak bertanggung jawab, bahkan aku sampai tidak tahu bahwa suamiku punya alergi terhadap bunga? Kamu jangan berkata seperti itu kepadaku, aku akan bertanggung jawab."

Wirianto Leng tertawa dan menggelengkan kepala: "Tidak ada, hanya saja saat kamu mengungkit tentang siswa, aku teringat akan seseorang yang membuatku tidak senang."

Yuliana Jian mengernyitkan dahi: "Membuatmu tidak senang? Kamu mengapa? Apa kamu punya pandangan buruk kepada siswa? Tidak suka siswa kesenian? Meskipun terkadang mereka melakukan hal secara mandiri, tapi juga sangat menarik."

"Oh? Iyakah?" Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dengan alis berkernyit, sebuah ekspresi buruk terlukis di wajahnya.

Yuliana Jian yang melihat ekspresi wajah Wirianto Leng, memiringkan kepalanya, dan bertanya dengan curiga kepada Wirianto leng: "Tidak tidak, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku, beritahulah kepadaku ada apa sebenarnya, bocah tengil seperti apa yang membuat Presdir Besar Leng kamu ini menjadi murka, dan membuat Presdir Besar Leng kami ini membencinya ketika mengingatnya?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian: "Kamu sungguh sudah lupa?"

Yuliana Jian mengangguk: "Tentu saja aku lupa, ada masalah khusus seperti apa? Aku pasti akan mengingatnya bukan?"

Wirianto Leng menggelengkan kepala, lalu menghela nafas panjang: "Sebenarnya bukan masalah khusus juga, kamu tidak perlu mengingatnya. Sudahlah, karena tidak bisa mengingatnya, lupakan saja tentang hal ini, lagipula dia juga seseorang yang tidak pantas untuk diungkit lagi."

Yuliana Jian tertawa dan menatap Wirianto Leng: "Tidak benar, pasti ada sesuatu yang membuatmu mengingatnya sampai sekarang, kamu tidak menyembunyikan dariku tentang seorang mahasiswi cantik yang menggodamu bukan?"

"Bukan aku, tapi kamu!" Wirianto Leng mengernyitkan dahi dan menatap Yuliana Jian: "Jangan-jangan kamu sungguh sudah lupa, saat kamu masih di desa, ada seorang murid laki-laki yang terus menerus mengejarmu."

"Mengejarku?" Yuliana Jian mengernyitkan dahi, kemudian tawanya pun meledak, dia mengangguk dan menyahut: "Setelah kamu ingatkan, aku barru teringat olehnya, tidak mungkin, kamu terus mengingat hal seperti itu sampai sekarang? Kamu sungguh mudah sekali merasa cemburu."

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu